56. Protagonis Wanita

2.6K 480 22
                                    

Beberapa saat yang lalu.

"Fiona, terima kasih banyak! Aku sudah bisa membayangkan, akan jadi seperti apa restoranku saat nanti mengikuti semua saranmu tadi!" Marchioness Lily tersenyum ceria. Beliau membaca-baca sekali lagi apa saja yang diobservasi Fiona pada restorannya, yang telah ditulis oleh si pelayan. "Pasti nanti bisa laris manis seperti milik Foxton!"

"Pujian Anda sungguh menyenangkan hati saya, Nyonya. Terima kasih kembali!" ucap Fiona seraya melakukan curtsy

Lily mengamati Fiona sejenak, sebelum akhirnya berkata, "Kau cerdas sekali, Nak. Dari mana ilmu pemasaran yang kau dapatkan itu?"

"Aaa-ah, itu ... aku belajar dari banyak tempat, Nyonya. Aku senang mengamati sekitarku, itu saja." Fiona berdalih. "Semua orang bisa melakukannya."

"Tetap saja, jarang sekali ada orang yang bisa mengambil ilmu dari pengamatan sekitar. Kau juga pandai memberikan saran-saran yang baik." Lily mengangguk-angguk. Ia tampak memikirkan sesuatu. "Apa kau memiliki rekening tabungan di bank? Aku ingin membayar jasamu."

"Rekening?" tanya Fiona tak mengerti. 

Tentu Fiona tahu apa itu rekening. Yang membuatnya bingung adalah, ia mengira dunia tanpa listrik seperti ini tidak ada teknologi semacam itu. Tidak pernah ada data seperti itu di cerita webtoon yang asli. Selama ini pun setiap menerima upah kerjanya, baik sebagai pelayan maupun karyawan restoran, yang diterima Fiona berupa lembaran mata uang chimpe dalam kantung kain saja.

"Ah maaf, aku lupa. Hanya bangsawan, pedagang, dan pemilik usaha yang terdaftar di serikat dagang yang bisa memilikinya," ucap Lily. "Andai kemampuanmu ini kau gunakan dengan baik dan membuka usaha dari sana, aku yakin kau akan sangat sukses."

"Membuka usaha, Nyonya?"

"Iya." Lily membuka lipatan kipas di tangan. Embusan angin segera menerpa wajahnya yang tersenyum. "Andai kau buka jasa konsultasi, pasti akan sangat laku di kalangan para pemilik usaha sepertiku. Sebaiknya kau memikirkan matang-matang usulku ini!"

***

Usai berpamitan pada Marchioness Lily, Fiona langsung melangkah menuju restoran rawon milik Lucas. Lokasi keduanya sama-sama ada di distrik perbelanjaan elite, hanya berbeda blok.

Rintik hujan turun perlahan membasahi jalanan kota Warwick. Aroma air bercampur debu jalan batu merasuki rongga hidung. Fiona merapatkan mantel, berharap air tidak masuk dari celah dan membuat gaunnya basah. Meski begitu, ia harus merelakan anak rambut yang menjuntai di depan telinga terkena tetesan.

"Mungkin benar perkataan Nyonya Lily tadi. Haruskah aku membuka usaha jasa konsultasi pemasaran? Hmm ... ." Fiona berpikir keras. Dengan membuka usaha, itu berarti ia bisa mendapatkan penghasilan secara mandiri, tanpa embel-embel nama Foxton lagi.

Aku harus meningkatkan lagi nilai diriku di masyarakat. Jadi pengusaha jasa sepertinya menarik.

Fiona tiba di depan gedung restoran Lucas. Bel berbunyi kala ia membuka pintu. Seorang stafnya menyambut dan membantunya melepaskan mantel. Fiona menoleh sambil tersenyum dan berkata, "Maaf, aku sedikit terlambat. Apakah Tuan Lucas sudah tiba?"

"Sudah, Nona. Itu, di sebelah sana." Si pelayan menunjukkan tempat Lucas berada. Fiona menoleh, dan mendapati bahwa rupanya pemuda itu tidak sendiri.

Seorang gadis jelita dengan rambut hitam panjang sebahu, tubuhnya terbalut gaun mewah dan riasan wajah yang menambah kecantikannya. Fiona tertegun. Ia mengenali sosok itu.

Itu ... Renata Basset, si protagonis utama wanita, kan? Kenapa dia bisa bersama Lucas? Apa mungkin, ia tidak menolak perjodohannya dengan Lucas? Jadi, cerita akan benar-benar melenceng dari alur yang asli?

Kedai Rawon di Isekai (TAMAT - Republish)Where stories live. Discover now