9

6.1K 700 9
                                    

Jeno mengutuk dirinya kesal, padahal hari ini ia ingin mengajak Haechan jalan-jalan dan sebagai bayaran karena telah membantu Haechan belajar, karena itu Jeno bela bela memohon pada temannya untuk dipinjamkan motor, tapi sialnya motornya mogok dan sekarang hujan deras. 

“ Yah Jen… sorry banget ya padahal gue janji nemenin lo jalan jalan, malah ujan” Haechan menyayangkan

“ Lah kenapa jadi salah lo, santai aja kali… emang ngga pas aja timingnya, gue udah coba nelfon bengkel ngga ada yang mau nyamperin karna ujan”

“ Ya iya lah, deres gini… eh tapi trus nanti lo pulang gimana? Terus motor lo?”

“ Udah aman itu… lo jadi dijemput sopir lo?”

“ Iya ini lagi otw, tadi gue bilang motor kita mogok, mungkin dia bisa bantu”

Jeno hanya mengangguk pelan, tidak lama setelah itu sebuah mobil menghampiri mereka yang sedang menepi di bawah pohon. Jeno pun sedikit terkejut ketika melihat pria dengan payungnya keluar dari mobil, yang mana itu adalah kakak tirinya. 

Mark sempat terdiam, tidak menyangka ternyata yang dia temui adalah adiknya. Tadi Haechan sempat izin pada ayahnya dan Mark untuk menemani temannya yang membantunya di bimbel itu, dan Mark tidak menyangka ternyata itu adalah adeknya Jeno.

“ Oiya kenalin ini Jeno, yang selalu gue ceritain itu lo” Ucap Haechan santai kala Mark menghampiri mereka. 

Jeno hanya diam, menatap kakaknya itu lurus. Mark tersenyum tipis dan membungkuk sopan. 

“ Mark, sopirnya Haechan” Mark memperkenalkan diri dan Jeno hanya mengangguk kaku. 

“ Yaudah kalian masuk dulu aja, biar gue check motornya, mogok ya?” Tanya Mark dan dijawab anggukan oleh Haechan. 

“ Sorry ya Mark, jadi repotin, kalau kenapa napa bilang ya, yok Jen” Ucap Haechan menerima payung dari Mark dan menarik tangan Jeno untuk berteduh di dalam mobil. 
.

“ Sopir lo emang ngomong santai ke lo gitu? Ko ngga sopan banget?” Ucap Jeno kala mereka sudah masuk ke dalam mobil. 

“ Oh.. itu emang gue yang suruh, lagian kan sepantaran juga...dia paling 2 tahun di atas gue, ngga nyaman gue kalau dia ngomong sopan ke gue”

Jeno hanya mengangguk, sedikit melirik ke kaca spion melihatkan Mark yang tengah diguyur hujan dan sibuk memperbaiki motor temannya itu. Setelah hampir sepuluh menit Mark mengutak atik motor Haechan akhirnya ia menemukan kenapa motor itu mogok.

Tok tok 

Haechan menurunkan kaca mobilnya dan sedikit kesal menatap Mark yang basah kuyup. 

“ Lo kok ngga pake jas ujan atau payung gitu!”

“ Udah nggak papa, itu olinya kayanya abis, tolong bukain bagasi belakang dong, tadi gue bawa jaga-jaga”

“ Tapi bisa idup lagi kan?” Tanya Jeno sedikit panik, karena bagaimanapun itu adalah motor temannya.

Mark tersenyum tipis dan mengangguk, ia bisa melihat kepanikan dari wajah adiknya itu.

“ Bisa kok, tapi kayaknya cuma sebentar, tetep harus dibawa ke bengkel. Nanti biar gue yang bawa ke bengkel, kalian pulang duluan aja”

Haechan menatap Mark sebentar, mengerti tatapan Haechan yang khawatir, Mark tersenyum tipis sambil mengangguk, kemudian kembali ke bagasi belakang dan mengganti oli motor itu. 

“ Yaudah yok kita balik aja, mau lo yang nyetir atau gue?” Jeno menawarkan. 

Haechan masih diam, menatap Mark dari kaca spion, tadi saat Mark yang menghampiri mobil mereka, tubuhnya sudah basah kuyup, bahkan saat ia berbicara bibirnya sedikit bergetar. 

“ Jen bentar ya…” Ucap Haechan dan merampas payung yang ia pakai tadi dan sedikit berlari keluar. 

“ Loh.. ngapain disini? Ngga pulang ?” Tanya Mark ketika menyadari ada seseorang yang memayunginya.

“ Itu badan lo basah kuyup! Ntar lo sakit siapa yang ngater gue besok sekolah!” 

“ Ngga bakal sakit gue, udah sana….kasian itu….pacar?” Mark mengangkat alisnya sambil memberikan tatapan jahil pada Haechan. 

“ Apaan! nggak ya! Gue cuma bayar hutang karna dia bantuin gue belajar! Udah cepet kerjain itu sana!” Kesal Haechan sambil menggeplak kepala Mark

“ Hahah ia ia… “

Haechan tersenyum tipis dan setia memayungi Mark. Sedangkan di lain sisi, Jeno menatap kesal kedua orang itu ,pasalnya ia melihat semuanya, bagaimana Haechan tertawa dan menjahili Mark, bagaimana Haechan tersenyum pada Mark, semua itu Jeno tidak mendapatkannya dari Haechan. Senyuman dan tawa Haechan yang Jeno lihat biasanya, sangat berbeda dengan senyuman dan tawanya saat ini. 

Setelah hampir sepuluh menit lamanya, akhirnya Mark berhasil menghidupkan motor itu.

“ Udah… ini kayaknya bisa sampai ke bengkel terdekat…. Udah sana pulang lo” Ucap Mark mengusir Haechan. 

“ Trus lo ujan-ujan ke bengkelnya?” 

Mark mengangguk santai sedangkan Haechan hanya memutar matanya malas pasalnya ia bisa melihat tangan Mark yang sedikit bergetar, bahkan tadi saat memperbaiki motor itu, Mark terlihat sangat kedinginan

“ Pegang ini bentar” 

Ucap Haechan memberikan payungnya pada Mark, Mark menurut dan sedikit heran ketika Haechan membuka jaketnya.

“ Agak ngga guna sih badan lo udah basah kuyup gitu, tapi ya daripada nggak sama sekali…” Ucap Haechan sambil memakaikan Mark jaket miliknya dan kembali mengambil payung di tangan Mark. 

Mark sempat terdiam dan tersenyum tipis. 

“ Makasih…” Ucap Mark sopan dan membungkuk 

“ Bisa ngga kalau bilang makasih, bilang aja… ngga usah bungkuk”

“ Kan lo tuan gue”

“ Tuan??? Geplak nih!” ucap Haechan kesal sambil mengangkat kepalan tangannya, Mark pun hanya terkekeh dan langsung berlari ke motor itu. 

“ Bilang ke temen lo, motornya aman kok..nanti gue share lock bengkelnya dimana”

“ Ngga usah gue ikutin lo dari belakang aja…”

Mark mengangguk pelan setelah itu langsung menghidupkan motornya dan Haechan bergegas masuk ke dalam mobil. 
.

.

.

.

.

.

Jeno keluar dari kamarnya hendak untuk mandi, sedangkan bertepatan dengan itu, Mark baru saja pulang dan mereka sempat saling menatap. Seperti biasanya Mark akan tersenyum tipis, menyapa adiknya itu, sedangkan Jeno membuang wajahnya dan mengabaikan Mark. 

“ Sejak kapan lo jadi sopir Haechan?” Tanya Jeno kala Mark ingin masuk ke dalam kamarnya mengganti pakaian. 

Mark tersenyum tipis, merasakan aura tidak suka dari adiknya itu. 

“ Sejak semester kemarin, udah 10 bulan mungkin…”

Jeno masih diam sedangkan Mark kembali menatap sendu adiknya itu

“ Jadi selama ini lo yang bantu dia belajar ya? Gue bangga sama lo, nilainya jadi tinggi gitu, Haechan juga cerita dia nyaman dan ngerti kalau lo yang jelasin.” Jelas Mark membanggakan adiknya itu. 

“ Lo sama dia, cuma sebatas sopir majikan kan?” Tanya Jeno dingin, mengabaikan ucapan Mark sebelumnya. 

Mark tersenyum tipis dan mengangguk. 

“ Eung… Haechan juga ngga tau kalau lo adik gue… tenang aja” Senyum Mark sendu

“ Baguslah… karena lo emang bukan kakak gue.. Ngga usah ngaku ngaku!” Ucap Jeno lagi sambil berjalan lalu dan masuk ke dalam kamar mandi. 

Mark masih diam ditempat, menatap sendu adiknya itu. Mark beberapa kali menghela nafasnya panjang, menatap sendu jaket Haechan yang tengah ia pakai. 

Gue hampir lupa…

Kalau Haechan itu majikan gue…

[Complete] Home || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang