36 | Bara Perusak Hari

Mulai dari awal
                                    

Tak sadarkah Bara bahwa semenit yang lalu satu-satunya pria yang terdapat dalam lamunannya adalah bapak satu anak itu? Tak tahu kah dia baru saja Naqiya menaruh banyak debar pesona dan kini hancur begitu saja?

Naqiya meneguk salivanya, kikuk menahan malu. Kepalanya menggeleng pelan dan membuang arah pandang dari mata tajam suaminya yang menyebalkan.

"Oke saya lanjut," Ucap Bara setelah melihat respon istrinya. "Lagi-lagi ya, setiap operasi produksi itu penting sekali memperhatikan dampak dan impact terhadap lingkungan sekitarnya. Bukan hanya pada lingkungan alam, tapi juga impact ke lingkungan sosial masyarakat sekitar."

Rasa dongkol di hati Naqiya berhasil merubah perspektifnya terhadap Bara. Beberapa menit yang lalu, Bara tampak begitu tampan dan seksi saat mengajar. Namun sekarang, rasanya ingin sekali Naqiya membalaskan dendamnya.

"Ya mungkin hari ini saya sudahi sampai disini saja ya," Tutur Bara setelah mulutnya banyak bicara menjelaskan materi pada mahasiswanya. "Sampai jumpa di pertemuan minggu depan, wassalamu'alaikum."

Saat pria itu langsung keluar setelah membereskan barangnya, Naqiya memberinya tatapan mematikan dan beruntungnya Bara sempat melihat bagaimana Naqiya berusaha mengancam pria itu.

Lihat aja ya, Mas, nanti di rumah. Batin Naqiya.

Mungkin kalau ada teman seangkatannya seperti Cantiya, hal seperti ini akan menjadi guyonan. Setidaknya sahabatnya itu akan mencoba membuat perasaannya sedikit membaik.

Tapi tidak saat ini. Ia sendiri. Tidak ada teman sekelasnya yang peduli. Ya, hanya dirinya dan rasa malu itu saja.

"It's okay, Kak Naqiya," Ucap suara gadis yang membuat Naqiya terlonjak seketika. Jujur Naqiya bahkan tidak tahu namanya.

Gadis itu mengangguk saat Naqiya menatapnya. "Pak Bara emang begitu, aslinya baik kok, Kak. Buktinya kalo sama aku selalu baik. Percaya deh, mungkin moodnya lagi nggak oke."

Apa lagi ini, Tuhan?

Maksud hati gadis itu mungkin baik ya menenangkan Naqiya. Namun saya seribu sayang, diselipkan kata-kata mutiara di dalamnya seakan dirinya lah yang paling dekat dengan Bara.

Yah, Naqiya mewajarkan sebab mungkin dia tak tahu siapa status Naqiya bagi Bara. Namun tetap saja, perasaan dongkolnya semakin menjadi.

"Nggak papa kok, btw makasih ya," Jawab Naqiya pelan sebelum berjalan mendahului adik tingkatnya barusan. "Aku duluan."

Baiklah, hari ini dirinya harus lekas kembali menemui pelipur lara yang ia miliki. Siapa lagi kalau bukan Argaza Aqsabian. Bayi menggemaskan yang mampu membuat siapapun merasa bahagia.

Belum sempat Naqiya memesan ojol, pesan singkat dari WhatsApp muncul di notifikasi ponselnya. Matanya lagi-lagi mengerjap sesaat setelah membaca bahwa pesan tersebut adalah milik Bara.

Mas Bara ❤️
Naqiya tolong ke parkiran sekarang

"Ya Allah..." Keluhnya yang benar-benar sudah muak sekali dengan kelakuan Bara hari ini. "Ni orang enak banget nyuruh-nyuruh!" Gerutunya pelan.

Mas Bara ❤️
Saya di mobil, kamu ketua kelas matkul geologi kelas A juga kan?

Bara mengirimkan pesan lagi saat mengetahui pesannya hanya dibaca oleh sang istri. Sebagai ketua kelas yang baik, ia harus bertanggung jawab bukan?

Me
Baik pak

Dengan langkah gontai, wanita itu melangkah ke arah parkiran untuk menuju lahan dimana mobil sang suami yang super duper menyebalkan itu terparkir. Percayalah, kalau bukan bicara soal tanggung jawab, Naqiya tidak akan sudi.

Bayi Dosenku 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang