ke - 2

143 60 163
                                    

Dia berjalan di Koridor, Sea kira bakal sepi soalnya ini sudah memasuki waktu belajar, tapi banyak anak anak berlalu lalang sibuk ada juga yang memunguti sampah di sekitaran taman.

Sea memasuki kelas, terlihat teman temannya juga yang sibuk masing masing, ada yang mengepel, ada juga yang mengelap jendela.

terlihat Dahyun sedang memasukkan sampah ke dalam plastik yang berukuran besar. Dahyun yang menyadari adanya Sea, dia menghampirinya dengan membawa plastik tadi.

"Hari ini katanya bersih bersih aja" Ucap Dahyun, yang di angguki Sea.

"Nah berhubung kamu baru dateng, jadi kamu kebagian buang sampah ya" Ucapnya dengan senyum manis, lalu menyodorkan plastik tadi.

"O-oke" Balasnya.

Tanpa ba bi bu dia langsung pergi menuju tempat penggilingan sampah, yang berada di belakang gudang sekolah.

Tapi untuk menuju ke sana harus melewati koridor, perasaannya jadi tidak enak karena banyak anak perempuan yang berada di Koridor mana mereka pada senyam senyum sambil bisik bisik.

Nah kan benar saja, terlihat Doyoung dan kedua temanya sedang berjalan menuju ke arahnya.

"Ah elah Bang Doyoung, kenapa harus ketemu dia sih?" Gerutunya.

Sea buru buru memutar balik ke arah lain, daripada nanti ketauan kan bahaya.

*Bruk
Karena buru buru Sea sampai tidak sadar tali sepatunya lepas dan terinjak olehnya, membuat dia terjatuh dan menimpa plastik sampah tadi.

'Sialan'

Karena kejadian itu, Sea jadi pusat perhatian anak anak perempuan di sana.

"Tu orang ngapain deh?"

"Pasti malu banget sih"

"Kasian, mana pas banget di depan cogan lagi"

.
.
.
"Loh Doy itu Sea bukan sih?" Tanya yedam teman Doyoung, melihat perempuan yang terjatuh dengan posisi telungkup.

"Sea?" Tanya temannya satu lagi.

"Adiknya Doyoung" Jawab Yedam.

"Bang Yedam berisik woy, kalau kedengaran orang nanti Sea ngamuk" Bisik Doyoung.

"Bang Doy, itu adik Bang Doy kayanya nangis deh, kok badannya gemeter gitu" Bisik temannya yang satu lagi.

"Masa iya?" Setelah Doyoung lihat lihat ternyata badannya emang gemeter, dia yang khawatir adiknya kenapa napa langsung deh nyamperin.

Doyoung menarik tangan Sea, lalu dia menangkup wajahnya.

"Dek lu nang— eh?"

Terlihat wajah Sea yang menatapnya datar. Sea menarik kerah seragam Doyoung, agar lebih dekat padanya.

"Bukannya udah gw bilang, buat engga sok kenal sama gw di sekolah" Gerutu Sea dengan suara pelan.

'Kurang ajar' batin Sea.

Ketika tiba tiba Doyoung mendorongnya kembali ke lantai.

"Loh bang doy kok ad—emmpppp"

"To berisik anjr" Bisik Doyoung sembari menutup mulut temanya, lalu menariknya menjauh dari Sea.

"Ih Kak Doyoung kenal sama dia?"

"Masa Kak Doy suka sama cewe kek gitu"

"Itu anak siapa sih? Jangan jangan......"

"Dasar cewe caper"

Nah kan ini yang Sea gk suka, malah terjadi.

Sea dengan perasaan kesal membereskan sampah yang berserakan tadi, terus pergi ke belakang gudang ke tempat penggilingan sampah.

.
.
.
Sekarang istirahat, Doyoung berada di kantin, ditemani Yedam yang sedang bermain gitar, Jeongwoo dan Haruto lagi mabar dan Junghwan yang nyenderin kepalanya di bahu Doyoung sambil dengerin Yedam main gitar.

Doyoung tiba tiba berdiri dari duduknya, membuat kepala Junghwan jadi meleyot kebawah.

"Aba aba dulu kek Bang, kalau mau bangun" Dengus Junghwan, untung kepalanya gak kejedot meja.

Doyoung ketawa ganteng doang.

"Bang Doy mau kemana?" Tanya Jeongwoo.

"Mesen makanan, laper"

"Nitippppp!" Kata mereka berempat.

"Mau pesen apa cepet!"

"Baso sama teh pucuk" Ucap Haruto.

"Somay, minumannya sama kaya Haruto" Ini Jeongwoo

"Sama kaya Jeongwoo" Ini Yedam.

"Donat sama susu ya" Ini Junghwan.

"Susu siapa? Eh susu apa?" Ini yang ngomong Doyoung "sorry mulut gw typo"

"Ultr*milk lah yakali susu mu, kamu kan tepos mana ada susu"

"Geli goblok malih"

Tidak mau mendengar omongan random teman temannya, Doyoung langsung aja cusss mesen makanan.

Sebenarnya mereka tuh dari tadi udah lapar, cuman mereka mager jadi nunggu ada yang dengan senang hati mesen makanan, baru deh mereka ikutan mesen.

Sekarang mereka udah gak sibuk masing masing dan memilih ngerumpi.

"Eh sumpah gak nyangka ternyata Bang Doy punya adik. Gw kira dia anak tunggal" Kata Haruto tiba tiba ghibah.

"Lah emang iya?" Tanya Junghwan terheran heran.

"Dih baru tau lu? Kemana aja woy" Balas Jeongwoo.

"Lah emang lu tau?" Tanya Haruto.

"Tau lah, orang dia satu SMP sama gw" Jawab Jeongwoo santai.

Yedam melirik Jeongwoo dengan senyum samarnya, setelah itu fokus kembali bermain gitar.

"Lah berarti satu sekolah juga dong sama gw? Kok gw gak tau sih?" Kaget Haruto.

"Iya lah, orang lu pindahan dari Jepang pas kelas 9, jelas gak kenal" Saut Jeongwoo.

"Yang mana sih?" Tanya Junghwan, maklum dia kan beda SMP. Deket sama mereka juga karena dulu pernah satu SD.

"Wan lu ingat engga pas kita ke rumah Bang Doyoung waktu itu?" Tanya Jeongwoo yang di angguki Junghwan.

"Waktu itu kan Haruto pernah di lempar sama sendal kelinci dari atas balkon, gara gara dia teriak teriak manggil Bang Doyoung" Seru Jeongwoo ketawa keras banget, inget sama komuk Haruto waktu itu.

"Oh yang mukanya judes itu kan?" Ucap Junghwan mengingat ngingat, yang di angguki Jeongwoo.

"Lah anjr!! Jangan bilang tu orang yang lempar gw?!" Heboh Haruto "Gk bener nih!" Ujar Haruto tak Terima, pasalnya sendalnya pas banget ke muka ganteng Haruto.

Membuat mereka tergelak tawa, sampai jadi pusat perhatian anak anak yang lain, soalnya mereka rusuh banget.

"Pantesan gw kek pernah liat"

"Mending jangan mau deh berurusan sama adiknya si Doyoung" Peringat Yedam.

"Kenapa emang?" Tanya Haruto.

"Dia tuh sifatnya sama aja kek si Doyoung, udah mah kek psikopat ngeselin lagi. Tapi selain itu dia juga cuek banget" Jawab Yedam.

"Kek Squidward anjr, apatis" Ini yang ngomong Jeongwoo.

Haruto menganggukkan kepalanya, sembari mengelus ngelus dagunya seolah berfikir.

"Tapi bukannya cewe yang kaya gitu menarik ya?" Ucap Haruto tiba tiba, dan mereka melongo menatap Haruto.


















Hehehehehe

I LOVE U || Watanabe Haruto [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang