15. PATUT DICURIGAI

4 2 0
                                    

Jangan lupa vote dan ramaikan komentar!!

-

-

-

Memutuskan untuk menghadiri sidang pengadopsian Elvan, Andira izin untuk tidak masuk sekolah hari ini. Kedua sahabatnya juga ikut hadir di pengadilan, jika Andira tidak masuk sekolah maka keduanya juga tidak akan masuk, begitupun dengan Via maupun Gio. Kurang asik jika salah satu dari mereka tidak ada.

Andira duduk di samping Gina dan Elvan, gadis itu berada di tengah-tengah keduanya. Berusaha menerima apa yang akan terjadi, Andira harus berlapang hati untuk semua yang akan terjadi di tempat ini, hari ini juga.

"Mama tau, kamu pasti bisa," ucap Gina diangguki Andira.

"Bunda jangan sedih, kan ada Elvan di sini," timpal Elvan memeluk tangan kiri Andira dengan senyumannya. Andira semakin yakin, bahwa ini adalah yang terbaik.

"Makasih," ucap Andira tersenyum. Apapun konsekuensinya akan ia terima, yang terpenting Elvan masih bersama dengannya hari ini, dan akan menjadi semakin dekat dengan ikatan yang akan segera terjalin.

Ruangan yang awalnya hening, kini dibuat tegang. Hakim, pengacara serta jaksa-jaksa lainnya memasuki ruangan, pegangan tangan Andira pada Gina semakin menguat. Ia berjanji akan menerima segalanya dengan lapang dada.

"Sidang akan segera dimulai."

Brugh

"TIDAKK! SAYA TIDAK MENGIZINKAN SIDANG INI DIMULAI!" Teriakan itu sukses membuat perhatian satu ruangan teralihkan, bersamaan dengan suara pintu yang dibuka secara kasar. Seorang wanita dengan nafas terengah-engah berdiri di ambang pintu.

"Maaf sebelumnya jika kehadiran saya menggangu, sidang ini tidak bisa dilaksanakan. Saya tidak menerima hal ini," sambungnya berjalan masuk ke dalam ruangan.

"Atas dasar apa Anda berbicara seperti itu?" tanya seorang Hakim berdiri dari duduknya, menatap dari ujung rambut hingga ujung kaki. Hakim itu kemudian tersenyum tipis.

"Saya tidak mengizinkan sidang dimulai hari ini," ucapnya tegas dan tetap pada pendiriannya. Semua orang yang ada di ruangan ini dibuat penasaran dengan alasan yang akan diucapkan wanita itu.

"Atas dasar apa Anda berbicara seperti itu? Apa Anda seorang petinggi negara yang dengan kewenangannya ingin menghentikan sidang ini?" Pertanyaan yang terdengar berwibawa di telinga Andira sukses membuat seisi ruangan dipenuhi bisik-bisik.

Gina menyenggol bahu Andira. "Dia siapa sih? Ko berani banget pengen berhentiin sidang yang diputusin hakim," tanya Gina menjulidi. "Harga dirinya rendahan banget lagi."

Andira yang ditanya hanya diam tak menjawab ucapan Gina, karena ia juga tidak tau siapa sosok wanita yang berani menentang itu. Memangnya jika sidang ini terjadi, apa akan merugikan dirinya?

"Silahkan bicara Nyonya, saya membutuhkan kepastian Anda," ucap sang Hakim.

"Saya menentang sidang hari ini karena saya merupakan salah satu orang yang terkait dengan hal ini, tapi kenapa saya tidak diundang untuk hadir?" tanyanya. Dari raut wajah, sepertinya ia bukan manusia yang mudah mengalah.

"Tidak semua orang yang terkait dalam hal ini harus hadir di sini, kami mempunyai batas yang harus dipatuhi. Jadi Nyonya mungkin bukan orang yang harus hadir di sini."

Andira bangkit dari duduknya, ia memiliki firasat buruk. "Maaf jika sebelumnya saya menyela obrolan kalian, saya sebagai orang yang diwajibkan hadir di sini merasa keberatan dengan kehadiran Nyonya ini. Kami bahkan tidak mengenal Anda, siapa Anda sebenarnya? Saya yakin sekali Anda bukan berasal dari keluarga Aldenandra. Kenapa mencampuri urusan keluarga kami?" tanya Andira.

Ineffable [TERBIT]Where stories live. Discover now