ke - 14

72 28 48
                                    

"Ke warnet nyok?" Ajak Junghwan, ketika bel pulang sudah terdengar.

"Nyok" Saut Haruto.

Setelah membereskan alat tulis, mereka berdua keluar dari dalam kelas, dan ternyata Jeongwoo sudah menunggu di depan kelas mereka.

"Ikut ke warnet Woo?" Tanya Haruto.

Jeongwoo mengangguk "ikut lah, yakali kaga"

"Wan, gk nganter kak Rara dulu?" Tanya Haruto, ketika Junghwan berjalan lurus, tidak belok ke kelas pacarnya itu.

"Kaga, dia mau maen sama Kak Yena, paling nanti ngejemput bareng Bang Junkyu"

Haruto ngangguk ngangguk, sedangkan Jeongwoo dia ketawa ngakak.

"Ojeg gratisan anjr!" Ejeknya.

"Bodoamat sih mblo, bacot amat lu" Sinis Junghwan, dan semakin di ledekin dan sekarang di follow sama Haruto.

.
.
.
Sekarang mereka sudah berada di warnet, bermain game.

Sedang asik asiknya bermain, Haruto merasakan ponselnya bergetar dari balik saku celananya.

LINE

[Ibuku! bukan Ibumu! 💢 ]

| Hari ini nginep di rumah Jeongwoo dulu ya
| Jangan pulang ke rumah

"Ah dasar" Gumam Haruto, ketika melihat isi pesan dari Ibunya.

"Gw pulang duluan ya" Ucap Haruto beranjak dari duduknya, dan memakai tas gendongnya.

Sontak membuat teman temannya keheranan, soalnya mereka baru saja bermain satu ronde.

"Lah cepet amat?" Tanya Jeongwoo.

"Ada urusan" Balas Haruto "Dah jangan banyak tanya lo" Lanjutnya, ketika Junghwan sudah membuka mulutnya.

"Sialan!" Gerutu Junghwan, yang di balas kekehan oleh Haruto.

Setelah itu Haruto keluar dari warnet dan menaiki sepeda motornya, membelah jalanan dengan langit yang sudah berwarna jingga.

.
.
.
"KELUAR KAMU DARI SINI!!"

Terdengar suara teriakan ibunya, ketika Haruto membuka pintu rumahnya.

Ah ternyata ayahnya kembali lagi dan sekarang bertengkar dengan ibunya. Entah apa yang ayahnya itu inginkan, tapi bila sedang ada masalah ayahnya ini selalu melampiaskan amarah pada ibunya.

*PRANG

Dan bertepatan dengan itu pula, botol soju melayang tepat padanya, yang tidak sengaja ibunya lemparkan pada suaminya itu, namun meleset dan mengenai plipis Haruto.

"Ah udah gw duga bakal kaya gini" Gumam Haruto, dengan menunduk melihat serpihan beling di bawah kakinya.

"Ayo keluar...... Ayah" Ucapnya dengan ragu, sembari melebarkan pintu rumah.

"Dasar anak kurang ajar!" Teriak Ayah Haruto "Apakah ini hasil didikan dari ibumu?!"

"Gk usah ngomong kaya gitu, disaat ayah sendiri ngasih contoh yang gk bener sama Haru" Balas Haruto pedas, tentu mengundang amarah dari sang ayah.

"Jadi anak tidak tau sopan santun! kamu ini sedang berbicara dengan siapa hah?!!" Emosi ayah Haruto dan menampar pipi anaknya itu, Tidak main main pukulannya itu membuat sudut bibirnya sobek.

Setelah puas memukuli Haruto, beliau langsung pergi keluar rumah.

"Hati hati di jalan, jangan sampai datang lagi" Ucap Haruto, ketika Ayahnya akan menaiki mobil.

'Soalnya aku sudah muak liat wajah Ayah' Batin Haruto.

"Haruto" Panggil Ibu Haruto dengan suara seraknya, karena menangis terus.

"Duduk nak biar Ibu obati" Ucapnya, sembari menepuk nepuk kursi sofa di sampingnya, dan tentu Haruto turuti.

"Aduh udah tau ayah kamu itu tempramental, malah kamu provokasi jadi di pukulin kan" Ucap Ibu Haruto, sembari mengobati sudut bibir Haruto yang sedikit sobek.

"Liat ini muka kamu kaya gimana?" Lanjutnya, terlihat sekali beliau yang khawatir melihat wajah Haruto.

"Ibu cerewet deh" Ucap Haruto yang sudah kesal, karena ibunya banyak omong. "Memangnya kenapa? Toh bukan sekali dua kali aku kaya gini kan?"

"Maaf Haru, ayo kita ke rumah sakit" Ajak Ibu Haruto ketika melihat perut Haruto berwarna biru, karena tendangan dari ayahnya itu.

"Gk usah, Haru mau tidur aja. Ibu jangan ganggu" Setelah mengatakan itu dan sudah di obati ibunya juga, Haruto beranjak dari duduknya dan pergi memasuki kamar.

"Bener bener bikin gk suka" Gumam Haruto ketika sudah berbaring di ranjangnya.


.
.
.
"Haruto bangun nak, kamu gk sekolah emang?" Seru Ibu Haruto, membangunkan anaknya yang tertidur di sofa.

Iya Haruto semalam pindah tidur ke sofa, wanti wanti takut ayahnya balik lagi dan bikin keributan.

"Gk dulu, mumpung kaya gini sekalian aja aku izin sakit, kan lebih enak tiduran kaya gini" Ucapnya, yang masih tidak bergeming di tempatnya.

"Haru masih sakit? Yaudah ayok kita ke rumah sakit aja kalau gitu" Ajak Ibu Haruto, dan mengurungkan niatnya untuk pergi berkerja.

"Gk usah, lagian sejak kapan Ibu jadi perhatian gini sama Haru?"

"Bukannya sekarang Ibu harus ke kantor ya?" Lanjutnya, dia masih tetap tidak bergeming dari tempatnya.

Ibu Haruto mendesah berat, anaknya ini sangat keras kepala sekali.

"Ya sudah kalau sakitnya berasa lagi, langsung ke rumah sakit ya. Ibu simpan uangnya di atas meja" Ucap beliau, setelah itu pergi untuk bekerja.

Haruto melanjutkan tidurnya kembali, sampai perutnya terasa sakit karena lapar.







I LOVE U || Watanabe Haruto [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang