"Kamu kenapa belum nidurin saya?!"
"Maksud bapak apa ya?!"
"Ma-maf, maksudnya nidurin anak saya."
****
Anya memilih kabur dari rumah daripada di jodohkan oleh kedua orang tuanya dengan pria yang tidak ia kenal.
Masih dalam perjalanan kaburnya, Any...
Bian menggendong Joilin yang tertidur ke dalam pelukannya, sedangkan Anya di belakang mengekori langkah Bian dengan boneka minion milik gadis kecil itu.
"Tolong buka pintu," ujar Bian.
"Hah, pintu apa ya pak?" Anya menyahut cepat, berusaha sadar dari rasa kagumnya akan pemandangan di rumah milik Bian.
"Pintu hati saya, Anya." jawab Bian dengan datar.
Mata Anya membelalak lebar mendengar perkataan Bian. Hingga Bian memberi isyarat mata dengan lirikan ke arah pintu yang terletak tepat di depannya.
Anya seketika meringis. Ia segera bergerak membuka pintu kamar dengan hiasan nama di depan pintunya.
JOIYINECANGTIP 🌼
&
PAPABI BABI
Anya berusaha menahan gelak tawa, ketika ia membaca tulisan yang terpampang di depan pintu.
Tubuhnya refleks menyigkir, saat Bian meliriknya, sebelum kemudian melangkah masuk ke dalam kamar.
Anya ikut berjalan masuk ke dalam kamar Joilin yang memiliki dinding ber cat kuning biru, mirip seperti boneka minion yang ia bawa dengan celana birunya.
Kepalanya mengamati kamar yang berisi pernak pernik butut dan jelek, yang Anya duga merupakan hasil kerajinan dari bocil Joilin.
Tepat di atas kasur ada pigora berisi foto buram dari ikan lele dengan tulisan di bawahnya,
"RIPLEEL GANTENG."
PapabiJAHATY! Nanti di kyutuk dewa langit biar punya buntut leley.
Kemudian di dinding kamar penuh dengan kertas kertas kecil yang di selotip di dinding kamar dengan sebuah foto polaroid bebek kecil.
Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
Anya berjalan, mendekati kertas kertas itu. Ia membaca tulisan yang ada di lembaran kecil.