07

276 37 6
                                    

Savely berjalan di koridor mengarah ke ruang basket.

Kakinya dihentakkan kelantai beberapakali, dirinya tak henti-hentinya mengumpati Vionie yang berada jauh di kantin sana dengan dua sahabatnya itu.

Tadinya setelah selesai menonton pertandingan basket, mereka berempat berencana kekantin untuk mengisi perut mereka.

Sedangkan Zui pergi menemui abangnya.

Baru saja tadi ruang basket Vionie bersikap manis padanya, eh gak lama malah dibuat kesal lagi pasalnya Vionie menyuruhnya mengambil lipstik yang tertinggal disana.

Mungkin ini karma karena Savely yang suka menajaili orang-orang makanya diberi sahabat yang juga suka membuat dirinya kesal.

"Vionie bangke, harus balik lagi kan gue."

"Mager banget elah, kalo bukan sahabat udah gue pites juga tu anak, untung sayang."

"Tapi tetep aja kesel, lagian rempong amat dah si Vio pake bawa-bawa lipstik segala, mana pake acara ketinggalan lagi."

"Situ yang kehilangan lipstik sini yang ribet."

Savely membuka pintu ruang basket sambil berdecak, tanpa berpikir lama Savely bergegas mencari lipstik itu namun belom juga ketemu.

"Lipstik bangke, dimana Lo? Gak usah nyusahin ya njeng." monolognya sambil sibuk berjongkok dan menelusuri lantai-lantai dengan matanya.

Bomm

Savely mendapat hadiah dikepalanya, bukannya senang dia malah terduduk dilantai sambil mengumpatinya. AKHH-

"Bola sialan!"

Savely memegangi kepalanya, memastikan tidak ada yang benjol. "Untung kagak benjol."

"SIAPA SIH YANG NGELEMPAR BOLA SEMBARANGAN!" ujarnya berteriak, masih dengan posisi yang sama.

Rasanya sedikit pusing setelah terkena bola basket.

Raka yang tadinya sedang fokus dengan bola basketnya kini teralih dengan teriakan cewek bar-bar itu.

Raka yang terkejut karena ada seseorang selain dia ditempat itu, langsung saja menghampirinya.

"Eh lo nggak papa?"

"Bodoh, lo pikir gue ngapain ndlosor dilantai kek begini? terdampar?" sautnya acuh.

Raka terkekeh, biasanya setiap cewek-cewek melihatnya dengan posisi yang lumayan berdekatan seperti ini langsung melting dan gugup, tapi Savely sepertinya berbeda dia malah memakinya.

"Yaa terus Lo ngapain disitu, hmm?" tanya Raka lembut.

Savely mendongak, "mau cari tikus..." sewotnya, " jatuh lah bego, pake nanya lagi."

"Lah kok bisa?"

"Banyak nanya anjr, orang mah kalo liat orang jatuh dibantuin ini malah ditontonin emang gue bioskop apa!"

Mood Raka yang tadinya sangat kacau entah kenapa sekarang mulai membaik karena ocehan cewek bar-bar yang dimatanya sangat lucu itu.

Raka menjulur tangannya untuk membantunya berdiri. "Sini gue bantu."

Savely menepuk tangan Raka menyingkirkan dari hadapannya, "telat, gue bisa sendiri."

Savely beranjak dari lantai sambil meringis karena pusingnya belom juga hilang.

"Dasar cewek, tadi minta dibantuin waktu dibantuin malah nolak." gerutunya sangat pelan seperti berbisik tapi apa daya telinga Savely sangat tajam.

"Lo bilang apa tadi?" ucapnya memberi jeda, "dasar cewek?" sambungannya mengulang perkataan Raka tadi.

Sekolah SebelahNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ