21 | Taman dan Perselisihan

Comenzar desde el principio
                                    

"Lagi ngapain sama Zargan? Kelihatan mesra banget."

"Aku cuma itu ...."

"Kerja kelompok? Biasanya selalu alasan itu yang kamu pake setiap kali ketahuan lagi berduaan sama Zargan."

Zargan menghela napas kasar, ia bangkit dari posisinya. Tanpa banyak bicara, Zargan mengangkat tangannya dengan posisi terbuka, kemudian juga ia menarik tangan kanan Alara. Zergan bisa melihat jelas cincin yang melingkar pada jari mereka. Tanpa perlu mendengar rentetan kalimat penjelasan pun, Zergan sudah dapat menarik kesimpulan bahwa mereka sudah resmi menjadi sepasang suami istri.

Zergan berdecih pelan, lantas mengangguk singkat. "Mesra-mesraan lagi aja, maaf karena gue udah mengganggu waktu kalian."

"Enggak, Zergan!"

Namun, Zargan menahan pergelangan tangan Alara dengan cekatan hingga akhirnya mengundang decakan dari Alara.

"Apaan, sih, Zar?!"

Dering ponsel Zargan akhirnya membuat cekalan itu mengendur. Zargan mengangkat panggilan dari Galen dan terpaksa membiarkan Alara pergi mengejar Zergan.

"Apaan, Anjing?"

"Kalem, Zar. Gue cuma mau minta tolong sama lo, gue baru aja nyeruduk trotoar dan terluka parah di tempat. Bantuin gue, dong!"

"Kalo luka parah, ya, hubungi pihak rumah sakit, jangan ke gue!"

"Biasanya, kan, orang pertama yang bakalan dihubungi ketika lagi susah gini, ya, pacarnya."

"Bajingan! Gue normal, sialan!"

Lantas, umpatan Zargan pun dihadiahi tawa kencang dari seberang sana.

"Buru, Zar! Keburu mati di tempat, nih, gue! Kalo lo nggak mau, nanti gue sebar berita kalo lo aslinya gay."

"Sebelum lo nyebarin berita nggak jelas itu, nyawa lo udah lenyap di tangan gue."

Mau tidak mau, Zargan tetap pergi menemui Galen karena bagaimanapun juga Galen adalah sahabatnya. Meskipun rasanya cukup berat karena Zargan ingin tahu bagaimana akhir hubungan Alara dengan Zergan. Takutnya, malah pernikahannya yang berakhir saat ini juga.

'Zargan'

"Zergan, maafin aku!" Alara menghadang motor Zergan yang baru saja akan melaju.

"Kasih aku kesempatan buat jelasin semuanya dulu, aku mohon ...."

Suara Alara terdengar gemetar, ia berusaha kuat untuk tidak menangis walaupun rasanya begitu sesak. Sulit sekali untuk melepaskan Zergan meskipun selama ini Zargan selalu memberikan perlakuan yang baik kepadanya.

Dengan satu kali helaan napas, Zergan turun dari jok motornya dan melepaskan helm yang semula melekat pada kepalanya. Mata Zergan terlihat sedikit memerah, begitu pula dengan wajahnya yang terlihat sekali sedang menahan amarah dan segala perasaan lain yang ia rasa.

"Oke, aku minta maaf banget karena selama ini aku bohongin kamu. Aku minta maaf karena aku nikah sama Zargan tanpa sepengetahuan kamu, tapi ini semua atas permintaan Papa, bukan aku yang mau. Aku nggak punya perasaan apa-apa, Gan. Selama ini juga aku selalu menganggap Zargan itu kamu dan sampai sekarang, aku cuma cinta sama kamu, bukan Zargan."

"Udah berapa lama kamu nikah? Sekitar 2 bulan lebih? Selama itu juga kalian tinggal di bawah atap yang sama, tidur bareng, setiap saat selalu ketemu, dan sebagai suami istri. Yakin kalo kamu nggak punya perasaan apa-apa buat Zargan?"

Zergan tertawa pelan, kemudian melanjutkan kalimatnya barusan. "Kalo aku, sih, nggak yakin, Ra. Aku nggak tahu selama ini kalian udah ngapain aja, aku nggak tahu perlakuan apa aja yang udah kamu dapet dari Zargan, yang mungkin aja bisa bikin perasaan cinta itu muncul."

"Kamu bilang apa tadi? Kamu menganggap Zargan itu aku? Kenapa? Cuma karena kita punya wajah yang sama persis? Kamu nggak bisa kayak gitu, Ra! Aku sama Zargan adalah dua orang yang berbeda, kita juga punya perasaan yang berbeda. Kamu pikir kalo Zargan tahu selama ini kamu cuma menganggap Zargan itu aku, dia nggak akan sakit? Coba kamu mikir sekali aja, Ra. Tempatin diri kamu di posisi aku atau Zargan, aku emang sayang sama kamu, tapi aku juga nggak bisa kalo kayak gini."

"Aku bisa minta cerai sama Zargan."

"Semudah itu? Kamu pikir setelah kamu melepas Zargan, kamu bisa dapetin aku lagi? Kamu pikir aku sama Zargan ini mainan?"

"Kamu paham nggak, sih, Ra? Kalo kamu berhubungan sama cowok lain tanpa sepengetahuan aku, nggak masalah! Aku masih bisa terima, tapi ini Zargan, Ra! Kembaran aku sendiri!"

"Aku minta maaf ...." Alara menundukkan kepalanya. Isakan mulai terdengar dari mulutnya, tetapi Zergan hanya diam. Ia tidak berniat untuk menghapus air mata itu, apalagi memeluk Alara.

"Aku tahu aku salah, tapi aku cuma nggak mau dan nggak siap kehilangan kamu, Gan. Aku juga awalnya menolak keras permintaan Papa, tapi aku tetep kalah, Gan."

"Aku bener-bener nggak punya perasaan apa pun buat Zargan. Semuanya tetep kerasa beda, aku juga nggak sebahagia waktu sama kamu. Aku nggak tahu harus gimana, Gan. Kalo bisa, aku juga mau pernikahan ini selesai aja."

"Aku butuh waktu."

Zergan kembali naik pada jok motornya, mengambil helm pada stang motor, dan meninggalkan Alara yang masih menatap kepergian Zergan. Alara duduk pada bangku taman yang mulai sepi, menunduk dalam-dalam seraya menangis hebat.

Alara pikir, 2 bulan sudah cukup membuat perasaannya pada Zergan sirna, tetapi nyatanya tidak. Zergan terlalu berarti bagi Alara sehingga apa yang Zargan berikan, rasanya selalu kurang.

"Gue benci pernikahan ini, seharusnya sampe sekarang hubungan gue sama Zergan masih baik-baik aja."

'Zargan'

masih ada yang nungguin cerita ini up ga, ya? apa udah pada lupa alur atau lebih buruknya lagi, dibuang dari library? wkwk. maaf kalo jelek (karena emang jelek, sih, wkwk)

maaf kalo up nya lama mulu, aku lagi banyak banget kegiatan rl dan berakhir males nulis 😔


Na

Zargan ; ANNOYING HUSBAND ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora