14. Never Ending Misunderstanding

1.3K 274 61
                                    


"Apa gue resign aja ya?"

Pernyataan Oya saat sedang lunch bersama girl squad plus Aji itu sukses membuat Lisa keselek es batu yang lagi dikunyah - kunyah di dalam mulutnya. FYI, Aji ikut karena selain dia adalah kembar siamnya Lisa, dia udah resmi jadi pacarnya Arin yak~ dan sejak pacaran Aji yang amat sangat clingy itu akan memanfaatkan setiap kesempatan yang dia punya untuk ketemu Arin, termasuk ikut gibah pas lunch bareng Lisa, Oya, Arin dan Kaka.

Sambil terbatuk - batuk karena keselek tadi, Lisa langsung menegak habis isi gelas es teh manisnya.

"Sayang nggak sih kalau lo resign?" Arin berkomentar.

"Lelah jiwa raga gue kerja sama bos lo itu, Rin." Keluh Oya. Diantara yang lain memang dia yang paling minim pengalaman kerja, ya wajar kerjanya masih sering dikritik sana - sini oleh Thorriq sih.

"Lo udah ada back up plan? Kalau udah ya mending lo lakuin apa yang bikin lo seneng. Daripada stres kaya si Buntut?" Ucap Aji sambil menunjuk Lisa yang duduk di seberangnya dengan dagu, sementara Lisa hanya mencibir mendengar ucapan Aji.

"Eh. . Gue ketinggalan gosip yang kemaren! Ceritain dong!" Kaka si anak finace pun memberi cue untuk memulai sesi gibah mereka yang topiknya sudah pasti kejadian Lisa yang diusir Thorriq waktu itu.

"Yaaaaah~ jangan bahas itu lagi dooong~ masih kesel gue kalau inget - inget itu!" Lisa menekuk bibirnya ke bawah. Walaupun Thorriq udah minta maaf, tapi tetep aja cuy, permintaan maafnya nggak ada tulus - tulusnya sama sekali.

"Eh bentar - bentar!!! Orangnya nelpon!" Arin menginterupsi obrolan sambil mengangkat panggilan masuk dari Thorriq.

"Halo Pak. ."

Dan entah untuk alasan apa mereka semua menahan napas sambil menunggu jawaban Thorriq, seolah - olah mereka kegep lagi gibahin atasannya itu.

"Rin, lo lagi sama Oya?"

Arin menjauhkan ponselnya sejenak dan menutup speakernya.

"Eh ini gue jawab apa? Hape lo nggak aktif, Ya?" Arin panik sendiri.

"Bilang gue nggak ada please! Please!!!" Pinta Oya sambil mengacungkan kedua telapak tangannya sambil mohon - mohon.

Arin pun kembali dengan ponselnya, "Oyanya lagi ke toilet, Pak."

"Oh. . Oke, kalau gitu tolong bilang ke Oya, desain galeri Bu Mila forward ke email gue, biar bisa gue review sebelum dikirim ke Mbak Hani."

"Iya Pak. . Nanti saya sampein ke Oya."

Karena merasa panggilannya sudah selesai, Arin pun kembali buru - buru meletakkan ponselnya, and little did she know, ternyata panggilan mereka masih terhubung, which means Thorriq dapat mendengar sisa gibah mereka siang itu. At least sampai 'Nggak punya perasaan banget sih tuh orang!' Terlontar dari mulut Lisa.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Cuaca Bandung yang cukup terik siang itu membuat Lisa memutuskan untuk membeli seplastik air mineral dingin yang nantinya akan dibagi kepada para pekerja yang sedang bekerja dibawah supervisinya.

Yup, ikut turun ke lokasi konstruksi memang salah satu bagian dari pekerjaannya, jadi tidak heran kalau kalian akan melihat Lisa berkeliaran dengan helm konstruksi di lokasi pembangunan.

Setelah memarkir motor salah satu pekerja yang dipinjamnya, Lisa masih dengan helm motor di kepalanya berjalan menuju beberapa pekerja di lantai dasar dengan dua kantong plastik besar di tangannya. Jangan remehkan tenaganya walau badannya kurus begitu, tapi Lisa tidak selemah kelihatannya.

HER [BTS Local AU]Where stories live. Discover now