2. "Hai ganteng!"

12.7K 568 5
                                    

"BAYAR HARI INI JUGA! ATAU, KAMU MINGGAT DARI KONTRAK SAYA!!"

"Bu, besok aja deh. Sekarang uang saya belum saya gesek di bank. Tau kan Bu hari Minggu bank tutup?"

"Saya pegang ucapan kamu!'

Mimpi apa semalam Caca? nasib buruk baginya diusir dari kos-kosan karena telat membayar uang kos bulanan. Perkataan tadi hanyalah alibin saja. Bulan ini dia sedang bokek, keluarga yang tidak mengirimkan uang karena ada sedikit masalah dengan keuangan dan dia hanya punya uang 1 jutaan, itupun untuk biaya ia makan dan sebagainya.

Memang keluarganya mengirimkan uang, tapi tidak seberapa, bahkan separuhnya saja tidak ada.

Jalan satu satunya untuk masalah ini adalah mencari pekerjaan. Ya Caca harus mencari pekerjaan secepatnya yang bisa di selingi dengan kuliah.

Apakah ada rekomen??

Dengan tekat bulat dan niat yang baik, Caca membawa berkas penting dan lainya yang sekiranya dibutuhkan untuk melamar pekerjaan. Ia berjalan menelusuri area kos, siapa tau dia menemukan brosur lowongan pekerjaan kan?

🐄

Dewi sapi sedang berpihak kepada Caca rupanya. Di depannya, tepatnya tiang yang berdiri kokoh di depan Caca tertempel sebuah brosur.

Babby sister? Itukan ngurus bayi? Apa bisa ia sambi dengan kuliah? Eh kan bisa diajak ke kampus kalau sedang rewel anaknya kan? Ah itu ide yang bagus. Sebentar, memang anak itu umur berapa? Apakah nantinya bisa diajak solid?

"Gue kudu daftar sekarang selagi ada kesempatan!"

"Alamatnya mana nih? Oh, Komplek Perumahan Taman Asri Blok A nomer rumah 34...ah gue tau ini. Cusss kesana. Pekerjaan i'm coming!"

Tanpa babibu Caca langsung meninggalkan tempat kejadian yang akan membuat hidupnya berubah. Berubah menjadi Ultraman.

🐄

Dan disinilah Caca berada. Di depan gerbang yang menjulang tinggi. Yang tingginya hampir 5 meter. Pagar putih gading yang ada di sekeliling perumahan, tak kalah tingginya dengan gerbang yang terpampang di depannya. Rumah klasik gaya Eropa dibalik gerbang menjadi objek mata Caca.

Sepi. Kenapa sepi? Benar kan ini alamatnya?

Caca mengambil handphone dan melihatnya. Memang Caca tadi sempat memfoto brosur itu dan ternyata benar.

"Permisi mbak, kalau boleh tau kenapa ya berdiri di depan gerbang rumah majikan saya? Oh mau ngemis? Maaf mbak saya tidak punya uang receh."

What the fuck!

Nampak pria tua kepala plontos itu sedang berdiri di depan Caca. Lengkap dengan pakaian yang ia kenakan, sebuah sragam satpam warna hitam, jangan lupakan alat satpam yang selalu ia bawa. Nametag yang tersmart di baju ala satpam itu menarik perhatian Caca. Ahmad. Ya satpam itu Pak Ahmad.

Sialan, Ahmad bau tanah ini mengatainya pengemis. Eh astagfirullah tidak boleh seperti itu, berdosa.

Tersenyum. Caca tersenyum lebar.

"Maaf bapak tua yang terhormat,  saya disini mau memastikan alamat. Apakah rumah ini sedang mencari babby sister?"

Nampak muka Pak Ahmad itu berubah ramah. "Ah iya bener mbak, mau daftar? Ayo ayo masuk!" Tadi aja ngatain, sekarang sok ramah. Jaim banget si manusia satu ini.

"Beneran nih pak?" Tanya Caca memastikan.

Gerakan tangan Pak Ahmad itu terhenti saat akan membuka pintu gerbang lebar-lebar, agar Caca bisa masuk. Bola mata di rotasikan degusan malas terdengar lirih di telinga Caca.

Mas Duda (SELESAI)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ