2.

1.7K 21 22
                                    

"Iya dean, maafkan saya yang telat datang kesini. Saya sahabat seperjuangan dulu suatu sekolah bersama papa mu. Sudah berpuluh-puluh tahun saya kehilangan kabar papah mu, tapi kemarin ketika saya menonton televisi melihat berita dan mengetahui bahwa kecelakaan merenggut kematian papah mu" arya berusaha menahan tangis nya.

"Maafkan saya dion. Maafkan saya yang tidak mengetahui kabar mu" sesal arya

"Sebelumnya terima kasih om, mungkin kalo papah masih ada disini papah pasti seneng kedatangan sahabatnya. Om ga usaha merasa bersalah, bukan salah om kok" dean berusaha tenang padahal hatinya sakit mengingat kecelakaan yang merenggut nyawa papanya.

"Untuk menebus kesalahan itu, om ingin membiayai semua fasilitas pendidikan mu sampai kamu selesai kuliah" jelas arya di angguk oleh sinta.

Dean yang mendengar hal itu merasa bingung.
Namun di sanggahnya kebingungan itu agar tidak membebani arya dan sinta

"Tidak usah repot-repot om tante saya tidak ingin merepotkan om dan tante"

"Tidak nak, papah mu dulu sangat-sangat membantu om, om bisa seperti ini juga atas bantuan papah mu. Jadi biar kan om kali ini membalas jasa papah mu" arya meyakinkan dean

"Dean , tidak apa-apa mereka berniat baik" kata nenek ikut meyakinkan.

"Dan satu lagi dean, om dan papa mu dulu pernah berjanji jika kami mempunyai anak nanti jika berlawan jenis akan kami jodohkan" tambah arya

Dean yang mendengar itu kaget dan tentu saja ingin menolak nya, namun langsung di patahkan oleh sinta

"Iya nak, izin kan kami menepati janji dan membalas budi papa mu. Papa mu juga pasti akan senang" ucap sinta.

Nenek yang mendengar hal itu juga setuju dengan ucapan sinta

"Tapi maat om tante, saya setuju akan pendidikan itu. Tapi perjodohan itu." Dean ragu melanjutkan kalimat nya.

"Tidak papa dean, kamu coba saja dulu. Kamu masih muda, jika tidak cocok dengan perjodohan itu bisa di batalkan kan bapak arya, bu sinta?" Ujar nenek

Sinta dan arya tersenyum. Dean yang mendengar hal itu hanya bisa pasrah dan mengikuti perkataan neneknya itu.

----
Dean , arya dan sinta berjalan meninggalkan desa menuju kota jakarta. Di perjalanan sinta menjelaskan bahwa dean akan bersekolah, satu sekolah dengan raka anaknya.

Sesampai nya di halaman rumah, dean begitu takjub melihat rumah yang begitu mewah bak istana.

"Ayo dean masuk" ajak sinta

"Bi bawain barang-barang dean ke kamarnya yah" ujar sinta ke dean.

"Ayo sayang kita ke kamar kamu"

"Iya tante" kata dean

Dean kembali terpanah melihat kamar nya yang begitu besar 3x lipat dari kamar dia di desa.

"Gimana, kamu suka? Tante mendekornya sendiri loh buat kamu" seru sinta

"Suka banget tante, om" kata dean

"Dean, mulai sekarang jangan panggil om sama tante lagi yah, panggilnya bunda dan ayah . Iya kan yah?" Tanya sinta ke arya

"Iya dong" beo arya

"Iya tente, eh bunda maksud nya" kaku dean.

"Iya sudah kamu istirahat dulu, capekan perjalanan jauh?" Kata sinta

"Dean, ayah sama bunda ada urusan bentar ke luar gapapa yah di tinggal. Kamu istrahat dulu dirumah" kata arya

"Iya om eh yah. Ga apa-apa kok" kaku dean
Di balas senyum oleh arya dan sinta.

"Kalo ada apa-apa panggil saja bi inah yah, Iya sudah selamat istirahat sayang" peluk sinta.

Dengan yang di peluk sinta dengan hangat merasa merindukan ibunya yang sudah 9 tahun tidak merasakan pelukan sang ibu.

---
Tanpa sadar dean yang ketiduran. Perutnya yang keroncongan membangunkan nya dari tidur.

"Aduh laper, sebelum sampe rumah cuma makan dikit doang. Di bawah ada makanan ga yah? Tante, eh maksudnya bunda sama ayah sudah pulang belum yah" dean bergumam sendiri

"Eh tapi mandi dulu deh" tambah dean.

Seusai mandi dean menggunakan mask sheet karena untuk melembabkan wajahnya yang kering terkena ac , maklum saja dean tidak biasa menggunakan ac.

Perlahan dean menurunin anak tangga, di lihatnya rumah sebesar ini sangat sepi tidak ada penghuni

"Ini ga ada orang apa yah? Kok sepi banget, ayah sama bunda kaya nya belum pulang. dapur dimana yah, bi inah juga dimana"
Dean bejalan berkeliling dan menemukan dapur, di lihatnya kulkas

"Nah kaya nya di kulkas ada makanan" dean sambil membuka kulkas

"Ampun banyak banget buahnya" dean sembari bingung melihat banyak stok buah dan roti di kulkas tanpa sadar seorang lelaki berjalan ke arahnya

Senior & perjodohanHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin