Prolog Part 2

31 5 1
                                        

***Di dalam mobil menuju Perjalanan Pulang***

"Apa kamu baik-baik saja sekarang?" Profesor Hatama menatap Injun sambil menyetir.

" Iya, aku baik-baik saja!" ucap Injun.

Profesor Hatama menatap Injun dengan tatapan yang masih sedih, karena masih mengkhawatirkan kondisi Injun sekarang. tampang yang sangat kacau balau dimata Profesor Hatama, berpikir kalau Injun masih belum baik-baik saja, itu yang membuat Profesor Hatama sedikit gelisah.

"Apa kamu lapar? kita cari makan dulu, ya, sebelum tiba di rumah," ucap Profesor Hatama.

"Di rumah sakit tadi aku sudah makan banyak," ucap Injun.

"Kalau begitu, apa ada yang ingin kamu lakukan sebelum kita tiba di rumah?" tanya Profesor Hatama seraya tersenyum. Profesor Hatama mencoba untuk menghibur Injun.

"Profesor, apa kamu masih mengkhawatirkan aku? kamu tidak perlu menghiburku dengan tawaran seperti itu," ucap Injun seraya menatap Profesor Hatama.

"Tidak, hanya saja, kamu sudah lama tidak pulang bukan? apa kamu ingin jalan-jalan mengelilingi kota dan bermain sebentar? aku sudah lama tidak bermain dengan cucuku!" ucap Profesor Hatama seraya tersenyum.

"Aku bukan lagi anak kecil, tidak perlu melakukan hal begituan. doter tadi bilang, aku harus banyak istirahat bukan? Profesor fokus saja menyetir, kita langsung pulang ke rumah saja!" ucap Injun.

Ucapan Injun membuat Profesor Hatama sedikit merasa lega, karena melihat respon Injun sekarang. Profesor Hatama berpikir, kalau sepertinya Injun sekarang sudah baik-baik saja.

"Kalau begitu, apa yang ingin kamu lakukan kedepannya?" tanya Profesor Hatama.

"Entahlah, Aku belum memikirkannya," ucap Injun seraya menoleh ke arah luar jendela mobil.

Injun melihat ada baliho promosi sekolah untuk siswa tahun ajaran baru. lalu, Injun mengucap. "Aku ingin sekolah!"

"K-kamu Ingin sekolah?" Profesor Hatama kaget mendengar ucapan Injun, karena selama ini Injun tidak pernah sekolah.

"Iya," ucap Injun.

"Anak seusiamu seharusnya masuk SMA bukan? ohh iya, sekarang ini, tahun ajaran siswa baru, jadi... kamu ingin daftar di sekolah mana?" tanya Profesor Hatama.

"Entahlah, aku belum tahu, tapi aku tadi sempat melihat poster promosi SMAN nomor satu," ucap Injun.

"Ohh, SMA itu, ya?!" ucap Profesor Hatama.

"Apa kamu tahu tentang sekolah itu Prof?" tanya Injun.

"Iya, sekolah itu adalah SMA nomor satu unggulan di negara ini. yang mana isi sekolah itu, murid-muridnya seperti para elit, dan masa depan murid terjamin setelah tamat dari sana," ucap Profesor Hatama.

Penjelasan Profesor Hatama mengenai sekolah itu, membuat Injun merasa tertarik dengan sekolah itu. "Terdengar bagus, kayaknya cocok untukku!" ucap Injun.

Mendengar ucapan Injun, profesor Hatama beranggapan kalau Injun tertarik untuk bersekolah di sana. "Sepertinya Kamu tertarik dengan sekolah itu ya? apa kamu ingin daftar di sekolah itu?" tanya Profesor Hatama.

"Iya, aku mau daftar di sekolah itu," ucap Injun.

"Aku punya kenalan lama di sana, jadi aku akan meminta tolong kepadanya untuk mendaftarkan kamu di sana, jadi kamu tidak perlu repot-repot lagi!" senyum Profesor Hatama. 

"Iya, terima kasih Prof! maaf! jadi merepotkanmu," ucap Injun.

Dipertengahan pembicaraan mereka. Profesor Hatama tiba-tiba mengingat kenangan masa lalu kelam yang telah dialami oleh Injun selama ini. Perasaan Profesor Hatama sedih dan merasa bersalah mengingat kenangan itu.

"Maaf! dulu seharusnya aku tidak membiarkanmu pergi ke tempat itu, dan juga aku seharusnya melarang ibumu un-" Injun langsung melirik Profesor Hatama. "Tidak perlu meminta maaf dan merasa bersalah prof. tindakan ibu saat itu benar, karena tidak ada pilihan lain bagi kita selain rencana itu, aku sendirilah yang memutuskan untuk melakukannya! jadi itu bukan kesalahanmu Profesor," ucap Injun seraya menatap lurus kedepan.

"I-iya, kamu benar," senyum Profesor Hatama seraya menyapu air matanya.

***Di rumah Profesor Hatama***

Tiba di rumah. Injun dan Profesor Hatama turun dari mobil.

Profesor Hatama melangkah seraya mengajak Injun untuk masuk ke rumah. Ketika sudah di depan rumah, Injun berhenti seraya menatap rumah itu.

Injun merasakan suasana rumah itu sangatlah berbeda dulu dengan yang sekarang, nampaknya tidak cocok lagi bagi dirinya untuk menempati rumah itu. Injun melihat rumah itu nampak seperti kosong. Padahal rumah itu dulu ramai, seperti ada yang selalu menantikan kepulangannya.

"Benar ini rumahmu, Profesor?" tanya Injun.

Profesor Hatama bingung tidak mengerti yang diucapkan oleh Injun. Merasa singgung, profesor Hatama berpikir kalau Injun lagi sedang bercanda. 

"Aku tidak mungkin salah rumah, Injun!" ucap profesor Hatama.

"Benarkah? rumahmu terasa sangat berbeda sekali," ucap Injun.

Profesor Hatama sekarang peka apa yang diucapkan oleh Injun seraya menatapnya. Profesor Hatama mengerti perasaan Injun yang sudah lama tidak pulang kerumah. 

"Ah, benarkah?! tapi rumah ini tetap rumah yang dulu, kok," muram Profesor Hatama seraya senyum paksa.

"Begitu, ya," ucap Injun.

Aku melihat rumah itu terasa seperti asing bagiku. Dulu, setiap kali Aku berada di rumah ini, banyak kenangan bahagia yang dibuat bersama keluarga saat masa kecilku. Namun, pandanganku sekarang melihat rumah itu sangat berbeda sekali.

"Injun, ayo masuk! langit hampir mau gelap," ucap Profesor.

Injun masih diam berdiri dari tempatnya seraya melihat rumah itu. tidak mendengar yang diucapkan profesor Hatama. Profesor Hatama melangkah mendekati Injun. Lalu, tepat di hadapan Injun, Profesor Hatama memegang kedua pundaknya Injun.

"Ayo masuk kerumah, Injun!" senyum Profesor Hatama.

Injun merasakan sentuhan yang ada di pundaknya, membuat Injun langsung menatap Profesor Hatama yang telah berada di hadapannya.

"Iya, baiklah," ucap Injun.

Profesor Hatama merangkul Injun seraya mengucap "Selamat kembali ke rumah, Injun!" Lalu kemudian, mereka berdua melangkah masuk ke rumah.

Different LevelsWhere stories live. Discover now