Chapter 30

1.9K 252 3
                                    

Sidang kecil itu akhirnya selesai dengan Johnny yang mengambil alih penyelidikan dan pengangkatan Mark sebagai bagian dari Dracvile. Chanyeol sudah menghubungi Yunho dan mereka setuju menjadikan Mark sebagai calon cucu mereka dan segera mengurus surat akta. Walaupun awalnya Jaehyun menolak dengan tegas karena menurutnya anak-anak itu menyusahkan, Taeyong saja sudah membuatnya kewalahan apalagi Mark nantinya. Tapi bagaimanapun serigala buas itu tetap kalah dengan anak kucingnya yang mengancam tidak akan mau bertemu dengannya lagi.

Taeyong keluar dari ruang kerja Chanyeol dengan penuh senyum diwajahnya, melangkahkan kakinya ke kamarnya terkadang juga melompat kecil yang membuat para pelayan yang melihatnya berteriak gemas.

Dari depan terlihat Chaeyeon tengah berlari kearahnya yang membuatnya menghentikan langkahnya. "Ada apa Chaeyeon?"

"Mark sudah bangun Tuan, dan dia tidak ingin disentuh siapapun dia mencari Anda." Ujar Chaeyeon dan membuat Taeyong melangkahkan kakinya secepat mungkin kekamarnya.

Begitu dia membuka kamarnya terlihatlah Mark yang tengah menangis meringkuk diujung kasur dan menyembunyikan wajahnya dibalik lipatan kaki mungilnya. Taeyong mendekatinya dan memeluknya, membisikkan kalimat penenang dan mengelus rambutnya penuh sayang.

"Jangan takut Mark, mereka semua orang baik."

"M-mark sungguh tidak sengaja tidur dikasur ini, maafkan Mark Tuan. Hukum saja Mark!" Ucap Mark yang membuat hati Taeyong meringis. Seberapa kejam sebenarnya si Ben itu memperlakukan Mark?

"Mark tidak membuat salah apapun, sekarang kamar ini punya Mark juga jadi Mark bebas melakukan apapun."

"Apapun?" Tanya Mark ragu.

"Ya! Apapun."

"Bahkan kalau Mark tidur disini juga tak apa?"

"Tidak apa-apa Mark, atau Mark meminta satu lantai di kediaman ini juga tidak apa."

Mark menatap Taeyong lamat mencari kebohongan yang terpancar dari matanya namun tidak melihatnya, tatapan ini sama seperti ibunya dahulu. Penuh kasih sayang dan hangat, Mark sangat menyukainya dan merindukan perasaan ini.

"Terima kasih Tuan..." Ucap Mark.

"Tidak tidak, bukan Tuan. Bagaimana dengan Papa?" Ujar Taeyong.

Mark tersenyum dan memeluk Taeyong erat, "Terima kasih Bubu sudah menyelamatkan Mark. Mark berjanji akan membalasnya suatu saat nanti..."

Taeyong terkekeh dan mengecup dahi anak itu, "Cukup tumbuhlah dengan baik itu sudah cukup Mark."

.

.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 yang berarti waktu istirahat sudah tiba namun tidak dengan Taeyong yang masih berkutat dengan buku pelajarannya dan Mark yang belum tidur menunggunya. Bocah itu turun dari kasur dan mendekati Taeyong yang sangat fokus dengan buku ditangannya. Dia menarik narik ujung baju Taeyong untuk mendapat atensinya.

"Eh? Kenapa belum tidur Mark? Ini sudah waktu kau tidur." Ucap Taeyong dan mengangkat tubuh mungil itu dan mendudukkan dipangkuannya.

"Mark...mau tidur dengan Bubu, apa boleh?" Tanya Mark dengan kepala menunduk dan memainkan jari-jarinya.

Taeyong tersenyum lebar dan mencium pucuk rambut calon anaknya, "Baiklah ayo kita tidur." Taeyong segera membereskan buku-bukunya dan menggendong Mark, tidak lupa menutup tirai jendelanya lalu menidurkan tubuh mereka dikasur. Menaikkan selimut sebatas dada Mark dan mengecup keningnya.

"Tidurlah Mark, besok akan menjadi hari yang panjang untukmu." Ujar Taeyong namun Mark masih belum tidur dan terus menatapnya seperti ada yang ingin diucapkannya. "Ada apa Mark? Katakan apa yang kau inginkan sayang."

Fam'Or | Jaeyong ✔Where stories live. Discover now