Chapter 1: Mira, kehidupanku, setelah kejadian itu

2.1K 38 3
                                    

[ Tit tit tit tit tit~ ]

Suara alarm pagi membangunkanku, seolah memaksaku untuk membuka mata dalam sekejap.

Terlihat sangat indah, pemandangan langit langit kamar berwarna merah muda.

Ku beranjak dari kasur empuk nan hangat, sebuah tempat yang nikmat, untuk melepas segala rasa lelah dan penat akan hiruk pikuk dunia.

"Miraaaaa, bangun!!"
"sudah hampir jam setengah 7 ini!!"

suara seorang wanita terdengar menggema merambat ke setiap jengkal dinding dinding kamar

" iyaaaa, ini udah bangun.."

Mira.

Almira Putri Sasmita. Namaku.

Entahlah, aku mulai lupa, sejak kapan aku mulai hidup dengan nama ini,nama yang terdengar sangat cantik, nama yang telah mengubah takdir dan kehidupan dari seorang pria

Ya, takdir dan kehidupan, yang kurebut dari gadis manis itu.

==================================

"Pagii"
"Wah keliatan enak banget rotinyaa"
Celetukku, sembari menarik kursi di meja makan untuk duduk.

"Iyaaa dong, mamah kemaren dapet resep roti bakar buat sarapan yang sangat simple namun enak"
Terlihat wajah wanita itu tampak ceria, seolah baru saja mendapatkan sebuah anugrah maha dasyat dari sang pencipta. Wanita yang sepertinya sangat menghargai hal hal sederhana.

"Nanti siang kak Fariz ke sini, katanya dia mau ambil kamera yang kamu pinjem sebulan yang lalu.." katanya sambil menyiapkan bekal.

"Kamera?"
"Bentar mah"
Sambil memejamkan mata, aku mencoba mengingat.

"Kamera?""Bentar mah"Sambil memejamkan mata, aku mencoba mengingat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Gambar ilustrasi wujud Mira)

"Ahh.. Yang dulu kupinjem waktu darmawisata yaa?"
"Itu, dimeja samping TV, didalem tas kuning"

"Bagus deh, ntar biar mamah yang kasihkan langsung ke Fariz"
ucap wanita tersebut selagi merapikan meja makan.

"Aku berangkat dulu maaahh, udah mau telat nih"

"Iya hati hati, jangan lupa obat dan bekalmuu"

"Udaah di tass, dah mamahhh"

Aku pun berangkat, sembari menarik nafas dalam dalam,
Kunikmati setiap hembusan angin pagi yang sangat segar,
Berjalan dengan langkah penuh keyakinan.

Sungguh, sudah lama aku tak merasakan momen "hidup" dalam keseharianku,
Keseharianku yang suram dulu, sepertinya hanyalah sebuah debu kenangan, yang akam terbang dihembus angin,

Lenyap, dan hilang.

==================================

Setibaku disekolah,

My New Life, MiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang