3

465 12 0
                                    

Anyeong

Jangan lupa vote dan komen:).

•••••••••••••

"selesai" girang Zia setelah menyelesaikan belajarnya.
Ia berdiri dari duduk nya lalu keluar kamar menuju dapur untuk makan malam.

Di dapur sudah ada Jihan dan bi Sri asisten rumah tangga yang menyiapkan makanan.

Zia menarik kursi lalu duduk.

"Papa belum pulang mah" tanya Zia pada Jihan.

"Udah, sekarang papa lagi mandi"
Jawab Jihan.

Zia meganggukkan kepala nya setelah mendengar jawaban dari Jihan.

"Udah selesai nyonya, kalo gitu bibi ke belakang dulu ya" ucap bi Sri.

"Bibi sini aja makan bareng Sama kita" ucap Zia

"aduh non, gak enak sama nyonya dan tuan kalo bibi makan disini"

"Boleh kan mah kalo bibi Sama mang Tejo makan bareng sama kita" tanya Zia pada bunda Jihan.

"Boleh kok" jawab mama Jihan.

"Tuh kan. Mama bolehin kok"

"Tapi non" ucap bi Sri.

"Udah gak papa kok bi, sekarang bibi panggil mang Tejo biar makan bareng kita" ucap Jihan supaya bi Sri memanggil mang Tejo suami bi Sri di depan teras rumah.

Selang beberapa menit Bu Sri datang bersama mang Tejo. Menarik kursi lalu duduk dengan bi Sri di depan Jihan dan mang Tejo di depan Zia. Dama datang lalu duduk di samping bunda Jihan.

"Udah rame aja" ucap papa dama.

"Iya, pa. Gapapa kan pa, kalo bi Sri Sama mang Tejo makan bareng sama kita" ucap Zia.

"Iya, gapapa kok. Ayo mang bi ga usah sungkan anggap aja rumah sendiri"

"Iya tuan" jawab bi Sri dan mang Tejo bersamaan.

Mereka segerah makan dengan hikmat. Tidak ada yang berbicara hanya ada suara detingan sendok dan  piring. Mereka memang memiliki aturan makan. Saat makan tidak boleh satupun yang bersuara.

Selesai makan. Zia, mama Jihan dan papa dama bersantai di ruang tamu sambil menonton sinetron kesukaan mama jihan.

Beberapa menit Zia bosan menonton dan akhirnya pergi ke kamarnya.

"Ma, pa. Aku ke kamar dulu ya"

"Iya sayang" jawab papa dama. Jihan tidak menjawabnya karena masih pokus menonton.

Zia pergi ke kamar. Sesampainya di kamar, Zia merebahkan tubuhnya di kasur nya. Ia ga tidur hanya saja berbaring di kasur dan berkhayal apa saja yang dia inginkan. Ia kaum rebahan. Sebelum tidur hukumnya wajib berkhayal.

Setelah beberapa menit Zia bosan dan memilih membaca novel.

••••••••••

Brum Brum Brum

Al memainkan gas motor nya di garis start. Suara gas motor sangat nyaring di arena balap. Sorakan riuh penonton sangat ramai saat ketua geng terbesar sedang memainkan gas motor nya.

Al di garis start dengan menaiki motornya sambil memainkan gas motornya. Ia sedang menunggu lawan nya yang belum datang.

"Anj, si vares mana sih" kesal Noval karena lawan al yang sampai sekarang belum datang.

QUEENZIAWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu