Part 45

263 17 2
                                    

Hai guys i'm back 🤗


" Tidak ada yang lebih nyata dari topeng yang kita buat untuk menunjukkan siapa kita sebenarnya dan Topengku hanya akan ku buka saat di hadapan orang tersayang saja "

~ Dzaki Aydan Makarim ~





Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.








Setelah lelah berkeliling, Naila dan Dzaki pun akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah. Karena hari juga semakin sore dan sebentar lagi akan berganti malam.

Sebelum pergi ke parkiran, Dzaki memberi tahu ke kedua bodyguard nya bahwa mereka akan pulang setelah ini.

Sesampainya di dalam mobil, Dzaki mengecek terlebih dahulu, apakah kedua bodyguard nya itu sudah masuk ke mobil mereka masing-masing atau belum. Dan memastikan bahwa tidak ada yang membuntuti mereka dari tempat tersebut.

Di rasa aman, Dzaki pun menghidupkan mobilnya, lalu pergi menjauh dari tempat tersebut.

Kedua bodyguard yang berada di dalam mobil itu, sebenarnya sudah sedikit gelisah saat tau jika anak dari majikannya itu pergi ke bukit, karena ada sesuatu yang mereka takuti.

Selama di perjalanan entah kenapa suasana mendadak mencekam, Dzaki yang awalnya seperti bahagia mengajak Naila keluar dengan nya. Kini raut wajah itu berubah seperti orang yang kesetanan. Laju mobilnya pun sangat kencang, apalagi sekarang jalan tidak begitu ramai dan itu membuat Dzaki menambah kecepatan laju mobilnya lagi.

Melihat Dzaki yang seperti itu, membuat Naila ketakutan. " Kak! " Naila reflek mencengkram lengan Dzaki kuat.

" Kak! Sadar kak! Kakak kenapa?! Kakak jangan kayak gini kak! " Naila semakin kuat mencengkram erat lengan Dzaki, hingga membuat sedikit kemerahan di lengan Dzaki karena cengkraman tangan Naila.

" KAK! KAKAK DENGAR NAILA GAK?! "

" KALAU KAKAK ENGGAK MAU DENGERIN NAILA, NAILA TURUN SEKARANG JUGA LOMPAT DARI SINI!! "

Naila sedikit meninggikan suaranya, karena sudah tidak tau lagi bagaimana caranya menghentikan Dzaki untuk tidak kebut-kebutan di jalan.

Naila yang sudah kalang kabut pun hanya bisa meringkuk dan menutup telinganya di kursi mobilnya.

Dzaki masih melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Namun, mobilnya melaju bukan ke arah komplek Bunda. Tetapi ke rumah kedua orang tuanya.

Kedua bodyguard yang mengawal mereka pun ikut terkejut melihat mobil Dzaki yang melaju dengan kecepatan tinggi. Mereka berusaha membuntuti Naila juga Dzaki. Namun, apalah daya, mereka terjebak di lampu merah dan entah kenapa tiba-tiba saja jalanan mendadak ramai yang menimbulkan kemacetan.

NAILA [On Going]Where stories live. Discover now