21 : Pilihan Terbaik

8K 1.3K 74
                                    

21 : Pilihan Terbaik

Arsya melirik sekilas Miwa yang tengah tertidur pulas di lengannya. Bibirnya tersenyum tanpa dia sadari dan terus tersenyum. Meski dia harus menahan berat beban badan perempuan itu yang bergelayut di lengannya kemudian terpekur hingga terdengar suara napasnya yang berat, Arsya tetap melajukan mobil sebaik yang dia bisa, mengaktifkan mode otomatis dan berhati-hati apabila dia perlu menggunakan tangan kirinya agar Miwa tak terganggu tidurnya.

Ini pertama kali setelah sekian lama dia memandangi wajah Miwa yang tertidur. Ada yang mencubit kecil hatinya tiap kali dia melirik ke arah Miwa. Sadar betul, bahwa perempuan itu begitu lelahnya. Terakhir kali dia melihat atau mendengar Miwa mendengkur adalah ketika Miwa tidak tidur dua hari menjaganya saat Mama meninggal dunia.

Miwa selalu tidur dengan tenang, meski tidak berubah-ubah posisi, pernapasan Miwa saat tidur cenderung teratur. Jika dia sudah terlihat lelah sekali, meski saat tidur begini ... berarti ia benar-benar tengah kelelahan.

Telinganya kembali terngiang ucapan Miwa beberapa jam yang lalu, sebelum mereka terjebak macet, saat perdebatan yang mereka lakukan terhenti begitu saja. Membekukan tubuhnya. Sebagian dirinya berontak, sebagian dirinya memaksa bagian yang lain untuk tenang.

"Ayah udah tahu, Sya."

Arsya pernah berandai-andai dan kini andai-andai itu telah terjawab. Dia pikir, Miwa belum pernah menceritakan bagaimana buruknya hubungan Arsya dengan papanya sehingga kedua orang tuanya tak mengerti bagaimana rumit persoalan hidup Arsya apabila berhubungan dengan papanya itu. Arsya dan papanya bukan hanya tak akur, tapi lebih dari itu. Mereka begitu rumit dan dipaksa tinggal di satu atap yang sama bertahun-tahun.

Hal itu juga menjadi alasan pertengkaran hebat mereka tahun lalu. Arsya meminta Miwa menjelaskan keadaan yang sesungguhnya dengan harapan keluarga Miwa mau menerimanya seorang diri, tanpa keluarga. Tak dikenal sebagai anak Irsya Boureen pun tak masalah bagi Arsya. Dia masih memiliki aset bisnis dari mamanya. Arsya bisa berdiri sendiri, meski ia tahu ia akan mengeluarkan segenap tenaganya apabila papanya membuat ulah lagi ... apalagi sampai melakukan hal-hal tidak masuk akal. Kepada dia, Miwa maupun keluarga Miwa. Irsya Boureen di dunia bisnis terkenal dengan tangan dingin. Jangankan ke orang lain ke keluarganya saja dia beku. Ada alasan lain kenapa dia terus berada di samping Papanya, bukan hanya pesan mamanya, Arsya harus memastikan:mengendalikan papanya tidak berbuat macam-macam di luar batas.

Namun ternyata dia salah, nyatanya Miwa telah mengatakannya dan orang tua Miwa tetap menunggu momen dia berbaikan dengan Papa, yang sepertinya tidak akan pernah terjadi. Mereka tak akan menerima Arsya seorang diri. Itu membuat kekecewaan yang luar biasa di dalam hatinya. Pun, ia cukup mengerti kenapa Ayah Miwa melakukan itu semua.

Keluarga Miwa terpandang di daerah sana. Jika mereka menikah, kolega Ayah Miwa tidak main-main banyaknya. Ayah Miwa berhasil masuk ke dalam jajaran orang penting di kabupatennya dalam beberapa tahun dan daerah-daerah sekitarnya. Pejabat daerah mengenal Ayah Miwa baik. Bahkan sewaktu pertemuan dengan Gubernur, Ayah Miwa datang menenuhi undangannya.

Mungkin, pernikahan tanpa keluarga sang mempelai pria di Jakarta sudah terlalu biasa. Mereka hanya akan bertanya-tanya pada hari-H dan kemudian lupa setelah pulang. Lain lagi dengan sistem kekeluargaan di luar Jakarta, ini menyangkut harga diri pada hari itu dan hari-hari setelahnya. Ayah Miwa memiliki harga diri dan sudah pasti menjaga harga diri keluarganya. Keluarga mereka pasti akan mendapat tekanan karena ucapan banyak orang yang tidak akan pernah bisa dikontrol.

Sedikit banyak ... Arsya mulai mengerti dan menerima.

Di sisi lain, Papanya juga tengah mengibarkan egonya karena tak ingin Arsya menikah sebelum keadaan CBN membaik. Pasca Covid-19, CBN tidak pernah benar-benar membaik. Setiap tahun mereka harus melakukan pengurangan pekerja dan apapun yang mereka produksi tidak pernah sampai di titik puas seorang Irsya Boureen. Semuanya menjadi berbeda, rumit, kacau ... dari semua sisi.

We Have To Break Up | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang