Part 22

406 25 2
                                    

Hai I'm back 🤗

Niatnya mau rutin update 2 hari sekali, kalo bisa setiap hari gitu. Tapi giliran mau nulis, di tengah jalan idenya hilang entah kemana 😭

Menurut kalian cerita ini kebanyakan konflik gak sih?

Konfliknya ringan tapi kan?

Aku takut cerita ku acak gitu, alurnya berantakan. Soalnya kadang aku masih bingung buat nentuin alur sama isi nya itu gimana 😔

Maafin ya kalau masih gak jelas gitu ceritanya 🙏🏼 maklumi aja, ini cerita pertama ☺️

So, tunggu apa lagi. Ayo baca!!

Jangan lupa vote 👍🏼







___________________________________________

" Kematian adalah bagian dari kehidupan dan tidak ada yang tahu kapan akhir itu akan datang " - Priyanshu Singh.
___________________________________________






___________________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Namun saat masih di pertengahan jalan menuju ruang IGD, Naila melihat seseorang yang tak asing baginya sedang duduk di kursi tunggu di depan ruang Jenazah?

Naila pun akhirnya mendekati seseorang itu. Sesampainya di sana, Naila berdiri di depan samping orang itu.

" Kak? " Ucap Naila.

Seseorang itu mendongakkan kepalanya, dari raut wajahnya sangat kentara bahwa ia sedang dalam keadaan sedih. Rambutnya yang acak-acakan serta Mata dan Hidungnya yang sudah memerah, meninggalkan bekas air mata di pipinya. " Naila? " Ucapnya lirih.

" Kakak kenapa ada di sini? " Naila bertanya seraya duduk di samping orang itu.

" Boleh Gue peluk Lo Nai? " izinya yang di angguki kepala oleh Naila.

Seseorang itu langsung memeluk Naila, menumpahkan seluruh air matanya di pundak Naila. Naila pun akhirnya membalas pelukan orang itu.

Setelah di rasa cukup orang itu pun melepaskan pelukannya. Menghapus sisa air matanya yang mengalir di pipinya.

" Kakak kenapa ada di sini? " Tanya Naila ulang dengan mengelus punggung tegap itu, Mencoba menenangkannya.

" Orang tua Gue Nai... Orang tua Gue meninggal " ucapnya lirih, menahan sesak di dadanya

" Innalilahi, yang sabar ya kak. Naila tau rasanya di posisi Kakak. Kalau boleh tau, penyebabnya apa Kak? "

" Mereka kecelakaan waktu mau pulang ke rumah, dari luar negeri "

NAILA [On Going]Where stories live. Discover now