19. Sulit

483 34 0
                                    

POV Jona

Hari-hariku selama 6 tahun tanpa Dave yang berjalan dengan harapan besar suatu saat dia akan kembali padaku.

Tapi saat bertemu dengannya dengan cara seperti ini, ternyata menyakitkan.

Apalagi dia sudah dua tahun kembali, dan dia tidak mencariku sama sekali.

Lalu aku menunggu apa selama ini? Orang yang ada dipikiranku setiap hari , bahkan tidak mengingatku.

Aku akan lari sejauh yang aku bisa. Setidaknya aku sudah melihat dia hidup dengan baik.

"Saya pikir banyak orang lain yang lebih pantas untuk jabatan itu" Aku mulai mengeluarkan semua alasanku untuk menolak jabatan Direktur Keuangan di   J.E Junior.

"Tidak bisa Jona, kamu sudah setuju. Dan dari beberapa kandidat memang kamu yang terpilih." jawab Ayah Raffa.

"Jona ayolah.. singkirkan urusan pribadi dulu.." Saut Raffa.

Aku melotot ke arah Raffa.

"Urusan pribadi apa?" Ayah Raffa mengerutkan kening.

"Dia nggak nyaman kerjasama dengan Dave"

"Dave siapa? Direktur Utama J.E Junior ?"

"Iya..Kami dulu teman se kampus."

"Oh ya? bukannya bagus. Kalian sudah saling mengenal."

"Bukan itu alasannya, saya hanya tidak bisa. " Jawabku.

"Jona.. Sabarlah sebentar, dia tidak selamanya disana. Setelah keadaan membaik dia akan mencari orang yang tepat untuk duduk sebagai Direktur Utama."

"Tapi.."

"Jona, saya minta tolong..Satu tahun saja."

Aku tertunduk lemas.

"Baiklah, satu tahun.. hanya satu tahun pak." Aku sangat lemah saat Ayah Raffa bilang tolong. Dia tidak pernah menggunakan kata itu jika tidak mendesak.

Senyum Raffa mengembang.


"Bukannya kamu menunggu dia selama ini?" tanya Raffa sebelum menyesap kopi di cangkirnya.

"Apa terlihat dia ingin bertemu denganku?" tanyaku balik.

"Mungkin dia punya alasan sendiri."

"Sudah cukup Raf, aku tidak mau membahas ini."

"Iya.. iya.. udah jangan marah-marah terus. Nanti malam makan bareng yang lain, aku jemput aja."

"ya jemput di rumahku."

"Kamu nggak balik kantor?"

"Nggak. aku mau tidur."

"Ok..Ok.."

Aku meninggalkan Raffa di coffee shop di lantai dasar kantor. Aku tidak peduli, kalau Dave ingin memecatku karena hari ini tidak balik ke kantor biarkan saja malah itu yang aku harapkan.

Sekarang aku tinggal sendiri, sudah tidak serumah dengan Mama dan Ze.

Jam tujuh aku sudah sampai ke restoran , Raffa dan Al menjemputku.

"Haloo baby.." Aku menggendong Ben, anak Bale dan Nelly.

"Tumben nggak telat kamu Jon.." komentar nelly.

"Ya kan aku jemput.. " saut Al.

Aku tidak begitu peduli dengan mereka, aku bermain dengan Ben. Anak ini lucu, dia suka tersenyum kalau aku menggendongnya.

"Heii itu Dave!" Seru Al.

Hah! Kenapa dia bisa sampai disini? Aku melihat ke arah Raffa, satu-satunya kemungkinan pelaku.

Living ProofWhere stories live. Discover now