18. Penuh kejutan

3.2K 192 1
                                    

"Happy birthday happy birthday happy birthday to you...yeyy"

"Make a wish, sayang"

Mata bulat itu terpejam sesaat sebelum lilin itu padam karena di tiup oleh sang pemilik mulut.

"Sekali lagi happy birthday anak mommy"

"Makasih mom"

Tepat pukul 00.00 padah hari Kamis, 3 Mei 2019 seorang pria kecil itu genap berumur 6 tahun. Cibritan Alexandro Pratama Putra kedua dari duda kaua raya incaran janda kembang komplek sekitar, Froza.

"Adek, di umur yang 6 tahun ini jangan jadi anak bandel ya, selalu nurut sama bunda dan papa oke"

"Siapp kak"

Senyum bahagia tak pernah luntur dari bibir mereka, sekeluarga namun tidak ada ikatan apapun selain kebohongan. Ruang kamar yang di dominasi warna, hitam merah dan putih itu masih saja di hiasi canda tawa walaupun waktu sudah hampir menjelang pagi buta, sampai tawa itu terhenti.

"Daddy enggak ngasih aku kado?" Tanya Pitan begitu Froza keluar dari kamar mandi sehabis menuntaskan panggilan alamnya.

Froza yang membenahi celana kolornya pun terkekh pelan. Berjalan mendekati Pitan dan ikut bergabung di satu ranjang ukuran sedang itu. Tangan kekarnya mengelus puncak kepala Pitan dengan sayang.

"Ada kok, tapi nanti oke. Sekarang jagoan Daddy tidur, besok sekolah kan? Ayo tidur lagi biar enggak telat"

Dengan keterpaksaan Pitan kembali berbaring menatap langit-langit kamarnya kegiatan itu usai saat selimut tebal kembali menutupi tubuh mungilnya diakhiri kecupan hangat tepat di dahinya.

"Sweet dream!"

🐄

Pagi yang cerah secerah hati Pitan. Pagi-pagi sekali dia sudah di kejutkan dengan perayaan ulang tahun, kecil kecupan bersama keluarga tercintanya. Sekarang, disaat dia berangkat sekolah dia di antar seluruh keluarga minus Sumi dan Parjo.

"Kak, besok kalau udah besar Pitan juga pakai seragam kayak kak Bima?"

"Iya, besok kalau udah 16 tahun"

"Kok lama sih?"

"Itu namanya proses dek, kalau prosesnya baik maka hasilnya juga baik"

Percakapan kecil antara Bima dan Pitan memecah keheningan di dalam mobil. Mobil di kendarai oleh Froza sendiri dan di sampingnya ada Caca yang sibuk dengan kuliahnya.

"Bunda." Pitan sedikit mencondongkan badannya ke kursi depan tepat ke arah kursi samping kemudi, kursi Caca.

Caca menyudahi kegiatannya, lantas menatap ke samping disuguhkan wajah Pitan yang sumringah, "Anak bunda mau apa?"

"Nanti pulang sekolah jemput Pitan ya, sama daddy"

Caca menatap Froza sejenak lalu menatap Pitan, "Bunda enggak janji ya, tapi bunda usahakan, oke!"

"Udah sampai, ayok turun," intrupsi Froza berhasil membuat mereka semua mengangguk.

Baru saja menuruni mobil, froza sudah menjadi pusat perhatian. Mata-mata penuh kekaguman menuju kearah Froza, menatapnya seolah siap menerkam mangsanya. Memnag pesona Froza tidak bisa di tolak.

"Daddy, salim," begitu Pitan menjukurkan tangan kanannya Froza langsung membalasnya.

"Belajar yang rajin, jangan nakal. Kalau rajin dapat apa?"

"Pabrik yupi sapi"

"Bagus ini baru anak juragan!"

"Dadah semua, Pitan mau sekolah, muncah." Pitan berjalan sedikit berlari memasuki area sekolah bahkan dia sempat sempatnya melakukan kiss by kepada keluarganya.

Mas Duda (SELESAI)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora