Chapter 11

61 14 7
                                    

Menghibur orang rasanya dua kali lebih sulit daripada berkutat seharian di Lab untuk suatu penelitian apapun itu.

Melihat Gladis yang biasanya manja dan banyak tingkah dan Sekarang justru hanya duduk bengong didepan tivi dan memandang dengan kosong.

Diajak ngobrol pun seperti tidak fokus.

Dan ternyata bukan cuma itu cuaca yang tadinya masih seperti biasanya sekarang justru petir menyambar dan hujan deras.

Dan seperti layaknya alam sedang bercanda sekarang aliran listrik pun terputus. Dan bisa ditebak apa kelanjutannya.

Si jutek tadi yang ogah-ogahan justru teriak dan sekarang justru mepet kearah Bara. Dan yang bisa dilakukan Bara adalah menghela nafas karena adegan seperti di drama saja. Jangan kira karena  kesibukannya membuatnya tidak tahu apa itu drama. Bagaimana tidak setiap pekan selalu disuguhi drama dirumah sekaligus drama tivi hasil paksaan Oma buyut saat dititahkan tiap akhir pekan untuk menonton drama nangis-nangis depan tivi.

"Paus.. ambil lilin sana" Seperti biasa sikap pesuruh yang sepertinya mendarah daging.

"Ya udah.. sana dikit. Geseran. Aku mau nyari lilin dulu" Sambil mencoba melepaskan tangan Gladis yang kini menggurita di lengannya.

"Gak" Dengan muka panik Gladis semakin mengeratkan pegangannya dilengan Bara.

Bara tak habis fikir dengan tingkah istrinya yang tadi memerintah Sekarang justru gak mau lepas. Mana bisa kesana kemari nyari lilin kalau ada yang ngintil seperti sekarang.

"Ya udah ayo berdiri.. ikut kekamar. Kayaknya kemarin ada dilaci nakas"

Dan sekarang mereka pun naik kelantai atas dengan keributan. Entah..

"Minggiran dikit.. aku gak bisa naik tangga ini"

"Gak.. entar ditinggalin lagi" Gladis masih kukuh dengan posisi semula.

Dan Bara yang kewalahan membawa bayi koala yang ada dilengannya gak mau lepas.

"Ya Tuhan.. sini tangannya" Bara mencoba melepas tangan Gladis yang sepertinya terlalu kuat. Sampai-sampai Bara prediksi akan memerah sebentar lagi.

"Gak mau.. budek yah!" Lah kini malah Gladis yang marah-marah. Memang ajaib sekali ini istrinya ini.

"Jangan pengangan disitu gantian pegang tanganku. Takutnya kita terjatuh karena gelap seperti ini dan tanpa cahaya. Siapa suruh sih hape ditinggal di sofa lagi" si cerewet Bara kembali kumat.

Pada akhirnya Gladis menurut dan sesuai perintah Bara. Dan ternyata digenggam oleh tangan besar Bara rasanya seperti ada cahaya di matanya seperti bunga dan suara berisik yang sepertinya itu jantungnya gak mau diam karena digenggam tangan hangat Bara.

Biarinlah Gladis menikmati ini kan Suaminya sendiri dan sampai-sampai melupakan ketakutannya dan ternyata mereka sudah sampai di kamar dan dari cahaya yang berasal dari luar jendela sepertinya Bara sedang membuka laci nakas. Dan entah apa yang keluar dari sana dan mengenai kaki Gladis dan Bara sampai mereka heboh sendiri.

Demi kolor Shinchan,Gladis kini memakai jalan pintas.

Dan Bara yang tadi kaget karena ada yang melompat kearah kakinya kini semakin kaget karena ada koala yang tadi disampingnya kini berpindah tempat didepannya layaknya koala sungguhan. Dan demi Inuyasha..

Demi menampung beban berat didepannya Bara kesandung kakinya sendiri dan berarti nyunsup dan untungnya jatuh diatas tempat tidur yang untungnya ada didekatnya tadi. Dan akhirnya lampu kembali menyala.

T-t-tapi gak jadi untung karena posisi mereka kini jadi akward. Posisi punggung Bara yang ada diatas kasur dan Gladis yang berada diatas tubuhnya.

Dan yah Koala yang tadi Bara sebutkan memang Gladis.

Sunyi dan hanya bunyi pletukan entah apa itu yang menghentikan kecanggungan mereka.

Dan Bara sama-sama menoleh kearah sumber suara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dan Bara sama-sama menoleh kearah sumber suara. Dan kini kembali saling menatap begitu seterusnya sampai mereka sama-sama melihat posisi mereka yang akward. Dan..

"Mama... Anakmu di nodai" Gladis dengan dramatis berteriak dan segera melompat dari tubuh Bara dan justru menginjak paha Bara dari luar jeans membuat Bara berteriak histeris.

Bayangkan saja sudah jatuh diinjak pula. Kurang sial apalagi.

"Kenapa kamu yang teriak. Harusnya aku yang teriak karena kamu yang sudah mengambil kesempatan dalam kesempitan" Bukannya minta maaf kini justru Gladis masih kekeh dengan teriakannya.

"Karena sakit.. sudah jatuh ditubruk gajah dan sekarang diijak gajah pula dan sialnya malah diteriakin kayak maling" kini Bara sudah berdiri didepan Gladis dan masih ada sisa sakit nyut-nyut di pahanya.

Sedangkan Gladis yang tadinya berkacak pinggang seolah yang teraniaya. Kini mulai menurunkan tangannya saat menyadari apa yang terjadi dan melihat Bara yang meringis kesakitan.

"Ya..M-m-maaf. soalnya aku kaget" Dengan memasang muka bersalah dan itu membuat Bara jadi tidak tega.

"I-i-iya udah gak apa-apa" Kini menutupi kegugupannya yang sepertinya datang terlambat karena adegan memalukan sudah berlalu tapi canggungnya baru sekarang. Kini Bara yang berlalu keluar kamar.

"Gajah?" Seperti tersadar panggilan perumpaannya tadi kini raut muka Gladis mulai berang dan bersiap perang.

Sedangkan Bara yang dia kira sudah selamat kini sepertinya harus menyelamatkan diri lagi karena ada banteng mau ngamuk.

Dan melupakan sakit pahanya kini Bara lari terbirit-birit turun tangga dengan alunan suara nyaring Gladis yang memanggil namanya.

Dan seperti itulah suasana malam hari rumah pengantin baru yang harmonis ini.

Dan dibalik itu semua kini Bara senang karena Gladis sudah kembali Seperti semula melupakan kemurungannya tadi.

"Gak apa-apa dikejar Gajah seperti Banteng ngamuk yang penting gak sedih lagi" itulah prinsip mulia dari seorang Bara.

*-*-*-*-*

Hampir setahun libur !!

Aku saja lupa alurnya apalagi kalian yang baca ini.😁😁

But.. happy Friday semuanya.

Semoga Jum'at kalian bahagia ditemani Bara dan Gladis.

Pasangan harmonis sejagat Wattpad.

See u...

Jangan lupa vote dan bintang 🌟 yah!!

Pasir konci, 18 Maret 2022

864 Words

ONLY YOUWhere stories live. Discover now