Ekspresi Emi menjadi bingung mendengar itu. Ia menatap Reane dalam diam.
"Aku ingin hidup baik di sini. Aku tidak akan pernah kabur lagi. Aku akan menjadikan tempat ini rumah kedua ku."
"Rumah kedua?" Emi menyahut refleks.
"Hmm." Reane menoleh dan tersenyum. "Karena rumah pertamaku adalah Rey."
Emi tertegun dengan ekspresi terkesiap.
"Aku akan menjaga dia dengan baik. Aku akan selalu berada di sisinya. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitinya."
"Jadi ...." Senyum Reane perlahan memudar. Kebingungan Emi langsung di gantikan rasa merinding dan dingin di punggungnya. "Bolehkah aku tahu mengapa kamu memerintahkan para pengawal untuk menenangkan Tuanmu sendiri dengan cara kasar?"
Emi terkejut. Wajahnya memucat seketika.
Pandangan Reane mendingin perlahan. "Apakah cara itu yang kalian lakukan setiap Ray kambuh?"
Emi menggeleng dengan keringat menetes di pelipisnya. "I-itu Nyonya ... Itu bukan keinginan ka-mi ... Namun perintah."
"Perintah?" Reane mengerutkan kening.
"Ya! Nyonya!" Emi tiba-tiba menangis. "Sa-ya sebenarnya sangat tidak menginginkan cara itu, karena pasti akan menyakiti Tuan Muda. Namun saya hanya pekerja di sini, dan saya akan kehilangan pekerjaan jika tidak patuh."
Reane berpikir keras. "Siapa yang memerintah?"
Emi mengepalkan tangannya dengan ekspresi sedikit panik. "It-u ...."
"Saya yang memerintahkan dia."
Suara pria yang berat tiba-tiba terdengar di belakang membuat keduanya menoleh bersamaan. Di sana, seorang pria tinggi berdiri dengan wajah tanpa ekspresi. Dia memakai mantel hitam dan sepatu hitam mengkilat. Ada tas cokelat di tangannya. Wajahnya tegas, walaupun tak dapat di sangkal dia tampan. Tatapan tajamnya membuat siapapun takut, termasuk Reane yang langsung gemetar tanpa sadar. Apalagi ia baru ini menemui orang seseram itu. Tiba-tiba pria itu melangkah ke arah mereka dengan langkah lebarnya. Reane menegang.
Di sisi lain, Emi langsung berdiri dan menyapa sopan. "Pak Grehen. Selamat datang kembali."
Reane terkejut sehingga ia langsung berdiri. Dia menatap pria itu dengan mata terbuka lebar.
Tatapan tajam Grehen tak lepas dari Reane dan menelisiknya. Matanya menyipit dengan langkah semakin dekat. Saat sampai di hadapan gadis yang hanya sebatas dadanya itu, Grehen terdiam tanpa ada yang tahu apa yang di pikirkannya.
"Mengapa kau ingin tahu? Apakah kau mulai ikut campur?" Tanpa nada dan intonasi, suaranya yang rendah bertanya.
Reane mengepalkan tangannya yang berkeringat.
Aku tidak boleh takut! Aku harus melawan auranya!
"Mengapa Anda mempertanyakan alasan saya, Pak Grehen? Apakah kenyataan bahwa Ray adalah suami saya kurang jelas?"
"Kau mengakuinya?" Grehen mencibir. "Aku tidak pernah lupa tingkah seorang gadis kecil yang sangat ingin mencoba kabur seolah tikus dalam kungkungan kucing, dan sekarang tikus kecil itu mengakui bahwa kucing itu temannya? Apakah tidak takut di makan dan mati tercabik-cabik?"
Reane menggigit bibir pucatnya. Matanya gentar bergetar. Jantungnya berdegup kencang. Namun kekesalan menyerbunya.
Kenapa orang ini sangat menekan?! Aku harus bertahan!
Mempertahankan ekspresi keras kepalanya, Reane mengangkat kepalanya dengan arogan. "Bahkan aku tak peduli tubuhku hancur lebur di cabik-cabik kucing itu. Namun Aku tidak akan pernah takut dan berjuang untuk tidak di makan. Aku akan menjinakkan kucing itu dengan caraku sendiri!"
Grehen mengangkat sebelah alisnya. Melirik Emi yang hanya berdiri gemetar dengan wajah pucat, dia berkata. "Apakah kalian tidak salah menangkap kembali tikus kecil yang sebelumnya kabur itu?"
"A-h...." Emi gelagapan dan sangat tidak nyaman mendengar nyonyanya di panggil 'tikus kecil'. Kepalanya menggeleng panik.
"Di mana kalian menemukannya? Di got rumahnya?"
"Pa-k ..." Emi melirik Reane dengan gugup. "Nyonya kembali ke rumah ini sendiri."
"Ah!" Grehen bereaksi berlebihan dengan tawa datar di wajahnya. Wajahnya mendekat membuat Reane sedikit mundur. "Kau tidak takut mati, tikus kecil?"
Ekspresi Reane mengeras melihat cibiran dan ejekan di wajah Grehen.
"Apakah kamu tidak takut suamimu itu mencabik-cabikmu?" Senyum ejekan langsung lenyap di wajah Grehen. Dia berbisik. "Aku akan terus mengawasimu. Aku akan memberikanmu kesempatan untuk membuktikan apa yang sudah kamu katakan sebelumnya. Jika kamu bertingkah laku buruk lagi di rumah ini, akulah yang tidak akan segan-segan mencabik-cabikmu, tikus kecil."
Kesempatan yang sudah kukatakan?
Apa maksudnya? Reane menatap punggung lebarnya penuh kebingungan.
Grehen berbalik menuju pintu masuk.
"Tunggu!" Teriak Reane mengeluarkan kejengkelannya. Melihat langkahnya terus berlanjut, urat-urat kesal muncul di leher dan pelipis gadis yang tengah marah itu. "Hei! Pak tua! Berhenti!"
Mendengar panggilan 'Pak Tua', langkah Grehen langsung berhenti tiba-tiba. Menoleh dengan wajah merah karena kesal, Grehen melihat gadis itu tersenyum mengesalkan. Hei! Dia masih berumur 30-nan, apakah wajahnya setua itu di mata gadis kecil ini?
"Aku akan membuktikan bahwa aku lebih baik darimu! Kamu sangat tidak pantas berada di samping Ray! Cara
mu memerintahkan mereka mengikat Ray sangat lah kasar! Aku tidak akan memafkanmu!"
Hati Grehen mencelos. Wajahnya terlihat marah membuat Reane takut dan mundur. Namun, tatapan marahnya bukan tertuju padanya, namun arah lain, seakan-akan... Marah pada dirinya sendiri.
Reane tidak berani bersuara lagi melihat keterdiamannya. Dia langsung menyusut dan tidak akan berpura-pura kuat lagi jika Grehen melawannya. Tapi yang ia lihat, Grehen berbalik kembali dan melangkah masuk dengan langkah lebih pelan.
Grehen menggerakkan gigi dan menutup pintu belakang rumah itu. Matanya memerah tajam penuh amarah. Kedua tangannya terkepal sehingga urat-urat di lengannya amat menonjol.
"Aku juga tidak akan pernah memaafkan mereka."
~•~
TBC.
___
_____
11.26
Minggu, 30 Oktober 2022
YOU ARE READING
Dependency ✓ [Sudah Terbit]
Romance17 tahun Leane hidup di ranjang rumah sakit tanpa mengenal dunia luar. Setiap hari, ia hanya tahu rasa sakit karena keadaan tubuhnya yang lemah. Pada akhirnya, ia mati dengan damai tanpa pernah merasakan apa itu kebahagiaan. Bangun di tubuh dan temp...
9. Dependency 🌷
Start from the beginning
![Dependency ✓ [Sudah Terbit]](https://img.wattpad.com/cover/315356737-64-k470748.jpg)