T i g a p u l u h e n a m

Start bij het begin
                                    

Ketika Anya akan menerima mangkok bakso yang di sodorkan Jamal, Bian bergerak maju, mencegah Anya untuk bersentuhan dengan tangan Jamal sekaligus mangkok panas itu.

"Sini, mas bawain." Bian langsung menyambar mangkok di tangan Jamal, membuat tukang bakso itu mengerucutkan bibirnya.

"Papi Jamal!" Joilin tiba-tiba datang, menubruk kaki Jamal, memeluknya.

"Oh, hai calon anak papi Jamal!" Jamal mengelus kepala Joilin gemas.

"Joi!" Bian melotot ke arah anaknya yang menjulurkan lidah padanya.

"Sayang! Lihat anak mu!" Bian merengek, ia memberi kode ke arah Anya untuk menarik Joilin jauh jauh dari Jamal.

"Bentar, baksonya aku taruh dalem dulu!" Bian bergegas masuk ke dalam. Ia mau menaruh mangkok panas itu ke dalam, dan menarik anak serta istrinya masuk ke dalam rumah.

Melihat Bian sudah masuk ke dalam, Jamal langsung menggendong Joilin. "Kamu mau apa Joilin?"

"Kemayen Papi Jamal jadi tukang siomay. Kenapa cekalang jadi tukang bakco lagi?" Tanya gadis kecil itu, dengan tangan menunjuk pada satu bakso bulat.

"Papi kan bisa jadi apa aja. Hehe" ujarnya dengan tawa kecil. "Pake tusuk bisa?" Tanya Jamal lebih lanjut.

Joilin mengangguk semangat.

Jamal mengambil satu tusuk, mematahkan ujung panjangnya, supaya tidak menusuk Joilin ketika makan nanti.

"Ini cantik." Jamal membiarkan Joilin memegang tusuk berisi bakso itu.

"Joilin!" Bian langsung mengambil anaknya dari gendongan Jamal. Tak lupa ia menarik Anya ke dalam pelukannya.

"Dasar pebinor! Peranor!" Bian berdesis tajam, tanda tak suka.

"Hah? Peranor?" Anya menolehkan kepalanya. Terheran heran dengan ucapan suaminya.

"Perebut anak orang!" Lanjut Bian, sebelum masuk ke dalam, mengunci gerbang rumahnya, agar Jamal tidak masuk.

"Mas, belum dibayar."

"Dia intel sayang. Uangnya banyak. Aku curiga dia lagi ngintai kamu kapan jadi janda!"

***

"Mas, baksonya buat aku. Yang telur puyuh." Anya mendusel pada Bian.

Bakso di dalam mangko sisa satu, dan semuanya isi telur puyuh, begitu juga bakso yang sedang dimakan oleh Joilin. Gadis itu bahkan ikut menusuk satu bakso di dalam mangkok Anya.

"Bakco Om Jamal enak!" Ujarnya senang.

"Iya enak Joi." Anya menyahuti.

"Kalian berdua jangan bikin Papabi pengen jualan bakso ya!" Gerutu Bian. Kesal, ia jadi tidak mood makan bakso punya Jamal yang memang ia akui enak!

Bian curiga ini dikasih boraks!

"Gak usah ngambek kamu mas! Aku masih marah ya sama kamu!" Anya menjiwit perut Bian kesal.

"Kan kemaren udah ngadon kacang hijau, masak masih marahan sih?!" Protes Bian. Yang benar saja ya! Kemaren malam meskipun encok, Bian sudah berhasil membuat Anya berhenti mengomel, digantikan dengan erangan.

"Suruh siapa ngerokok." Sindir Anya. Tangannya bergerak menusuk bakso itu dengan garpu.

"Yang, setengah setengah dong baksonya." Wajah Bian bergerak maju, ingin melahap bakso di tangan Anya.

"Enak aja! Sana minta mas Jamal!"

"Jamal aja! Gak usah pakek mas!" Protes Bian. Mood ya anjlok seketika.

Bian gak mau ya! Disama samain dengan Jamal! Hanya boleh dirinya yang dipanggil dengan sebutan mas!

"Lah, terus panggil apa? Jangan posesif deh kamu mas."

"Panggil, Mang Jamal aja gimana? Cocok banget tuh wajahnya!" Bian memberi saran.

"Jamal itu baik tau, Mas. Ini bakso dapet sepuluh biji dikasih gratis buat kita." Tutur Anya, berusaha membuat suaminya sadar akan kebaikan hati Jamal.

"Ck! Baik apanya! Dia mau rebut Joilin sama kamu!"

"Mama Anya, Joiyin mau minta bakco ke papi jamal lagi! Mama Anya mau?" Joilin turun dari kursi makan, dan menarik baju yang dikenakan Anya.

"Iya, suruh Papi Jamal kesini ya, Mama Anya mau nambah lagi baksonya." Balas Anya, membuat Bian cemberut seketika.

"Besok aku mau les buat bakso! Gak usah cari Papabi!" Bian berkata ketus.

🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️

Bagaimana chapter ini?

Jangan lupa nanti malam ya! Aku info in di IG dan di Wattpad! 🥰🥰🫶🏻🫶🏻

Tetap, 18+ ke atas. Lebih 🔥🔥🔥 banget soalnya!

Habis ini siap siap ya! Seperti biasa kan, kalo mau tamat tuh konflik baru mulai. Hehe

Jangan lupa targetnya dipenuhi!

Spam komen 500 disini!

Spam lanjut 500 disini!

Spam Bian 500 disini!

Spm Any 500 disini!

Bad Duda [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu