10

296 39 6
                                    

"MOM SAVEL BERANGKAT YA!"

Savely sedang ada diruang tengah, hampir selesai mengikat tali sepatunya.

"IYAA SAYANG, HATI-HATI." Teriak Mommy dari dapur.

Selesai mengikat tali sepatunya, Savely beranjak dari tempat duduk seraya melangkah untuk keluar kearah ambang pintu.

Namun langkahnya terhenti, "kak Vel!"

Savely mendongak kearah tangga, "paan!?" tanyanya pada Ruto, adeknya yang sedang menuruni tangga.

Savely kebingungan melihat adeknya yang tidak menggunakan seragam sekolah melainkan Kaos oversize dengan jaket kulit, jelana jins, tas ransel yang digendong sebelah bahu saja.

Belom sempat menjawab, sang kakak sudah menyerobot duluan. "LO KOK GAK PAKE SERAGAM SIH? GAK SEKOLAH? WAHH GUE ADUIN MOMMY TAU RASA LO!"

"MOM! INI RUTO MAU BOL-"

Ruto langsung menutup mulut sang kakak menggunakan telapak tangannya, "kakak ku tersayang, tolong dengarkan jawaban adik paling ganteng mu ini terlebih dahulu sebelum mengadu pada mommy yaa!" ucap Ruto melembut-lembutkan suaranya.

Savely menepis tangan Ruto dari tangannya.

"Lo mau buat gue dead? hah!"

"Ya abisnya lo ngegas duluan sih! Gue kan belom jawab!" kesal Ruto sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"Lagian Lo ngapain belom pake seragam?"

"Hari ini gue ke Alaska, mau tanding basket."

"WHAT? kok bisa Lo tanding basket di Alaska? perasaan kemarin Lo gak ikut tanding kan? trus kenapa sekarang ikut?"

"Bisa lah, kan gue diminta sama kak Shaka buat gantiin posisi dia."

"Lah kenapa emangnya?" tanya Savely mengernyitkan dahi.

"Kak Shaka mendadak sakit, jadi gak bisa ikut, yaudah gue diminta buat gantiin dia."

Savely manggut-manggut, "emang Lo jago?" ucapnya menatap remeh Ruto yang hanya berniat menjahilinya saja.

"Dih! Asal Lo tau ya kak, selain cakep gue juga jago main basket, makanya banyak yang naksir sama gue." ucapnya menampakkan wajah sombongnya.

Savely menabok jidat Ruto, "najong kepedean banget jadi orang, bukan adek gue Lo, sana-sana pergi!" ucap Savely seraya mengusir adiknya dengan gerakan tangan.

Ruto berdecak, "emang bener kok, Lo aja yang gak nyadar! Bersyukur kek punya adek kek gue."

Savely merasa jijik melihat ekspresi Ruto saat merajuk, Savely tak bisa menahan tawa.

"Iya iya Lo ganteng, maaf ya selama ini gue gak sadar." Ucapnya dengan nada sedikit terpaksa namun mampu membuat Ruto tersenyum.

"Udah ah ayo! Lo mau telat? Bisa berabe kita kalo sampe ketinggalan bus." seru Savely, menarik tangan Ruto.

Ruto mencekal pergerakan kakaknya "Eh kak kita gak usah dianter sopir, berangkat sendiri aja, jadi biar bisa gas langsung ke Alaska."

"Emang boleh?"

Ruto mengangguk, "kemarin gue udah tanya sama kak Elang, katanya boleh."

"Lo pasti maksa?"

Ruto nyengir, "udah gue duga."

"Trus udah dapet izin dari mommy?" sambung Savely sedikit memiringkan kepalanya.

Ruto segera mengambil kunci mobil dari kantong celananya dan memperlihatkan pada kakaknya, seakan dia memberitahu bahwa dirinya diizinkan mengendarai mobil.

Sekolah SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang