Dunia baru avaska

95 9 1
                                    

Semua mata kini mengarah ke Naura "siapa Nau?" Tanya Indira.

"Bokap gue"

"Kenapa?" Tanya avaska singkat.

"Perusahaan di Melbourne bermasalah, Daddy gak bisa ninggalin Indonesia karna perusahaan di sini lagi berkembang dan bang Devan juga gak bisa karna kuliah nya bang Devan udah mau selesai".

"Terus" kini Alfi bertanya

"Ya Daddy nyuruh gue buat ke Melbourne" balas Naura

"Lo ngurus perusahaan?" Giliran ila bertanya.

"Gue sama bang Devan udah belajar bisnis dari SMP" jawab Naura seadanya.

"Wihhh hebat banget si buk bos, lah gue masih pusing mikirin matematika" ujar Alfi

"Terus Lo mau ninggalin gue?" Tanya avaska

"Nanti kita bahas, Lo pada gak pulang udah sore ini, masih pakek seragam sekolah juga" ujar Naura

"Yaudah kita pamit dulu, kalo ada apa apa Lo bisa ngehubungin kita" balas Tama bangkit dari duduk nya di ikuti yang lain.

"Dadah neng geulis, aa' pulang dulu ya" ujar Alfi genit

"Ku tunggu janda mu" tambah Rizky mengedipkan matanya.

"Bunuh aja bos bunuh" kompor Rifan melihat raut avaska.

"Diem Lo panci koreng!" sentak Alfi.

"Pulang sendiri atau gue pulangin Lo bertiga" ujar Tama yang sudah berada di luar pintu.

Dalam sekejap mereka ngacir keluar dari ruangan itu, tak ingin menjadi samsak dadakan.

Di ruangan kini hanya tersisa Naura dan avaska "mau keluar?" Tawar Naura

"Kemana?"

"Jalan jalan aja keliling taman rumah sakit"

"Boleh"

"Yaudah bentar ya, gue cari kursi roda dulu" ujar Naura melangkah keluar ruangan.

Selang beberapa menit Naura kembali memasuki ruangan avaska dengan mendorong kursi roda di tangan nya.

Suasana taman rumah sakit lumayan ramai, mungkin karena semua orang bosan terus berada di ranjang mereka.

Naura terus mendorong kursi roda avaska pelan, menikmati udara sore hari ini.

"Lo mau ninggalin gue Nau?" Tanya avaska tiba tiba.

"Yakali gue ninggalin Lo" jawab Naura "jadi istri durhaka dong gue" lanjut nya

"Katanya Lo harus ke Melbourne, jadi otomatis Lo ninggalin gue kan" ujar avaska lagi.

Naura berhenti mendorong kursi avaska, ia melangkah ke depan avaska, berjongkok menyamakan tingginya dengan avaska lantas meraih tangan kiri avaska yang di perban.

"Daddy minta bantuan gue, Daddy di sana juga punya tangan kanan, tapi bakalan lebih mudah kalo gue yang ke sana, Daddy gak maksa gue, karna Daddy tau kalo gue udah sepenuh nya tanggung jawab Lo"

Naura menghela nafas pelan sambil tersenyum ia melanjut kan ucapan nya "gue bakalan nolak permintaan Daddy kalo emang lo gak membaik sampai lusa"

"Kalo lusa gue udah sehat?" Avaska bertanya.

"Kita pergi bareng"

Avaska tersenyum, ternyata menikah di usia muda tak seburuk yang ia pikirkan.

"Lo mau makan apa malam ini?" Tanya Naura

"Apa aja boleh"

"Yaudah sekarang kita masuk, gue mau cari makanan dulu"

Avaska mengangguk mengiyakan, Naura lantas berdiri kembali mendorong kursi avaska memasuki area rumah sakit menuju ruangan nya.

AVASKA/ Couple dangerous Where stories live. Discover now