05 Identitas dan Ancaman

3.2K 127 2
                                    

~Hai Guys sebelum mulai/baca jangan lupa buat 'Follow 'Vote dan 'Komen di setiap paragraf nya oke!

Happy Reading

***

Pagi ini sangat cerah sekali, matahari pun tampak sudah terbit lebih dulu sejak tadi saat para manusia sedang tertidur. Kicauan burung dan suara ayam berkokok senantiasa menemani damai nya pagi hari ini.

Embun pagi yang harum akan air tanah, hinggap dengan manis di setiap benda dan tumbuhan pada lingkungan terbuka. Jika seseorang tak mengetahuinya, mungkin dirinya akan berfikir bahwa malam tadi hujan telah turun. Padahal nyatanya, yang turun bukan lah hujan, namun embun.

Memang, semua yang terjadi di luar sana, tak semuanya tau, bagaimana cara dan mengapa bisa seperti itu. Sama seperti manusia, hasilnya bisa mereka lihat bagaimana rupanya, namun siapa yang membuatnya tentu tak sama rata, orang yang mengetahuinya. Orangnya saja tidak di ketahui, apalagi perjuangannya.


Sarapan di pagi ini sedikit di bumbui oleh banyak nya candaan, mengingat waktu bel masuk Sekolah masih lumayan lama, mereka tentu tak menyia-nyiakan hal itu. Dengan bersantai-santai di meja makan sembari melempar candaan. Ini adalah pagi yang indah untuk Cyzi dan teman-teman nya yang lain.

"Ku hamil duluan, sudah tiga bulan gara-gara pacaran serta gelap-gelapannn oowww. Aku hamil duluan. Asekk!"

Cyzi memutar bola matanya malas dengan perasaan dongkol. Sejak tadi, di saat yang lain sedang bercengkrama dengan normal, sahabatnya yang satu ini malah ribut sendiri dengan lagu 'hamil duluan'. Memang benar-benar definisi extrovert yang sesungguhnya. "Gak usah ribut bisa gak, Eon?"

Reon menyengir lebar sembari menggoyangkan kedua alat makannya, persis seperti anak kecil. "Ribut kenapa, Zi?"

Mereka yang mendengarnya pun mendengus, tak sadarkan Reon, jika ia sedari tadi brisik? Memang manusia yang satu itu tak akan pernah sadar jika tidak di bogem terlebih dahulu.

"Jelas-jelas lo dari tadi nyanyi-nyanyi lagu hamil duluan, dari bangun tidur ampe di meja makan juga lo masih nyanyi begituan. Gue jadi berspekulasi kalo elo hamil beneran." Kean mengelus dadanya sendiri seperti seorang penceramah yang usai memberikan wejangan.

Sedangkan Reon yang mendengar ucapan Kean pun, semakin di buat tidak paham, apa yang terjadi memangnya. "Hah?"

Plak

Akra menampar lengan Reon dengan perasaan greget. Ini yang salah mereka atau Reon sebenarnya? Kenapa sejak tadi cowok itu seperti yang tak memahami apa apa. "Bangsat, ini gak normalnya sampe pendengaran juga, njing."

Reon mengusap hidungnya dengan pelan, kembali berusaha berfikir, dimana letak salahnya. Di saat dirinya sendiri sedang sibuk dengan segala fikiran lain, ia malah di tambah berfikir, tentang mengapa ia di pukul, apa lagi salahnya. "Gue ngapain?"

Cyzi dan yang lain langsung saja pergi dari sana dan berjalan ke luar Mansion, meninggalkan Reon yang sedang bergelut dengan ke lemotannya. Ini benar-benar menguji kesabaran, dan mereka tak siap untuk di uji. Jadi lebih baik menyingkir saja, untuk menjaga kestabilan emosi.

"Oo, hamil duluan? Siapa yang hamil?" Gumam Reon setelah menemukan satu jawaban dari segala pertanyaan dikepala nya, hanya 1 persen jawaban. Karena cowok itu dengan pongah nya malah kembali bertanya.

DARK COUPLE [NEW]Where stories live. Discover now