Part 13: What If

1K 160 20
                                    

∞

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hoseok menghela napas, "Syukurlah, kau tidak tertembak." Dia berada di ruang pemeriksaan rumah sakit bersama Seokjin. Atas perintah dokter, hanya keluarga yang boleh diizinkan masuk.

Seokjin mengerutkan kening pada perban yang membalut lengannya. Tidak, dia tidak ditembak. Tapi, dia mendapatkan enam jahitan karena terkena pecahan kaca.

Pecahan kaca itu menancap di lengannya ketika Namjoon menyadari bahwa dia terluka. Ketika pertama kali Namjoon melihat luka di lengannya, raut wajahnya seketika berubah pucat dan tatapannya menjadi sangat menakutkan. Pemuda itu terus berada di sisinya sampai bantuan tiba.

Dan sebuah kemenangan bagi Seokjin karena dia tidak pingsan!

Tunggu, sebenarnya tidak juga, karena mereka tidak berhasil menangkap si pelaku.

Taehyung kembali dengan tangan kosong dan tampak sangat kesal.

"Seokjin, apa kau mendengarkanku?" Tanya Hoseok, nada suaranya mengatakan bahwa kakaknya itu sudah tahu jawabannya. Yeah, jelas Seokjin tidak mendengarkan.

"Aku ingin bertemu Namjoon."

"Tentu saja." Hoseok meletakkan tangannya di pinggul. "Biar bagaimanapun, aku masih harus menghajarnya."

"Ayolah... Kau sudah dewasa. Dia adalah sahabatmu. Kalian tidak perlu bertengkar." Seokjin masih mengerutkan kening pada perban putih di lengannya. Menatapnya dengan cara yang menyebalkan. Perawat telah membiusnya lebih dulu sebelum mereka menjahitnya dan dokter berkata bahwa Seokjin cukup beruntung karena kaca itu tidak menembus cukup dalam untuk merusak bagian ototnya.

"Dia tidur denganmu."

Seokjin mencoba memutar lengannya sedikit untuk merasakan apakah jahitannya akan tertarik. "Kami tidak tidur. Kami bercinta."

"Ya Tuhan, Seokjin. Jangan berkata seperti itu kepada kakakmu!"

Seokjin menoleh padanya. "Hoseok, kau membuat pernyataan yang salah. Aku hanya membantu mengoreksi."

"Tidak sama sekali."

"Aku sedang membantu, sama seperti aku membantu saat aku menyelamatkan nyawamu di lobi tadi." Seokjin mengayunkan kakinya pelan karena suhu di ruangan ini sedingin es. Dia ingin segera keluar dan pulang.

Bersama Namjoon.

"Dengar, jangan pernah melakukannya lagi. Mengerti?"

Seokjin mengernyit, "Jangan pernah menyelamatkanmu lagi? Maaf, aku tidak bisa berjanji. Kau adalah kakakku dan aku mencintaimu. Walaupun kau menyebalkan."

"Jangan pernah melakukannya lagi. Seandainya kau benar-benar tertembak, apa yang harus kulakukan?!"

"Membawaku ke rumah sakit?" Tebak Seokjin.

"Seokjin, tidak lucu."

"Aku pikir itu sangat lucu."

Pintu ruang rawat itu ternyata telah terbuka dan Namjoon berdiri di depan sana. Ada noda darah di celana jinsnya dan juga sisi kemejanya.

Sweet Chaos | NamJinWhere stories live. Discover now