Chapter 18

2.1K 269 9
                                    

! Cerita ini hanya fiksi dan mengandung unsur sesama jenis !

Perjalanan Taeyong menuju dorm diwarnai kesunyian, ia mengajukan sapaan dan pertanyaan pada Kai tapi tidak dijawab olehnya. Pandangannya menatap lurus kedepan dan tidak memperdulikan sekitarnya. Akhirnya mereka berhenti disalah satu ruangan, No. 127.

"Ini ruangan Anda dan teman sekamar Anda. Pengikut Anda juga akan tinggal dikamar ini, jika memiliki keluhan dan permintaan silahkan mendatangi ruangan saya." Ucap Kai dan langsung pergi tanpa menunggu jawaban Taeyong.

Taeyong hanya menatap tidak minat gurunya itu dan membuka pintu ruangannya. Terdapat dua tempat tidur Queen Size dan satu tempat tidur tingkat yang Taeyong tebak untuk para pengikut tidur. Taeyong mendekati kasur yang kosong tanpa barang dan meletakkan tasnya disana dan merebahkan tubuhnya. Dia ingin tidur sebentar untuk mengembalikan Mana-nya yang dipakai untuk tes dan sembari menunggu Kun kembali.

Baru saja Taeyong ingin memejamkan matanya sebelum sebuah suara melengking memanggilnya. "Taeyong!!" Taeyong langsung melihat keasal suara dan menemukan Ten didepan kamar mandi.

"Loh Ten? Kenapa kau berada disini?"

Ten segera memeluk Taeyong erat, "Karena kita adalah roommate!" pekik Ten dan Taeyong langsung tersenyum. Dia kira dia akan bertemu dengan orang baru, ternyata sahabatnya.

"Berarti kau berada dilevel A+?" Tanya Ten dan dibalas anggukan oleh Taeyong.

"Tidak diragukan lagi anak Paman Chanyeol!"

Taeyong melepaskan pelukan mereka dan membereskan sedikit barang-barangnya. "Apa setelah ini akan ada kegiatan?" Tanya Taeyong.

"Tidak, jadwal hari ini kosong. Hanya tidurlah yang benar karena besok pasti melelahkan." Jawab Ten dan Taeyong mengangguk mengerti. Dia mempercepat kegiatan berberesnya karena dia ingin segera mandi dan tidur saat ini juga.

...

"Kita mulai diskusi kita, apa saja yang sudah kalian dapatkan?" ujar Jaehyun yang baru saja sampai setelah mengantar Taeyong ke academy. Doyoung segera mengambil berkas yang ada dimejanya dan memberikannya pada Jaehyun, Johnny juga segera memberikan beberapa potret yang dia ambil.

Jaehyun membacanya satu persatu agar tidak ada yang terlewat satu katapun, juga mencocokkannya dengan potret yang diberikan Johnny. Satu kata untuk kesimpulan yang mereka padanya, Gila.

"Aku masih tidak paham kenapa Tiffany masih belum puas dengan yang dimilikinya sekarang." Ujar Jaehyun dengan melemparkan berkas itu kedepannya dan memijit keningnya.

"Tentu saja karena dia masih belum bisa memiliki negeri ini. Ada Kaisar yang masih menjabat dan Aku yang masih hidup." Ucap Taeil yang pandangannya sibuk mengarah pada koleksi senjata Jaehyun.

"Bukankah dengan rencana pembunuhan kaisar saja sudah cukup untuknya?" Tanya Johnny.

Doyoung menggeleng cepat, "Tetap saja tidak bisa. Tiffany berasal dari negeri luar dan tidak memiliki keturunan murni Keluarga Desmond sama halnya dengan Hendrey. Setidaknya Taeil juga harus mati agar dia bisa sepenuhnya mengusai wilayah ini."

"Dan juga pemegang cap Keluarga Desmond kini berada pada Taeil, makanya dia tidak bisa memasukkan nama Hendrey kedalam buku Keluarga. Benar?" Tanya Johnny.

"Tepat!" Balas Taeil. "Karena dia tahu aku sulit dilawan, dia mencari bantuan baru." Lanjut Taeil.

"Dengan menikahi pemimpin negeri lain dan melakukan pemberontakan disini." Gumam Jaehyun.

"Ya bisa dibilang dia menjual negerinya sendiri."

"Lalu bagaimana kita mencegah pernikahan itu? Negri Clover sudah berada jauh dari jangkauan kita." Tanya Doyoung.

Fam'Or | Jaeyong ✔Where stories live. Discover now