8. MENCARI TAU

3 2 0
                                    

Jangan lupa vote and komen yaa😔

-

-

-

Bolos, merupakan aktivitas yang banyak dilakukan remaja di jam pelajaran. Alasannya cukup bervariasi, bahkan beberapa guru hampir kewalahan menghadapi sikap nakal murid-muridnya yang membolos.

"Buruan turun, Vi! Nanti ketauan Pak Bambang mampus lo!" teriak Gio menekan Via agar cepat turun dari tembok, ketiganya tengah melancarkan aksi bolos dari mata pelajaran kedua, saat bell istirahat berbunyi dan ruangan kelas kosong, Andira mengajak kedua sahabatnya untuk membolos.

"Sabar bangsat! Rok gue nyangkut ini!" sahut Via. "Jangan ngintip lo!" sambungnya saat sadar Gio berdiri di bawahnya.

"Siapa yang punya niat ngintip lo," ketus Gio sedikid menjauh dari tembok di mana Via duduk di atasnya.

"Bisa nggak, Vi?" tanya Andira, ia tak khawatir soal keadaan rok sahabatnya. Namun ia khawatir jika ketahuan membolos oleh Pak Bambang, guru BK yang galaknya minta ampun.

"Bentar, susah ini! Ada yang bawa gunting nggak?" tanya Via ditanggapi gelengan oleh kedua sahabatnya, bukannya membantu dirinya malah menunggu dibawah, teman laknat pikir Via berdecak.

"Sobek aja, lah! Lagian lo sultan tinggal beli rok yang baru!" titah Gio yang sudah jenuh menunggu Via di bawah. Perempuan memang ribet, menurutnya.

"Berisik lo! Gue cuman pake celana pendek, lo kira gue sudi pergi ke tempat banyak orang pake celana pendek?" cerocos Via kesal. Andira yang menyaksikan pertengkaran di antara kedua sahabatnya, hanya menggeleng kepala.

Andira meraih ranselnya, ia mengambil celana olahraga yang ia bawa di tasnya karena hari ini ada jam pelajaran olahraga, dan kebetulan ia tak menyimpan bajunya di loker.

"Sobek aja rok lo, gue bawa celana olahraga. Turun aja, langsung pake nih!" teriak Andira diangguki Via,

°°°

"Maaf sebelumnya, Bu. Kedatangan kita ke sini, karena pengen tau identitas asli Elvan. Mungkin Ibu punya beberapa informasi yang bisa bantu kita, kami kemari sebagai perwakilan dari seseorang yang ingin mengadopsi anak itu, beliau tidak sempat kemari karena sedang sibuk," jelas Andira membuka percakapan.

Saat ini Andira, Gio, dan Via berada di sebuah Panti asuhan tempat tinggal Elvan dulu, mungkin saja informasi yang didapat dari sini cukup membantu Andira untuk mencari tahu siapa orang tua asli Elvan. Dengan modal sebagai perwakilan orang yang akan mengadopsi Elvan, semoga saja pengurus panti dapat mempercayai penjelasannya.

"Elvan? Bocah yang kabur dari sini? Kenapa ada di kalian?" tanyanya melontarkan pertanyaan, dari raut wajahnya yang terlihat garang, mungkin karena itu Elvan kabur dari panti.

"Waktu itu saya nggak sengaja ketemu sama dia, jadi dia tinggal di rumah saya buat sementara. Maaf kalo saya nggak balikin dia ke sini, karena dia nggak mau. Papa saya jadi berpikiran pengen adopsi dia," jawab Andira, setiap kata-kata yang ia ucapkan harus benar, menghadapi orang seperti ini butuh kesabaran ekstra.
"Ohh, jadi Ayah kamu pengen adopsi bocah itu?" Andira mengangguk.

"Saya setujui, setidaknya beban saya berkurang. Barangkali Ayah kamu pengen adopsi anak panti, bisa ke sini aja," ucapnya membuat Andira tersenyum tipis.

"Apa ada informasi tentang Elvan yang boleh kamu ketahui?" tanya Andira, semoga pengurus panti ini mau diajak bekerjasama.

"Saya tidak tau banyak, karena sebelum saya menjadi pengurus panti di sini, Elvan sudah ada. Tapi mungkin beberapa surat yang ada di kamarnya bisa memberi kalian sedikit kejelasan," jawabnya. "Sebentar saya ambil dulu."

Ineffable [TERBIT]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें