✨ (20+! Mature Part)D•i•b•a•l•i•k B•a•y•a•n•g•an ✨

140 6 2
                                    

Ruangan itu temaram, sinar lampu berwarna merah justru menambah sisi kelam dari tempat tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ruangan itu temaram, sinar lampu berwarna merah justru menambah sisi kelam dari tempat tersebut. Dinding-dindingnya terbuat dari bata ringan, catnya yang putih sepertinya sengaja dibiarkan terkelupas oleh pemiliknya di beberapa bagian. Sisi-sisinya dipenuhi oleh deretan kaca panjang juga meja marmer berwarna hitam, warna senada dengan lantainya. Kemudian pada bagian tengah terdapat sebuah ranjang berkanopi besar, di sanalah tampak aktifitas sedang terjadi, kegiatan yang menjadi pusat suara lenguhan, rintihan, tangis tertahan, juga pukulan sejak tadi terjadi.

Sesosok wanita berbadan ramping tengah menukik kan tubuhnya hingga bagian pantatnya berada satu garis lurus dengan figur maskulin dibelakangnya. Surai coklat kemerahan, sebahu miliknya berantakan, lengket oleh keringat serta menutupi bagian depan wajahnya bak tirai. Terdapat three layer choker yang disambungkan menjadi tali kekang melingkari lehernya, ujung talinya dipegang oleh lelaki yang seolah tengah menguasai dirinya.

Tubuh polos perempuan tersebut dipenuhi oleh bilur-bilur luka akibat bekas tamparan juga pukulan, meninggalkan jejak hampir di sekujur kulitnya yang putih. Puncak payudaranya yang bulat, sintal dan berukuran lebih besar dari badannya terlihat bengkak, memerah, terlihat bekas gigitan di sekitar area gunung kembarnya. Dilihat dari segi fisik wanita itu memang kesakitan, nyeri menjalar hingga menusuk tulang, tapi anehnya secara mental, dia justru merasakan kenikmatan tiada tara dari siksaan demi siksaan yang ia dapatkan kala ini.

Lelaki dengan fisik serta visual bak Dewa Yunani yang berada dibelakangnya terus saja menghujamkan miliknya memasuki diri si perempuan secara kasar dan juga dalam sambil memberikan tamparan keras di sekitar pantat atau bagian tubuh lainnya tanpa berpikir dua kali. Sementara si wanita terlihat mencengkram erat ujung kanopi hingga kesepuluh buku jarinya memutih, ia menggigit bagian dalam bibir, menekan jauh-jauh sakit juga perasaan nyeri yang kini melanda dirinya. Sembari memejamkan kedua netra, menahannya beberapa waktu kemudian secara perlahan kenikmatan aneh kembali menyebar, menggantikan semua rasa sakitnya.

Plak!.
Satu tamparan keras.
Lenguhan dari si pria berdarah Indonesia- selat Gilbraltar yang kini tengah memejamkan mata sambil mendongakkan kepala seraya mengerang akibat mendapatkan kepuasan. Tangannya menarik kencang tali dikedua tangannya, menyebabkan sosok perempuan dibawahnya tersebut ikut mengangkat leher, merasa tercekik selama beberapa detik sebelum akhirnya sang penguasa melonggarkan lagi tarikannya.

"Sial Alexa, kenapa kamu begitu nikmat!" Pria itu meraung dengan suara baritonnya yang parau juga serak. Kala membuka mata, sepasang iris biru menggelap dipenuhi oleh hasrat pekat juga ledakan gairah hebat.

Wanita yang dipanggil hanya mampu menggerakkan lehernya pelan, sembari terus menggigit bibir menahan rasa sakit yang ia dapat.

Alexa selalu memahami satu hal, semakin kasar perlakuan yang diberikan masternya kepadanya, maka itu adalah tanda-tanda sang lelaki akan segera mencapai puncaknya. Dan benar saja, tak butuh waktu lama hingga pria bersurai sekelam langit malam tersebut mendapatkan orgasmenya, dibarengi teriakan Alexa yang tak bisa lagi ia tahan karena cengkraman kuat dari tarikan pada tali kekang di lehernya juga tekanan kuat pada bagian bawah perutnya.

DERANA (Hurt & Healing Love Story).Where stories live. Discover now