33

5.8K 915 112
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥
SELAMAT MEMBACA
◣─────•~❉✿❉~•─────◢

"Cassius! Keluar kau! " Teriak Kinney dari arah pintu masuk.

Bersama beberapa orang di belakang nya, Kinney menjadi marah dan kesal.

"Ada ap... Paman? " Cassius terkejut dan tanpa sadar melangkah mundur. Melihat tiga sosok pria yang tidak asing dia meneguk ludahnya gugup.

"Sudahkah kau selesai membuat ulah? " tanya Lucian menatap anak laki-laki kecil yang imut dengan tajam.

"Aku... Aku.... Aku.... Hil... "

"Hilang ingatan? " Potong Kinney melotot. Bibirnya terangkat karena sebal. Anak ini sudah tidak bisa ia tampung.

"Berhenti membual dan segera angkat kaki! Gara-gara kau, aku hampir mati. " cibir Kinney mendelik,melangkah ke arah dapur, meraih satu botol minuman dingin dari kulkas dan kembali.

" Kau membuat keluarga Alonso kewalahan! "

"Pria itu pulang? Aku tidak peduli dan kenapa dia pulang? Dia adalah sesuatu yang patut di hindari oleh semua orang termasuk kau dan terutama paman Arlo. "

"Anak kecil sebaiknya kau pulang dan ucapkan terimakasih pada kakak ini. "

"Kakak? Dia! " Tunjuk Cassius pada Kinney. Aiden mengangguk.

"Dia ibuku! "

"Uhuk... " Lucian dan Aiden keduanya batuk. Tetapi Arlo justru menatap Cassius dengan dingin.

"Sejak kapan? " Tanya Lucian!

"Sejak dua hari lalu. " ucapnya santai.

Kinney mendelik. Namun, ia sama sekali tidak protes. Melihat ini Arlo semakin di bakar amarah.

Aiden dan Lucian tentu merasakan nya. Mereka segera mencari cara dengan mengubah pembicaraan. Tapi suara Arlo menghentikan nya.

"Lalu Drazhan ayahmu dan kau, juga dia akan bersama sebagai keluarga? " Hawa suram yang gencengkam hadir. Cassius dan Kinney tidak merasakan nya. Tetapi kedua orang lainnya berbeda.

"Pria itu? Tidak! Ayahku akan aku tentukan sendiri. Siapa yang akan pantas dengan ibuku kinkin. Sebenarnya jika paman mau maka aku tidak akan keberatan kalian sepertinya cocok. " Celetuk Cassius.

Mendengar hal itu Arlo menarik auranya yang dingin. Sedangkan Kinney melotot tidak terima.

"Yang benar adalah aku sendiri yang akan memilih pasangan hidup! "

"Dia cocok untuku mu! "

"Tidak! "

"Cocok! "

"Tidak! "

"Aku bilang cocok maka cocok! " Bentak Cassius melipat kedua tangannya di dada.

Pemandangan ini membuat tiga pria dewasa menjadi canggung.

Kinney terlihat seperti seorang kakak perempuan yang tengah bertengkar dengan sang adik dari pada menjadi ibu.

SOUL TRANSFER : (KINNEY STORY)Where stories live. Discover now