Bahaya mengancam?!

Začít od začátku
                                    

"Bentar gue ngangkat telpon dulu,," ujar Ale sedikit melirik Axello dengan tajam sekilas. Cowok gondrong itu menatap heran sebentar ketika Ale beranjak seakan menjaga jarak darinya karena telpon itu mungkin dari seseorang yang penting?

"Sorry... Lo istirahat aja gak usah kesini." ujar Ale pelan. Axello masih memperhatikannya sesaat. Ia pun mendengus kasar.

"Ale kenapa Lo gak bangunanin gue? Terus Lo sengaja ninggalin gue disini sendirian?" teriak Alyra diseberang ponsel cowok itu. Cukup hanya Ale yang dapat mendengarnya. Kalau masih didekat Axello kemungkinan cowok gondrong itu akan ikut menguping pembicaraannya. Selama ini Axello belum pernah tahu mengenai Alyra yang tinggal dirumahnya.

Hanya Kevano saja satu-satunya orang yang masih bisa dipercaya oleh cewek itu agar tetap menutup mulutnya dan tak membeberkan rahasianya. Ale juga sedikit merasa yakin Kevano tak akan membuka suaranya pada orang lain.

"Lo nangis hampir semalaman. Mau mata Lo buta warna gak bisa lihat lagi muka dia gitu? Udah gak usah protes gue tahu Lo pasti kurang tidur. Yaudah sana lanjutin lagi." kata Ale.

"Tapi Ale kan kita bisa berangkat bareng. Gue masih pengen ke sekolah--?!

"Tau biar bisa ketemu dia kan? Masih ada waktu buat Lo datang kesini. Gue juga tadi harus buru-buru banget sibuk buat ngadain meeting OSIS pagi-pagi sekali,, " cibir Ale pelan memotongnya sebelum Alyra akan menyelesaikan ucapannya itu seolah menebaknya.

"Ihh Ale! Terus gue berangkat gimana dong rumah Lo itu jauh banget dari sekolah bisa terlambat dong gue?!"

"Gak papa sesekali Lo gak usah masuk kelas hari ini. Libur aja deh gue kasih izin seminggu gimana? Murah hati gue demi atas nama bokap, jadi Lo gak usah repot-repot ngamuk lagi lihat dia sama cewek lain." ujar Ale santai.

Sejujurnya ia tak ingin Alyra turun untuk hadir, ia tahu Alyra mungkin masih kelelahan sehabis menangis yang menguras tenaganya itu. Ia tak tega melihat akan diperlakukan oleh Axello dengan sedikit kurang menyenangkan untuk hati gadis itu hanya karena adanya cewek lain dipihak Axello berusaha membuat hubungan keduanya mulai merenggang.

Ia melihat sekali lagi ke arah Axello yang kini terlihat penasaran Ale sedang berbicara dengan siapa hingga harus sedikit menjauh darinya ke luar  sana. Bukan. Axello ingin bertanya langsung mengenai tentang Alyra yang sempat tertunda tadi biasanya Ale lah yang mungkin lebih tahu mengenai keberadaan cewek itu di sekitar seluruh sekolahnya.

Walau sebenarnya Axello sendiri ragu  Ale pernah baik dengan  seorang anak cewek? Mustahil baginya. Ale anti soal perempuan. Ia menggeleng kepalanya aneh bisa berpikir kalau Ale tahu.

"Gue gak mau tahu Lo harus jemput gue sini balik lagi! Gue gak butuh liburan! Gue mau ketemu sama Axello cowok gue! Atau enggak Axello bakalan direbutin sama anak Tante sialan itu!!"

"Gue tutup dulu udah ya bye!!" dengus Ale. Ia sedikit kesal ternyata Alyra masih saja mengharapkan Axello. Padahal jelas-jelas cowok gondrong itu melupakannya kemarin.

Axello kembali mendekat saat Ale cepat-cepat menyimpan ponselnya. Ia tak mau Axello sempat mendengar suara cewek itu di balik ponselnya. "Dari siapa?" tanya cowok itu.

"Gak penting sih! Yaudah gue mau ke ruangan laboratorium sama anak OSIS lain,," ujar Ale segera ingin berlalu meski sempat menatap Axello dengan pandangan tak percaya akan Alyra yang selalu saja bisa luluh oleh lelaki itu. Atau mungkin Alyra saja yang terlalu cinta mati sampai Axello tak menunjukkan hal yang berarti dilakukannya untuk Ale nilai seberapa berharganya sebagai kekasih dari gadis itu.

"Apa Lo tahu Alyra sekarang berada dimana?" Axello memulai lagi ia tak sabar ingin bertemu dengan gadis itu melalui Ale. Ia menahan langkah cowok itu sebentar.

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Nov 29, 2022 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

Mylovelly Kde žijí příběhy. Začni objevovat