"Kamu kenapa belum nidurin saya?!"
"Maksud bapak apa ya?!"
"Ma-maf, maksudnya nidurin anak saya."
****
Anya memilih kabur dari rumah daripada di jodohkan oleh kedua orang tuanya dengan pria yang tidak ia kenal.
Masih dalam perjalanan kaburnya, Any...
Bian mengangguk anggukan kepala. Ia berjalan mendekati istrinya dan memberikan satu kecupan di kepala.
"Kalo capek nggak usah cuci cuci, biar aku aja."
"Nggak, ini dikit kok. Kamu duduk aja." Anya memberi perintah.
"SIAP IBU NEGARA!" Bian memberi gerakan hormat, dan langsung menarik kursi makan untuk duduk.
Keluarga mereka terlihat begitu hangat dan bahagia, bagi dirinya. melihat Joilin yang sekarang tiap hari nyengir dan senyum mulu juga membuat hati Bian menghangat.
"Mama Nyanya kayo macak yang enak ya. Ato kita les in Mama Nyanya macak aja ya, Papabi? Biar mama bica macak."
Tiba-tiba Joilin berceletuk.
Bian kira, mulut julid Joilin akan berhenti ketika Anya menjadi istri sekaligus mamanya. Tapi ternyata salah. Mulut Joilin kian pedas.
Anya bahkan sampai bergeming beberapa saat sebelum kemudian menoleh pada Joilin yang asik mencuil gigi dan mata monster kue tersebut.
"Monstel jeyek. Kayak Mama Nyanya waktu beyum dinikahin Papabi." Gumamnya, yang seketika membuat kepala Anya mengepul panas.