2. Kebelet Nikah

2.1K 186 16
                                    


"Farrel, temenin gue nanti, ya?"

Farrel sedang menyantap makanannya sambil menonton televisi. Diganggu oleh Nanda setiap hari bukan hal baru baginya.

Dia menoleh ke arah kiri waktu Nanda sedang berdandan. "Mau tidur. Hari minggu malah diajak keluar."

"Gue pergi bareng cowok nih."

Bukan cemburu, tapi Nanda adalah wanita paling bodoh yang pernah dia kenal. Wanita itu bahkan seringkali tertipu oleh pria. Tapi tidak menyadarinya juga. Mudah sekali mengatakan kalau dia akan pergi dengan seorang pria. Sementara Farrel yang mendengarnya agak sedikit khawatir mengenai rencana Nanda.

"Lo mau ke mana?"

"Beli baju."

"Baju lo banyak."

"Nggak ada, itu-itu doang."

Farrel berdecih saat mengetahui wanita itu akan membeli pakaian. Memangnya lemari Nanda masih muat menampung baju-baju wanita itu? Farrel juga tidak lupa, hampir setengah lemarinya dikuasai oleh pakaian Nanda.

Dia masih makan dengan santai. "Baju lo udah banyak, Nan. Lemari gue yang meledak sama baju lo."

"Ya elaaah, itu kan namanya numpang."

"Tapi nggak harus kan dalaman lo juga lo taruh di atas baju gue? Nggak ngotak amat."

Nanda menyengir waktu disalahkan. Bukannya merasa bersalah dengan apa yang sudah dilakukan oleh wanita itu. "Gue denger dari nyokap gue sih, katanya lo mau dijodohin?"

"Kan gue udah pernah cerita."

"Baguslah, gue bisa nikah kalau lo udah nikah nanti."

Walaupun sekarang wanita itu selalu bersamanya. Tapi mengenai rencana mereka berdua yang akan berteman, entah pasangan masing-masing akan mengerti atau tidak di kemudian hari. Nanda itu sangat cantik, bahkan sekelas mantan-mantan Farrel pun masih kalah. Dia pandai merawat diri, akan tetapi memiliki minus yang sampai saat ini membuat Farrel kadang murka.

Wanita ini sembarangan.

Sembarangan dalam arti memilih pasangan. Yang penting memiliki pacar, tidak peduli bagaimana rupa pria itu. Atau sifatnya yang jahat sekalipun akan Nanda terima. Sampai Farrel harus mengaku sebagai pacar bohongan wanita itu jika dia mengenal salah satu orang yang menjadi kenalan Nanda.

"Rel."

"Hmm?" pria itu hanya menyahut seadanya karena sambil makan. Nanda juga selesai berdandan di sebelahnya.

"Hmm, lo nafkahin gue ya?"

"Nafkahin, lo kayak bini gue aja minta dinafkahin."

"Sepeser pun Papa gue nggak ngasih duit. Katanya gue kudu nurut buat dinikahkan."

Tapi kalau dia ketahuan memberikan uang kepada Nanda, jelas itu akan jadi masalah besar juga nanti padanya dan juga orangtua Nanda. Sementara Farrel juga sedang berusaha untuk menjaga jarak dengan kedua orangtuanya wanita itu. "Gue khawatir orangtua lo tahu soal gue kasih duit."

"Nggak bakalan. Mereka kan sering kasih gue duit banyak banget dulu. Nanti gue bilang gue nabung."

"Lo nggak kerja aja gitu di perusahaan Papa lo?"

"Kan gue udah pernah, 2 hari di sana. Ternyata capek banget."

Dia memicingkan matanya, dua hari bukan waktu yang lama untuk bekerja di sana. Tapi wanita itu sudah mengeluh mengenai pekerjaannya. Sedangkan Farrel juga khawatir tentang orangtuanya yang meminta agar dia menjauhi Nanda.

Sahabat Jadi PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang