4 .Terimakasih Hujan

6 3 1
                                    

"Kenapa lo sedikit berbeda dari kebanyakan cewek yang gue temui?"

Qenzi Abigail Reyganza

───────────────────────

🜲
H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
G
☕︎︎
.
.
.
.

"Xa jangan tidur di jam bu Laila.." bisik Caca pelan agar tak terdengar guru yang sedang menerangkan pelajaran di depan kelas.

Sementara yang di peringati hanya berdehem singkat tak ada niatan untuk membuka matanya. Bel tanda masuk telah berdering beberapa menit lalu. Sekarang adalah mapel bu Laila—guru Matematika paling Killer.

"Baiklah, anak-anak karena tadi ibu sudah menjelaskan materinya. Sekarang silahkan kalian buka halaman 48 dan jawab soal no 1 sampai 5 ya!" ucap bu Laila yang dihadiahi keluh kesah dari beberapa siswa. Terkecuali Lexa yang masih menelungkupkan kepalanya di lipatan tangan yang di taruh di atas meja.

"Oh ya satu lagi, bagi yang sudah siap ibu perbolehkan pulang lebih dulu!" Akhirnya itu sedikit mengurangi beban para siswa. Semuanya mulai berkutat dengan angka-angka di hadapan mereka, helaan nafas terdengar di penjuru kelas.

Tak lama setelah bu Laila mengatakan itu Lexa maju ke depan dengan membawa buku latihannya, membuat beberapa siswa keheranan.

"Ada apa Lexa, apa ada da soal yang kurang kamu mengerti?" tanya bu Laila juga keheranan sama seperti yang lainnya.

"Saya sudah siap bu!" ujar Lexa yang mampu membuat satu kelas menjadi hening. Bu Laila mengambil buku yang di sodorkan Lexa, ia pun mulai memeriksanya.

"Oke, kamu boleh pulang" lagi-lagi satu kelas melongo atas apa yang di katakan bu Laila.

"Makasih bu, kalau gitu saya pulang dulu" ucap Lexa sopan. Bu Laila menganggukkan kepalanya. Lexa membawa kembali buku latihannya dan berjalan ke meja belakang, tempat biasa ia duduk. Sementara itu para murid kembali berkutat dengan buku mereka.

Caca memperhatikan Lexa yang mulai memasukkan bukunya ke dalam tas. "Xa pinjam dong, nanti kan gue main ke rumah lo sekalian gue balikin...." ujar caca mengeluarkan jurus puppy eyes-Nya. Lexa paling lemah dengan jurus Caca yang satu ini.

"Nih ambil!" Lexa memberikan bukunya "Yaudah kalau gitu gue pulang dulu ya. Jangan lupa ntar ke rumah, sekalian bilangin sama Uti!" Lexa berlalu ke luar kelas.

Koridor masih sepi karena memang sekarang belum waktunya pulang. Dari kejauhan Lexa dapat melihat punggung seorang cowok yang tengah berjalan ke arah parkiran. Tujuan Lexa sebenarnya adalah kantin, tapi saat melihat cowok itu Lexa mengubah arah tujuannya menjadi ke parkiran. Lexa mempercepat langkahnya untuk melihat siapa cowok itu, dan ternyata itu adalah Qenzi.

"Qen tunggu!" teriak Lexa tertahan. Qen yang semula membelakangi Lexa kini menoleh ke belakang dan membalikan badannya menghadap Lexa.

Qen menaikan satu alisnya seolah bertanya 'Apa?'. Lexa yang tak paham hanya bengong.

"Apa?" tanya Qen dengan muka datar.

Lexa meringis pelan saat melihat muka datar Qen. Itu muka apa kagak bisa lebih ramah lagi yabatin Lexa.

"Bengong? Gue tinggal!" ujar anak laki-laki tersebut menatap jengah pada Lexa.

"E-eh...sorry, lo mau kemana?"

QenLe[ON GOING]✔Where stories live. Discover now