7 ÷ Pembelaan

183 58 5
                                    

"Lestari!"

Tiba-tiba suara panggilan itu membuat Lestari dan Laskar menoleh. Dinata, lelaki itu datang dengan tatapan tajam. Lestari berdiri dari duduknya. Dinata mendekat, kemudian-

Plak!

Tamparan keras Lestari dapatkan tanpa sebab.

Lestari terkejut begitu juga dengan Laskar. Gadis itu memegangi pipinya. Sakit, lebih tepatnya pada hati. Bahkan rasa panas pada pipinya tak berarti apa - apa dibandingkan rasa sakit hati yang ia dapatkan.

Bruk!

Tak tinggal diam, Laskar mendorong kasar bahu Dinata hingga lelaki itu terjatuh ke belakang.

"Maksud lo apa kayak gitu? GUE TANYA MAKSUD LO APA?!" nada suara Laskar naik satu oktaf, membentak dengan penuh emosi.

"Lo kalau nggak tau permasalahannya mending diem! Ini masalah gue sama Lestari!" Dinata berdiri dan menunjuk Lestari.

"Lestari nggak ada masalah sama lo!"

"Lo jadi cewek emang nggak pernah bener. Gue heran banget. Kenapa lo selalu ganggu dan lukain Dinar? Dan kenapa sekolah nggak ngeluarin lo!"

"MAKSUD LO APA BANGSAT?! LO KIRA SEKOLAH INI PUNYA BAPAK LO?!" Laskar kembali mendorong tubuh Dinata. Dinata melayangkan tatapan tajam pada Laskar.

"Minggir kalo lo nggak mau habis di tangan gue!"

"Lo ada masalah apa sama Lestari?! Berani-beraninya lo nampar dia!"

"Lo bisa minggir? Gue nggak ada masalah sama lo. Masalah gue sama Lestari sekarang."

"Masalah Lestari MASALAH GUE JUGA!"

Dinata mengacuhkan Laskar dan menarik tangan Lestari paksa.

"Dinata lepas! Sakit tau!"

Bugh!
Bugh!
Bugh!

Dua bogeman pada wajah, dan satu tinjuan pada perut Dinata dapatkan.

"LASKAR!" pekik Lestari saat Laskar benar - benar kalap memukuli Dinata. Emosinya benar-benar mencuat. Sudah lama ia menahan diri agar tidak menghabisi lelaki itu. Entah nanti akan berurusan dengan BK, Laskar tidak peduli.

Tak mau kalah, Dinata membalas perlakuan Laskar. Mereka berdua bertengkar membuat Lestari panik dan kebingungan.

"Laskar! Laskar udah! Laskar jangan! Eh bego lo kan tadi bilang katanya nggak mau jadi kriminal! Seenggaknya kalo mau jadi kriminal rembukan dulu sama gue! Kita bisa jadi kriminal sama - sama, tapi jangan Dinata juga yang lo gebukin anjir!" Lestari menarik tangan Laskar yang hendak memukul Dinata lagi. Dinata menendang perut Laskar hingga lelaki itu terjatuh. Kepalanya membentur ujung kayu dan menyebabkan pendarahan.

"Dinata apa yang lo lakuin!" bentak Lestari pada Dinata.

"Maju sini lo!" seru Dinata. Laskar yang sudah marah tidak akan tinggal diam dan mengaku kalah. Dia berdiri hendak melayangkan bogeman lagi. Akan tetapi Lestari memeluknya dari belakang.

"Udah bego, kalo bapak lo tau bakalan sedih."

Lestari menahan pergerakan Laskar agar tidak melukai Dinata lagi. Agar mereka berdua tidak saling pukul dan membuat luka lama Lestari terbuka lagi.

Lentera Laskar ✓Where stories live. Discover now