Part 2

30 1 0
                                    

Azkia menatap teman-temannya yang sibuk dengan urusan masing-masing padahal tujuan mereka berkumpul dirumahnya adalah untuk menyusun rencana.

"Jadi nyusun rencana nggak nih?!" tanya Azkia dengan raut kesal.

"Eh, jadi dong, yuk," ujar Atira sambil menyenggol lengan Renanda dan Alvira.

"Oke, gue udah punya beberapa ide cemerlang." Azkia menatap ragu kearah Zaviera, pasalnya ide cewek itu suka aneh-aneh.

"Pertama, Lo harus deketin dia setiap hari, pokoknya Lo harus buat kebiasaan yang bakal buat dia inget Lo terus. Kedua, Lo harus minta maaf dengan tulus dan jelasin kenapa Lo mutusin dia dulu. Ketiga, Lo harus jatuhin cewek-cewek yang berpotensi jadi saingan berat buat Lo. Gimana? bagus kan ide gue?" Zaviera menatap teman-temannya dengan alis turun-naik.

"Gue setuju sih sama idenya, Viera," jawab Atira. "Lo gimana, Ki?".

"Hmm, coba dulu deh, nanti kalau nggak berhasil kita bikin rencana yang lain."

"Yups, coba dulu. Nah, selama Lo nyoba kita bikin rencana B nya," ujar Zaviera.

"Oke, sepakat ya?"

"Sepakat."

🍁

Azkia menatap Rajeksa yang berjalan bersama sahabat-sahabatnya, hatinya sedikit ragu untuk menghampiri Rajeksa karena pasti perlakuan buruk yang akan ia dapatkan. Azkia menoleh kearah sahabat-sahabatnya yang berada dibalik tembok kelas.

"Gue ragu...," ujar Azkia.

"Astaga, sejak kapan kata ragu ada di kamus seorang Azkia. Udah cepetan, soal dia mau nerima atau nggak, urusan nanti," ujar Zaviera memberi keyakinan.

"Tapi...."

"Nggak ada tapi-tapian, udah cepetan kasih," sergah Atira, kesal.

Azkia menatap Rajeksa yang semakin mendekat kearahnya. Mata mereka bertemu, Azkia tenggelam dalam tatapan Rajeksa yang sangat tajam.

"Minggir! Lo suka banget ngehalangin jalan gue." Azkia langsung tersadar.

Azkia menatap kotak bekal yang ada ditangannya, antara ingin memberikan namun takut. Akhirnya Azkia memberanikan dirinya

"Esa, ini, aku bawain kamu nasi goreng," ujar Azkia sambil menyodorkan kotak makan yang ada ditangannya.

"Cih, kesambet apa Lo tiba-tiba baik sama gue. Dan gue nggak sudi nerima pemberian Lo." Setelah itu Rajeksa langsung berlalu pergi.

Azkia mengepalkan tangannya, lalu berbalik menatap punggung Rajeksa dengan tatapan dingin. Tiba-tiba mata Azkia menatap sosok Sagara, orang yang dijadikan Azkia alasan untuk memutuskan Rajeksa.

"Sagara, Lo mau nasi goreng nggak?"

"Hah..., mau," jawab Sagara meskipun sedikit tidak konek

"Nih, habisin ya," ujar Azkia dengan senyum manis, setelah itu dia segera menghampiri para sahabatnya.

🍁

Azkia bersandar di sebuah motor yang mana semua orang tau motor itu milik Rajeksa.

Azkia sengaja menunggu Rajeksa karena ia ingin pulang bersama cowok itu, sesuai rencana yang telah ia susun bersama para sahabatnya.

Beberapa saat kemudian, Rajeksa berjalan bersama sahabat-sahabatnya menuju kearah Azkia.

"Hai, Esa," sapa Azkia.

"Ngapain lo disini?" tanya Rajeksa dengan nada sinis.

"Gue mau nebeng sama Lo, soalnya gue nggak bawa mobil," jawab Asyila dengan senyum manis.

RAJAZKIAWhere stories live. Discover now