33 ÷ Di Penghujung Cakrawala

93 31 1
                                    

Lestari segera bangun dan menetralkan detak jantungnya. Begitu pula dengan Laskar. Bahkan rasa manis liptint cherry Lestari masih terasa. Gadis itu sempat memoles bibirnya dengan liptint cherry saat hendak masuk ke dalam rumah sakit.

"Istigfar lo pada anak muda! Udah main cipokan aja. Awikwok banget anjeng!" seru Ojan tidak menyangka.

"Nggak sengaja bego! Gue kesandung!" sungut Lestari.

"Kesandung apa kesandung?" goda Ojan membuat pipi Lestari semakin memanas dan ia salah tingkah. Namun ia harus bersyukur saat teman-teman yang lain datang dan mengalihkan atensi Ojan.

"Lo kenapa bro?" tanya Bumi langsung menghampiri temannya.

"Kok bisa sih lo kena begal? Kenapa nggak lo potong aja titit si begal jadi bunga-bunga?" sahut Aziel.

"Sampai babak belur gitu. Sakit nggak?" tanya Arimbi.

"Pasti sakit, Bi," balas Dewi.

"Sakit nggak? Gue teken ya," kata Ojan hendak menekan pundak Laskar dan langsung mendapat tolakan dari lelaki itu.

"Kok bisa kena begal sih lo anjir?" tanya Bumi heran.

"Ya bisa, buktinya bisa," balas Laskar dengan tampang tanpa dosa. Ia juga tidak tau kenapa dirinya dibegal seperti itu. Motornya saja tidak bagus. Entahlah mungkin si begal suka motor antik.

"Cepet sembuh ya Laskar," ucap Dewi merasa iba.

"Dulu aku pernah diinfus juga," kata Arimbi. Entah ada apa gadis itu jadi dekat dengan Bumi. Mungkin Bumi sudah melayangkan panah asmara pada Arimbi. Kabar-kabarnya sih Bumi sudah curi start. Kata Bumi, Arimbi gemes banget soalnya.

Brak!

"ANJIR! YANG BENER AJA! seru Liora yang datang. Liora benar-benar terkejut saat mendengar kabar bahwa Laskar masuk rumah sakit gara-gara kena begal setelah bertemu dengannya di warung burjo malam itu. Seketika Liora dirundung rasa bersalah.

"Kaget gue anj-sabar." Aziel terlonjak kaget saat Liora membuka pintu dengan sangat brutal.

"Siapa yang buat lo kayak gini? Mana tuh begal biar gue habisin!" seru Liora menggebu-gebu. Lestari sampai ngeri sendiri sama Liora. Gadis itu luar biasa tampaknya.

"Lo diapain aja sama itu begal?" tanya Liora.

"Apa aja yang dilakuin?"

"Inget wajahnya nggak?"

"Ada berapa orang?"

"Cowok atau cewek? Pasti cowok lah ya!"

"Di jalan mana?"

"Buset, gila nih cewe," gumam Ojan tak habis pikir.

"Gue nggak inget jelas," balas Laskar hampir bingung mendengar rentetan pertanyaan dari Liora.

"OH MY GOD! LASKAR!" pekik Anita yang entah dari kapan berdiri di ambang pintu.

"Ini lagi kucrit satu," desis Ojan.

Lestari terheran-heran dibuatnya. Hendak ia mengobrol dengan Laskar berdua, malah para cecunguk-cecunguk ini sudah menginvasi ruangan Laskar. Mana musuhnya-si Anita, datang pula.

Anita segera menghampiri Laskar dan menanyakan banyak hal dengan perasaan khawatir.

"Eh nggak usah pegang-pegang lo! Laskar alergi sama lo!" sahut Lestari dari tempatnya di sebelah Ojan.

"Apa sih nyawer aja kayak biduan!" balas Anita.

"Sakit ya?" tanya Anita.

"Apaan sih gila," desis Lestari membuat Aziel terkekeh. Aziel memilih untuk duduk di sofa.

Lentera Laskar ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang