Prolog

542 101 375
                                    

Brak!

Sebuah truk melaju dengan kecepatan di atas rata-rata dan menabrak satu mobil hingga mobilnya terguling di jalanan. Semua orang berlarian ke arah tempat kejadian, mereka menolong orang di dalam mobil. Sedangkan, truk yang menabraknya kabur begitu saja tanpa ada niatan tanggung jawab. Salah satu dari mereka mencatat plat nomor truk itu. Mereka segera menghubungi ambulance. Tidak lama kemudian, ambulance datang dan membawa korban ke rumah sakit terdekat.

Sesampainya di rumah sakit, dokter dan beberapa suster segera menangani korban kecelakaan. Lampu ruang operasi menyala, tanda operasi sudah mulai. Dokter berusaha keras menolong korban dan menghentikan pendarahan yang keluar dari kepala korban.

Empat jam berlalu, operasi telah selesai. Dokter bisa bernapas lega karena bisa menyelamatkan nyawa korban, sebelumnya korban mengalami gagal jantung dan dokter bisa menanganinya. Dokter melepas sarung tangan, masker, dan pakaian operasi. Kemudian, ia keluar dari ruang operasi, terlihat seorang lelaki manis duduk di kursi ruang tunggu. Menyadari kehadiran dokter, lantas lelaki itu beranjak dari tempat duduknya.

"Bagaimana keadaannya, dokter?" tanyanya dengan nada khawatir dan cemas.

"Apa anda keluarganya?"

Lelaki itu menghembuskan napasnya panjang. "Saya kekasihnya, Yoshi. Keluarganya sedang dalam perjalananan ke rumah sakit. Bagaimana keadaan kekasih saya?"

Dokter menepuk pelan kedua bahu Yoshi. "Operasinya berjalan dengan lancar dan saya sudah menghentikan pendarahan di kepalanya. Namun, ada benturan cukup kuat di kepalanya dan menyebabkan dia tidak bisa melihat, entah itu sementara atau tidak. Dan, kakinya mengalami kelumpuhan total. Anda harus bersabar, tuan Yoshi."

Yoshi terduduk lemas mendengar kabar buruk yang menimpa kekasihnya, Karina. Ia menyalahkan dirinya karena lebih mementingkan orang lain daripada kekasihnya sendiri. Ia berjalan gontai masuk ke ruang rawat kekasihnya. Yoshi menutup mulutnya tidak percaya, kondisi dia jauh dari kata baik. Ada perban di kepala, mata, dan kakinya.

"Maafkan aku, sayang," lirih Yoshi.

***

Prang!

Karina melemparkan semua barang yang ada di dekatnya. Ia berteriak frustasi setelah mendengar tentang kondisi mata dan kakinya. Hidupnya sudah benar-benar hancur, termasuk impiannya menjadi reporter. Ia memukuli kepalanya brutal, dia tidak kuat menahan penderitaannya.

Cklek!

Pintu kamarnya terbuka, memperlihatkan sosok Yoshi. Yoshi terkejut dengan kondisi kamar kekasihnya. Ia melemparkan tasnya ke sembarang arah dan berlari ke ranjang Karina. Yoshi mendekap tubuh kekasihnya erat agar emosinya tidak meledak kapanpun. Karina memukuli dada Yoshi sembari menangis histeris.

"Aku hancur, Yoshi! Aku sudah tidak sempurna lagi, impianku hancur seketika! Aku tidak tau kenapa Tuhan memberikan aku cobaan seperti ini. Aku buta dan kakiku lumpuh, aku sudah tidak punya harapan hidup lagi."

"Tuhan sayang sama kamu. Kamu harus bersabar, aku akan di sini bersamamu sampai kamu sembuh. Aku yakin kamu bisa sembuh, percayakan dengan takdir Tuhan. Kamu harus kuat, sayang."

Karina mendorong tubuh Yoshi menjauh darinya. "Lebih baik hubungan kita cukup sampai di sini, ayo putus. Aku tidak mau kamu dicemooh mereka karena memiliki kekasih cacat seperti aku. Carilah wanita yang sempurna, aku bukan wanita sempurna. Aku membenci diriku sendiri. Ayo putus!"

Yoshi mencengkeram bahu Karina. "Enggak! Aku gak mau putus. Aku tidak peduli bagaimana pandangan orang lain terhadapku, aku tetap mencintaimu! Jangan berbicara yang tidak-tidak, aku tidak suka. Biarkan aku menjadi kekasihmu, Sayang.

Karina menampar pipi Yoshi, kuat. "Aku tidak pantas denganmu, Yoshi. Carilah wanita lain tapi, jangan aku. Kembalilah bersama Yiren, dia sangat mencintaimu. Jika kamu benar-benar cinta sama aku, tinggalkan aku dan kembalilah kepada Yiren."

"Oke, kalau itu mau kamu, aku bakal turuti! Jangan harap kamu menyesal telah mengakhiri hubungan kita. Aku pergi dan jaga dirimu baik-baik. Terima kasih sudah hadir dalam hidupku."

Setelah mengatakan itu, Yoshi pergi dari kamar Karina. Karina menutup wajahnya menggunakan bantal, ia menangis histeris. Ia terpaksa memilih putus karena tidak ingin Yoshi malu memiliki kekasih seperti dia. Dia lebih memilih menyerah dan meminta Yoshi kembali dengan Yiren, mantan kekasihnya.

"Maafkan aku, Sayang," lirih Karina.

TBC

18 September 2022

Born To Be Yours || Yoshi Karina✔️Where stories live. Discover now