Chapter 2 : Aku? Mira?

1.3K 28 2
                                    

[ Bletaaankkk ]

Ku tendang kaleng minuman bekas,
Kesal, hingga berjalan dengan gontainya sepulang kerja.

Aku seperti kehilangan akal, seolah tak tentu arah akan kemana.
Hari ini sudah 5x aku dimaki sana sini tanpa henti.
Seperti semua yang kulakukan hanya berakhir dengan kesalahan.

"Aaaaaarrrgggghhh!!"
Ku teriak, rambut dikepalaku pun kujambak.

Benar benar, ingin rasanya aku lenyap hari ini.
Rasa malu ini sudah tak tertahan lagi, rasanya meluap hingga ke titik nadi.

Namaku Agung Priambudi,
berkerja di sebuah perusahaan makanan ringan, sudah 7 tahun lamanya.
Namun, yang kudapat hingga saat ini hanyalah keputusasaan dan direndahkan.

Semakin keras ku bekerja, juga semakin besar aku aku berusaha, semakin mati matian untuk aku menyusun kembali sebuah kepercayaan, namun hanya tatapan merendahkan yang kudapatkan.

Semua itu bermula ketika aku sebagai pegawai baru, dan temanku mendapatkan sebuah projek besar kerjasama dengan merk luar terkenal.

Mungkin karena atasan melihat benar kemampuan dan skill-ku hingga mereka memberiku tanggung jawab yang bisa dibilang lumayan besar dan vital dalam projek itu.

Semua berjalan lancar.

Sesuai dengan harapan.

Namun, seketika, segalanya sirna tak bersisa,
Ketika konsep sebuah produk hasil projek kerjasama ternyata telah dicontek oleh perusahaan saingan tepat sebelum tanggal perilisanya.

Semua pihak pun murka, dengan santainya rekan kerjaku menuduh bahwa akulah yang bertanggung jawab atas kesalahanya.

Berkilah, namun entah kenapa semua bukti mengarah kepadaku. Seolah seisi bumi memfitnahku.

Pada akhirnya, aku pun tahu, bahwa dia hanya memanfaatkan posisiku untuk mendapatkan keuntungan dari membocorkan konsep produk baru ke perusahaan saingan tempat kerjaku. Sehingga mereka bisa merilis dan mempatenkan terlebih dahulu, sebuah konsep yang aku kerjakan mati-matian.

Nasi sudah menjadi bubur,

Pada akhirnya aku pun dimutasi ke divisi lebih rendah, meninggalkan rumor palsu yang merebak syahdu bertebaran seantero perusahaan.

====================================

Ku terduduk di jembatan penyebrangan,

Menyaksikan indahnya gemerlap kota, dan lalu lalang mobil dan motor dijalanan.
Kunikmati hembusan angin yang menerpa tubuhku.
Entah kenapa, malam ini, terasa berbeda.

Kusandarakan kepala ke pembatas jalan jembatan penyebrangan,
Rasa dinginya menusuk masuk hingga terasa sampai ke kepala depan.

Hening.

Ditengah hiruk pikuk dunia, kucoba pejamkan mata.

"Hiksss hiksss hikksss.."
Terdengar suara tangisan tak jauh dari tempatku, membangunkan diriku dari penyesalan yang sedang aku nikmati dan rasakan.

Kudapati seorang gadis muda, berjalan menangis, kemudian berhenti, dan menatap jalan raya yang terhampar sejauh mata memandang, dengan sebuah kertas digenggamanya dipinggiran jembatan.

Kucoba acuhkan,

Namun rasa penasaran benar benar memaksaku, entah untuk sekedar bertanya, kamu tidak apa apa?

Rasa acuhku runtuh, kuputuskan, akan kuberikan sebuah sapu tangan, setidaknya untuk menyeka sisa tangisan dan air matanya.

Beranjak dari tempatku duduk.
Berjalan menghampirinya dengan perasaan kalut dan emosi yang telah reda.

My New Life, MiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang