ANGKASA || 45

292 51 31
                                    

•••

manusia tidak akan saling mengerti, jika belum merasakan penderitaan yang sama.

•••

"Gei, bangun yok. Kita duduk di kursi, di sini kotor," ajak Alex sembari memegangi bahu Geisha.

"Kasa gak suka lo kayak gini, nurut ya?" bujuk Alex.

Dengan tubuh yang terasa lemah Geisha bangun di bantu oleh Alex.

"Eh cewek itu bukannya murid baru itu ya?" tanya Dimas pada Brian yang berada di sampingnya.

"Keknya iya, siapa sih nama ya .. ah ya Naura, namanya Naura pindahan dari korea kan?" ujar Brian.

Dimas mengangguk. "Iya, ngapain dia di sini? Dia kenal sama Kasa?"

Dimas dan Brian terlihat sangat bingung, apa lagi Geisha, tapi tidak dengan Alex, sepertinya cowok itu tau siapa cewek tadi dalam kehidupan Angkasa.

"Lo tenangin diri dulu, Angkasa pasti gak pa-pa," ujar Alex menenangkan.

"Iya Gei, gue tau! Kasa pasti kuat, dia itu makhluk tuhan yang paling kuat, kalo dia gak kuat dia gak bakal bertahan sampe sekarang," tutur Brian.

"Kasa juga gak bakal senang kalo lo sedih, masa penyemangat hidupnya sedih kayak gini, semangat dong! Kasa pasti bakal lebih semangat lagi buat hidup," papar Dimas.

"Gei Gei Gei," panggil Nisa yang baru saja datang dengan napas yang tidak beraturan.

"Minggir kak," ucap Nisa mengusir Alex yang berada di samping Geisha. Dengan pasrah cowok itu bangkit dari duduknya.

"Nisa .. Kak Ano .." lirih Geisha memeluk erat Nisa.

"Kak Angkasa pasti baik-baik aja, percaya ya sama Allah. Kita doa supaya kak Angkasa di beri kesembuhan," ujar Nisa. Geisha mengangguk pelan.

"Cewek itu tadi lo kenal Lex?" tanya Brian pada Alex.

"Gak gue gak kenal, mungkin orang yang nyasar kali," sahut Alex menatap Brian dengan sedikit gelengan seakan berbicara 'gak sekarang gue ceritanya'.

Brian yang mengerti langsung mengangguk pelan.

Tak lama David dan Lika datang dengan tergesa.

"Di mana Angkasa?" tanya wanita yang berkepala 4 itu.

"Angkasa lagi di masih di ruang operasi tante," jawab Alex.

"Bunda .. " lirih Geisha sembari memeluk
Lika.

Lika membalas pelukan itu sama lirihnya. Dua perempuan yang Angkasa cintai itu merasa sangat sedih.

"Bunda, kak Ano gak bakal pergi kan?"

"Gak sayang, anak bunda gak bakal pergi."

David mengelus pelan punggung Lika. "Kita yakin ya Angkasa pasti gak pa-pa."

Setelah menunggu beberapa jam akhirnya operasi selesai. Dokter Rio keluar dari ruangan operasi dengan muka tenang. Paman Angkasa yang biasa merawat Angkasa lagi ada kerjaan di luar negeri. Pamannya meminta dokter Rio untuk merawat keponakannya itu.

"Operasi lancar, kita pindahkan pasien ke kamar ya," ujar dokter Rio.

"Alhamdulillah."

"Kapan dia akan sadar dok?" tanya Lika.

"Kita tunggu saja ya bu. Bisa kita berbicara sebentar?"

Semua berkumpul di dalam kamar kecuali Brian, Alex dan Dimas. Ketiga cowok itu sedang berada di kantin. Nisa? Cewek itu pulang duluan karena katanya ada urusan yang gak bisa di tinggalkan.

GEI;KASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang