Chapter 14

55 13 7
                                    

Karena punya tiga judul yang berbeda yang sama-sama ON GOING, jadi updatenya bergantian.

Di harap mohon bersabar jika ada sedikit keterlambat updatenya !!

CMIIW

**********

Ternyata ucapannya tadi siang turut mempengaruhinya hingga kini, soal Rio yang ternyata dari awal mendekatinya bukan hanya sekedar menginginkannya menjadi teman tapi lebih dari itu. Dan mengingat sifat Rio selama ini yang tidak mudah menyerah dan sedikit keras membuat Gladis sedikit takut. Karena jangan sampai yang menurut Rio itu cinta tapi ternyata lama-lama menjadi obsesif semata.

Bunyi pintu tertutup menyadarkan fikiran Gladis yang ternyata sudah sejak tadi melamun. Tivi yang bising didepannya pun hanya sekedar pemanis karena saat melihat ke arah pintu dan melihat Bara yang sedang melepas sepatu yang bertepatan dengan Bara melihat kearahnya.

Seketika itu juga ruangan di sekitar mereka seperti sunyi dan hanya dua pasang bola mata yang berkedip saling menatap dan aura canggung mulai terasa, entah siapa yang lebih dulu mengalah atas tatap-tatapan canggung ini.

Berselang beberapa detik menit berlalu akhirnya ada yang memulai mengakhiri kecanggungan tersebut.

"Ekhm, aku kebetulan lewat dan liat ada Pizza di jalan jadi aku beli 2 varian. Aku gak tahu kamu suka yang mana jadi aku beli dua-duanya saja!" Bara mengangkat dus Pizza yang dia taruh diatas lemari sepatu saat melepaskan  sepatunya tadi.

"Oh.. Hm, aku suka semua kok yang namanya Pizza" Gladis pun bergegas menghampiri suaminya dan menerima Kotak Pizza tersebut.

Dan memang pada dasarnya canggung sentuhan sekecil apapun berefek fatal bagi mereka, seperti sentuhan jari sepersekian detik karena pada saat akan mengambil kotak Pizza, Gladis tidak sengaja menyentuh jari Bara dan kecanggungan mulai cair kini kembali ke titik nol.

Karena gerah dengan semua ini akhirnya Bara memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.

"Hem.. aku mandi dulu. Kalau kamu ingin makan duluan silahkan" Bara mengusap tengkuknya canggung dan akhirnya segera kabur ke kamar. 

Sedangkan Gladis kini pun berjalan ke arah dapur dan mencari teman untuk Pizza, tapi pada saat membuka kulkas, Gladis baru ingat mereka tidak punya stock Cola karena suaminya si pecinta kesehatan pasti mustahil memiiliki Cola dirumahnya dan oleh karena itu Gladis berinisiatif untuk membeli Cola di minimarket yang tak jauh dari kompleks perumahanya.

Beberapa saat kemudian Bara menuruni tangga dengan membawa handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya yang habis keramas. Tapi yang dia temui hanya ruangan sunyi di depan tivi yang hanya ada dua kotak Pizza belum di buka dan dua gelas kosong.

Sambil mengedarkan pandangannya mencari sosok istrinya tapi tidak terlihat mengudang kerut di dahinya. Pada akhirnya Bara memutuskan mencari di sekeliling rumah dan baru saja akan melangkahkan kakinya, objek yang akan di carinya kini justru datang dari arah pintu utama dengan membawa satu kantong kresek besar dengan nama salah satu minimarket yang terkenal. Dengan wajah ngos-ngosan, penuh keringat  dan senyum cerah Gladis menghampiri suaminya yang masih melihatnya dengan wajah lucu. Melongo.

"Ini kamu belanja atau ngerampok sih? Belanjaan sebanyak ini buat apa. Perasaan belum waktunya belanja bulanan" Kemudian mengambil Kantong besar dari tangan istrinya dan tambah kaget karena ternyata lumayan berat dan isinya sampai mau tumpah, lebih mencengangkan lagi saat mengintip  kantong tersebut sebagian besar hanyalah berisi cemilan berbumbu dan snack lainnya.  Dan double shock saat melihat dua botol Cola berbotol besar menjadi salah satu penumpang kantong belanjaan tersebut dan sontak saja Bara melihat ke arah istrinya yang langsung membuang muka dan sibuk dengan Pizza atau lebih tepatnya pura-pura sibuk.

ONLY YOUWhere stories live. Discover now