41. Tahun Baru, Pacar Baru(?)

842 153 55
                                    


Fajar menggelengkan kepalanya beberapa kali sambil menatap Thoriq yang duduk di hadapannya. Nasi padang di antara mereka berdua menjadi saksi betapa Thoriq lagi - lagi membuatnya tak habis thinking dengan jalan pikirannya.

"Kalau gue ikutan kesana mereka bakalan kena masalah pencernaan. Terus kinerjanya jadi terganggu. Gue bisa makan sama Lisa pulang kantor kaya biasanya."

Kira - kira begitulah jawaban Thoriq saat ditanya kenapa dia tidak mau gabung ke meja Lisa dan gengnya saat mereka kebetulan makan siang di saat dan di tempat yang sama. Padahal kalau Thoriq gabung kan Fajar bisa modus ngobrol sama Oya.

Tapi, mungkin itu lah salah satu daya tariknya Thoriq. Dibalik semua sikap menyebalkannya itu, Thoriq itu pribadi yang menarik tanpa harus banyak usaha. Dan Fajar akui dia adalah salah satunya yang terjaring 'pesona' Thoriq. But, wait ini tuh bukan in romantic way ya! Maksudnya dengan sikapnya yang kaya gitu, masih ada orang - orang yang rela bertahan di samping dia dan nerima dia apa adanya. Yang mana Fajar tidak bisa relate sama sekali. Menjadi outcast hampir separuh hidupnya membuat Fajar works hard for people to like him. To accept him. To put it in a simple way, let's say Fajar itu harus pencitraan dulu biar dia dipuja - puji orang sekitarnya. Selalu maintain hubungan dengan semua orang. Bahkan dengan orang yang sebetulnya selalu disumpah serapahinya kalau sedang sendirian. Perasaan kalau dia itu penting dan dibutuhkan somehow jadi candu baginya.

Dia paham kok kalau disukai itu akan selalu sejalan dengan dibenci. Tapi, kalau dia bisa mengurangi jumlah orang yang membencinya kenapa tidak? Ya kan?

"Tahun baru kemana bos?" Fajar membuka topik obrolan baru.

"Tidur." Jawab Thoriq seadanya.

"Sama Lisa?" Goda Fajar.

"Otak lo ya. . ." Thoriq hanya memelototi Fajar. Kemudian, melanjutkan scroll - scroll email-nya.

"Kalau gue jadi elo sih, Rik. Kali aja gue udah kena penyakit kelamin."

Thoriq mendengus pelan, lalu berkata, "Nggak perlu jadi gue bentar lagi juga udah."

See? Fajar is not as innocent as you thought he is

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

See? Fajar is not as innocent as you thought he is. One night stand and FWB are his thing. Tapi, sekalinya dia punya pacar, dia bakalan stick sama pacarnya kok. Tenang, brengsek - brengsek begitu Fajar punya prinsip.

"Sialan maneh!" Hanya itu yang bisa keluar dari mulutnya sambil terkekeh pelan.

"Tahun baru ini siapa lagi yang mau lo bungkus?" Tanya Thoriq straight to the kokoro.

"Gue mau serius nih! Mau cari pacar baru. Mulai capek kalau harus inget nama satu - satu. Maunya satu aja sekarang. Tapi, pas di hati."

"Bangsat emang."

"Gue rencananya mau nembak Oya nih! Menurut lo dia bakal nerima gue nggak? Anaknya nggak kebaca. Bingung gue!"

 Bingung gue!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lo coba aja. Tapi, kalau sampe jadian apes di dia sih."

"Lo jadi temen nggak supportive banget dah!"

"Gue cuma ngomong fakta. Emang menurut lo nggak?"

"Jadi menurut lo gue tembak apa jangan nih?"

"Terserah lo."

"Nggak asik lo! Nggak membantu sama sekali!"

"Bodo!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Menjelang tahun baru sampai tahun baru awal, biasanya adalah waktu tersibuk Fajar. Padahal masih seminggu lagi. Tapi, dm dan what'sapp-nya sudah ramai antrian ciwi - ciwi yang ngajak ketemuan. Mulai dari sekedar lunch bareng sampai you know what it means lah. However, tak satupun pesan - pesan itu dibukanya. Again, he wants something that isn't temporary. He wants Oya. Fajar belakangan merasa semesta sedang berusaha menyampaikan padanya, mungkin Oya adalah yang selama ini dicarinya. Sejak hari dimana Fajar menyaksikan Oya tetap berdiri tegak walau sudah digempur habis - habisan oleh Thoriq, he knew that she's one of a kind. Rasa kagum itu pun lama - lama berubah jadi lebih dari yang dia duga.

Senyum Fajar langsung mengembang saat ia menemukan Oya yang sudah berada di mejanya.

"Serius amat, Neng~" Ucap Fajar saat ia sudah berada di depan meja Oya yang kelewat serius dengan desainnya itu.

"Gue bingung ngakalin jendelanya, Mas. Mas Fajar ada ide nggak?"

Fajar mendekat untuk melihat gambar di monitor Oya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Fajar mendekat untuk melihat gambar di monitor Oya.

Anjing! Wanginya enak banget!

Gerutu Fajar dalam hati saat indra penciumannya menangkap bau parfum yang Oya pakai. Jadi gagal fokus kan?

"Ya. . ."

"Iya, Mas?"

"Gue ada ide."

"Oke. . Terus? Idenya apa?"







"Gimana kalau lo jadi pacar gue aja?"


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



Selamat malam semuanya :)
Dah ah gue kerja subuh wkwkw
Sekian dan terimaaji? Wkwkw
Ayooo apa Fajar diterimaaa? Ekwk

Much love

Iusernem

HER [BTS Local AU]Where stories live. Discover now