2

8.9K 803 20
                                    

Haechan menghela nafasnya kesal sambil menutup ponselnya. Ia tidak mengerti dengan ayahnya ini. Haechan tau semua yang dilakukan oleh ayahnya ini bentuk rasa sayang dan peduli padanya, tapi jujur Haechan lelah. Dia bukan anak kecil yang harus di antar jemput setiap hari.

" Tuan Haechan?" Haechan sedikit mengangkat alisnya, melihat foto yang dikirim oleh ayahnya dan plat mobil yang menunggunya di depan sekolah.

" Gantiin pak Yono?" Tanya Haechan dan Mark mengangguk pelan.

" Haechan aja, kayanya lo lebih tua dari gue, ngomong santai aja masih sepantaran" Ucap Haechan santai masuk ke dalam mobil. Mark hanya mengangguk dan langsung kembali masuk ke dalam mobil.

Mark sedikit terkagum melihat Haechan, tidak heran kenapa Johnny sangat protektif menjaga anak itu, walaupun warna kulitnya sedikit gelap, tapi kulitnya benar benar mulus dan bersih, belum lagi wajah Haechan yang begitu cantik dan matanya yang indah. Haechan benar benar terlihat seperti seorang pangeran.

" Nanti turunin gue di cafe Kwangya tau kan lo?" Ucap Haechan masih memainkan ponselnya

" Uhm... maaf tuan, tapi tadi tuan Johnny menyuruh saya untuk mengantar tua bimbel"

Haechan mengela nafasnya panjang dan memutar matanya malas. Sambil mendecak kesal,Haechan mengeluarkan dompetnya dan melemparkan beberapa lembar uang ke kursi depan.

" Lo sama gue! Gue tuan lo! Jangan banyak gaya lo!"

" Maaf tuan, tapi saya sudah berjanji dengan tuan Johhny"

" Ck... nurut aja bisa ngga sih! Gue teriak lo nyulik gue nih!"

" Tap-"

" Aelah gue nongkrong doang! Ah... mending sama pak Yono! Lo ngga asik, ngga bisa diajak kerja sama!"

" Saya hanya menjal-"

" Bacot! Diem lo! Ngga lo turunin gue disana! Gue teriak lo mesum! Atau gue lompat nih dari mobil"

Mark menghela nafasnya panjang, Mark terpaksa mengalah karena jika tidak bisa saja anak ini benar benar melompat dan itu semakin berbahaya.

.

.

.

.

.

.

Mark sedikit bingung kala Haechan mengajaknya ke sebuah gang kecil.

" Tuan kita mau kemana?" Tanya Mark sopan sedangkan Haechan hanya memutar matanya malas mengabaikan pertanyaan Mark dan tetap berjalan.

Mark sedikit menenggak air liurnya kasar, mengepalkan kedua tangannya ketika di ujung gang, ia melihat beberapa anak sekolah lainnya, seolah menunggu kedatangannya mereka.

" Tuan, ini ad-" Belum sempat Mark menyelesaikan ucapannya, Haechan sudah menarik tubuh Mark dan membanting tubuh anak itu ke lantai.

" Keren lo begitu hah?! Cepu lo bangsat!" Kesal Haechan sambil menendang perut Mark.

Kemarin Haechan dimarahi habis-habisan oleh ayahnya karena Mark yang mengadukan bahwa dirinya tidak pergi bimbel. Haechan juga tidak menyangka ternyata hari itu Mark mengikuti Haechan dan membeberkan apa yang ia lakukan hari itu pada ayahnya.

Selama ini Haechan menipu ayahnya, menjadi anak baik dan patuh pada ayahnya, tapi sayangnya Haechan tidaklah sebaik itu, ia suka nongkrong mabuk dan merokok dengan teman temannya, pergaulan Haechan benar benar tidak baik. Karena itu Haechan menyembunyikan itu semua dari ayahnya, karena sebagai anak dari seorang pemilik rumah sakit terbesar di Korea, Haechan terpaksa berpura-pura.

[Complete] Home || MarkhyuckWhere stories live. Discover now