06

301 36 17
                                    

"Sa."

Savely masih sibuk melahap hampir setengah burger-nya, berbeda dengan Vionie yang sibuk dengan ponselnya.

Masih mengunyah segigit burger dimulutnya sambil menatap kesal Vionie yang sedari tadi memanggilnya namun tidak juga meluncurkan maksudnya.

"Sa."

"Saaaa."

"Savely."

"Vely Vely..."

"Oi oi, cewek, kuy.. kuy.."

Vionie menarik ujung bibirnya, dirinya sangat bahagia kalo soal membuat Savely menampakkan wajah kesalnya itu,

menurutnya komuk Savely sangat lucu jika sedang kesal.

Apa daya Savely yang mempunyai kesabaran setipis tisu, mau tidak mau dia harus berhenti mengunyah dan menanggapi sahabat mengerikannya ini.

"APA SIH NJENG."

Vionie terkekeh tanpa rasa bersalah telah mengganggu Savely yang tadinya sibuk mengisi perutnya.

"Gitu kek dari tadi! Punya mulut itu bukan buat ngunyah doang tapi juga buat nyaut kalo dipanggil orang, gak bisu kan lo!"

Nah kan giliran disautin malah ngomel-ngomel.

Rasanya Savely ingin bertumbuk dengan Vionie tapi kan gak lucu jika ada berita kalau kantin Alaska kemasukan singa dan serigala jadi-jadian yang saling mereog.

"Masalahnya gue kan lagi ngunyah Vi, kalo gue ngunyah sambil nyautin Lo yang ada gue keselek trus kalo gue mati disini Lo mau tanggung jawab!" Jawab Savely tak kalah ngegasnya.

"Dari tadi perut gue keroncongan gara-gara Lo juga, mumpung di kantin ya bagusnya makan biar kenyang kalo gue nyautin Lo yang ada gagal makan lagi gue." lanjutnya.

"Ya kan Lo bisa nyautin gue dulu baru ngunyah lagi, apa susahnya sih ngomong 'kenapa Vionie sahabat gue yang paling cantik?' gak nyampe sedetik kan, kek orang gak dikasih makan seminggu aja sekalian noh makan tuh meja biar kenyang." ucap Vionie menekankan kata 'kenyang'.

Memang dasarnya Vionie dan Savely sangat cocok disatukan dalam beradu mulut, sama-sama bermulut tajam, sama-sama gak ada yang mau ngalah.

"Gak nyampe satu detik mata mu!"

"Bodo amat! sekarang kita ke lapangan basket, tadi gue dichat Jiya, nyuruh kita ke lapangan indoor basket."

"WHAT THE HACK jadi Lo tadi manggil gue cuma buat ngomong begituan, anjir sih.. kalo gue gak nyaut kan Lo bisa langsung ngomong aja sih anjer, gue pikir mau nanya apaan!" sungut Savely.

"Bodo amat Savely jelek." ucap Vionie hendak meninggalkan Savely.

"Tunggu nyet!"

Savely beranjak dari kursinya dengan seperempat burger yang masih ada ditangannya, sedikit berlari agar langkahnya sejajar dengan Vionie.

Tepat berada disamping pintu lapangan indoor basket, langkah mereka terhenti.

"Vionie Graca.." suara bariton cowok itu mampu menarik perhatian seisi koridor termasuk pemilik nama tersebut.

Vionie menoleh kebelakang, entah apa yang terjadi pada dirinya tapi saat ini tiba-tiba dia merasa gugup saat melihat cowok yang tidak asing baginya berlari kearahnya.

Thero??

"Ke-kenapa?"

Cowok itu sedikit membungkuk seraya membisikkan sesuatu, tapi suaranya masih mampu terdengar oleh Savely.

Sekolah SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang