"Persetan dengan pengacara! Kau harus menolongku!" Wajah Harry adalah campuran antara rasa marah dan ketakutan. "Aku tidak tahu tentang orang-orang di kondominium itu! Aku hanya menjalankan perintah!"

Perlahan, Jungkook menoleh padanya, "Oh ya? Dari siapa?"

"Dengar, pertama, tugasku hanya untuk menakut-nakuti Kim Seokjin! Maksudku, itu pekerjaan yang sangat mudah untuk menghasilkan uang." Keringat mulai menetes di pelipis Harry. "Buktinya peluru itu tidak mengenainya saat dia berada di dekat restoran!"

Yeah, mereka mulai mendapatkan satu per satu informasi yang diperlukan.

"Aku meninggalkan pesan di rumahnya hanya untuk menakut-nakutinya. Dan bajingan itu─sahabatmu selalu berada di sisinya. Kupikir pada awalnya, dialah klien-ku yang sebenarnya!"

Apa? Sekarang, Namjoon mencondongkan tubuhnya untuk mendengarkan lebih jalas karena bagian akhir dari kata-kata Harry sungguh tidak masuk akal.

Begitu pula Jungkook, pemuda itu pun mengerutkan kening. "Apa maksudmu? Mengapa kau berpikir bahwa dialah klien-mu?"

"Kau tentu pernah mendengar tentang playing hero," Harry menjilat bibir bawahnya. "Perintah yang kuterima dari klien-ku yang bahkan hingga saat ini tidak kuketahui siapa adalah untuk menakut-nakuti Kim Seokjin dan tidak membuatnya terluka. Kupikir, ini semacam game playing hero. Maksudku, tujuannya adalah agar Seokjin tetap dekat dengannya─tinggal bersamanya."

Oh, dia mulai mengerti teka-teki ini.

Jungkook mulai melangkah mendekatinya lagi, "Dan bagaimana tentang penembakan yang terjadi di Kanfast?"

"Jika aku memberitahumu tentang itu, maka kau harus menjauhkan agen pemerintah itu dariku. Aku tidak ingin lenyap begitu saja!"

Well, tampaknya Harry berusaha membuat kesepakatan.

Jungkook menggedikkan bahu, "Aku tidak membuat kesepakatan dengan pelaku kejahatan. Mungkin aku hanya harus berbicara dengan rekanmu. Oh, siapa namanya? Danny?"

"Danny adalah orang yang melakukan penembakan di area Kanfast. Dia juga yang menembak Kim Seokjin ketika berada di restoran. Aku tidak menembak siapa pun! Aku bukan pelakunya!"

Namjoon menghela napas pelan. Mungkin, bukan dia yang melakukan penembakan. Tapi sudah jelas bahwa Harry-lah yang menyelinap masuk ke dalam kondominium dan mencoba menembak. Satu-satunya alasan dia tidak melakukannya adalah karena Taehyung telah mematahkan pergelangan tangannya lebih dulu. Bahkan pemuda itu mengatakan 'Boom' dengan percaya diri berulang-ulang.

Lalu sekarang, rasa percaya dirinya hilang begitu saja karena dia takut akan dikirim ke penjara rahasia milik pemerintah.

"Dan mengapa kalian melakukan penembakan di Kanfast?"

"Kami menerima perintah baru bahwa kami akan mendapatkan bayaran tambahan jika kami berhasil melukai salah satu dari mereka. Hanya melukai. Bukan membunuh."

Bajingan ini benar-benar membuat Namjoon geram. Jika saja Jungkook bukan sahabatnya, maka dia akan menerobos masuk ke sana dan dengan senang hati melayangkan tinjunya ke arah si pelaku.

"Dan kau meletakkan bom di kondominium itu," Suara Jungkook dipenuhi dengan peringatan. "Ledakan itu bisa membunuh mereka."

"Itu hanya ledakan kecil! Itu tak lebih hanya sebagai peringatan─"

Pintu di belakang Namjoon terbuka. Sontak dia menoleh dengan tegang dan mengira bahwa itu adalah polisi lain yang masuk ke ruangan. Tetapi tidak, itu hanyalah Hoseok.

Hoseok mengernyit, "Kenapa kau tidak ikut menginterogasi?"

"Aku ingin, tapi Jungkook tidak mengizinkanku." Namjoon kembali menatap ruang interogasi di depan sana, dan Hoseok beringsut ke sisinya.

Sweet Chaos | NamJinWhere stories live. Discover now