3🍁

1.4K 106 12
                                    

Malam itu sekitar pukul 8 malam, Saka sedang duduk di ruang tamu sambil bermain game di ponselnya. Ia mendengar suara klakson mobil dari depan rumahnya. Ia pun melihat ke arah jendela, dan ternyata itu adalah mobil papahnya. Ia lalu membuka pintu teras rumah dan berlari untuk membukakan gerbang supaya papahnya bisa memasukkan mobilnya ke halaman rumah.

Setelah mobil papahnya itu memasuki gerbang, Saka kembali menutup pintu gerbang rumahnya dan menguncinya. Ia menyusul sang papah yang sudah memarkirkan mobilnya ke dalam garasi. Terlihat papahnya itu keluar dari dalam mobil sambil menenteng tas kantor dan sekantung kresek berisi makanan yang baru saja papahnya itu beli dari luar. Saka membantu papahnya untuk membawakan tas kantornya dan berjalan memasuki rumah mengikuti sang papah.

"Maaf ya, papah pulangnya agak telat sedikit. Soalnya papah tadi ada lembur sebentar di kantor," ucap papah sambil meletakkan kresek berisi makanan itu ke atas meja ruang tamu.

"Hm," jawab Saka.

"Ini dimakan nih, Sa.. papah tadi mampir beli ayam bakar. Kamu belum makan, kan? Tadi siang makan pakai apa? Beli makan di luar apa gimana?" ucap papah.

"Siang aku ngga makan," ucap Saka.

"Terus kakak? Jangan-jangan kakak juga belum makan? Tadi siang minum obatnya lagi ngga? Sekarang kakak dimana?" ucap papah.

Saka terlihat tidak suka saat papahnya lebih banyak menanyakan kakaknya dibanding dirinya.

"Kakak ada di kamar. Tapi aku ngga tahu kakak udah makan apa belum dan minum obatnya apa belum tadi siang" ucap Saka.

"Kok ngga tahu? Sedari tadi kamu di rumah, kan? Kamu ngga kemana-mana kan seharian ini?" ucap papah.

"Dari tadi aku di kamar. Mungkin kakak udah ke bawah buat ambil makan terus minum obat waktu siang tadi," ucap Saka.

"Kenapa kamu ngga lihat kakak sesekali? Kalau kakak butuh bantuan kamu bagaimana?" ucap papah.

"Kakak ngga minta tolong tadi, berarti kakak bisa lakuin itu sendiri," ucap Saka.

"Ya sudah, kamu makan dulu ayam bakarnya. Jangan lupa cuci tangan dulu. Papah mau lihat kakak dulu di kamar," ucap papah.

"Hm," jawab Saka.

Papah lalu melepas sepatunya dan berjalan menaiki tangga untuk menemui putra sulungnya yang berada di kamarnya.

Papah mengetuk pintu Tama dari luar.

"Kakak? Sedang apa di dalam? Papah boleh masuk?" ucap papah dari luar kamar.

"Kak? Kak Tama?!" ucap papah dengan suara sedikit lebih keras supaya Tama mendengar suaranya.

"Iya, pah.. masuk aja! Pintunya ngga dikunci," ucap Tama dari dalam kamar.

Papah pun akhirnya membuka pintu kamar Tama dan terlihatlah Tama tengah berbaring di ranjangnya dengan posisi meringkuk. Ia terlihat memakai piyama panjangnya dengan berbalut jaket tebalnya sambil memeluk gulingnya seperti orang kedinginan. Papah lalu mendekat ke arah Tama dan langsung meraba dahi Tama dengan punggung tangannya.

"Kak, badan kamu panas sekali?! Ada apa, kak?! Kakak sakit?! Sejak kapan badannya panas begini, hm?!" ucap papah khawatir.

"Ngga pa-pa, pah.. besok juga pasti udah turun panasnya," ucap Tama.

"Ngga pa-pa gimana?! Kakak demam! Badannya panas banget! Tadi kakak makan ngga waktu siang? Udah diminum lagi belum obatnya tadi?" ucap papah.

"Udah, pah..," ucap Tama.

"Makan pakai apa? Ayah kan ngga masak hari ini?" ucap papah.

"Kakak ambil roti tawar lagi tadi," ucap Tama.

Kakak Sempurna Untuk Saka || JENO × JISUNG√Where stories live. Discover now