d e l a p a n b e l a s

Start from the beginning
                                    

Sedangkan Anya sedang sibuk membagi mie goreng yang dia masak ke dalam dua piring.

"Nyanya, Joiyin yang banyak bumbu na ya.." Pinta gadis kecil itu.

"Aku yang banyak mienya gapapa. Soalnya makannya sambil liat kamu, jadi meskipun kurang bumbu tetep enak." Sahut Bian.

Anya memberikan tatapan menusuk pada Bian yang menaikturunkan alisnya menggoda.

Joilin menoleh pada Bian dengan tatapan polos, lalu kembali menoleh pada Anya.

"Nyanya, jangan pelcaya Papabi. Joiyin pelnah dengerl Papabi bilang gitu ke tante cemok."

PRANG

Sendok seakan ingin Anya layangkan ke wajah Bian yang nampak tak berdosa itu.

"Udah tobat, Anya. Kan kamu udah nerima pernikahan ini." Bian membujuk Anya.

"Bulchit." Seru Joilin kecil.

Bian menghela nafas panjang, menoleh pada anak perempuannya.

"Si Monyong udah tambah gede Joiy. Di jadiin pepes bebek enak."

Seketika Joilin memberengut kesal. Ia menoleh pada Bian.

"Kata pak erlte, mang jamal tukang cayurl kompleks minta nomerl hape Nyanya! Ntar Joiyin kacih ahhh~~"

Dahi Bian seketika berkerut kesal.

"Mang Jamal itu tukang sayur apa tukang tambal ban sih?!" Tanya Bian dengan kesal.

Pasalnya, kemarin saat bannya kempes di depan kompleks, ia berhenti tepat di sebuah bengkel tambal ban.

Dan ia melihat Jamal berada disana, lalu menambal bannya yang rupanya bocor.

"Mmm, menurlut inprolmasi dali pacukan rahacia, Mang Jamal itu intel." Jawab Joilin sembari menerima mie yang di sodorkan Anya.

"Kenapa jadi intel?!! Jamal terlalu elit jadi intel! Jadi tukang tambal ban pantes." Dumel Bian.

"Kamu cemburu sama Mas Jam—"

"Calon istriku, berhenti panggil Mas Jamal. Panggilannya Mang Jamal. Yang boleh kamu panggil Mas cuma aku. Mas Bian."

"HUEKKKK!" Joilin mual di tempat, mendengar ucapan Papabi.

***

Hari sudah malam, tapi Joilin masih asik bermain sambil menonton TV.

Bian yang baru keluar dari ruang kerja pun menghampiri Anya dan Joilin yang sedang akur.

"Anya, kenapa kamu belum nidurin aku?"

"MAKSUD BAPAK?!" Kepala Anya secepat kilat menoleh, pun Joilin yang langsung cekikikan di tempat.

Bian yang sadar dengan perkataannya pun langsung menutup bibirnya.

"Maksudnya anak aku.." Lanjut Bian, tapi sembari tersenyum genit.

"Joiyin maunya bobok di peyuk Papabi!' seru anak itu.

"Sini sayang," Bian mendaratkan tubuhnya di sofa sembari memangku Joilin.

"Bobok di kamar, mau?" Tanya Bian, sembari merapikan rambut Joilin.

Joilin menggeleng cepat. Ia memeluk tubuh Bian.

"Papabi kayo nikah cama Nyanya, jangan lupain Joiyin ya." Pintar anak itu dengan suara kecilnya.

Bian tersenyum. Ia memeluk hangat tubuh Joilin.

"Papabi sayang Joilin. Kan Papabi superheronya Joilin."

Joilin mendongak, matanya menatap Bian yang tulus menatapnya.

"Joiyin kayo udah gede mau gantiin Papabi jadi supel helo!"

Hah, rasanya dada Bian benar benar sesak saat ini.

Senyum gadis kecil di pelukannya berhasil membuat kepala Bian mendongak, menatap langit langit rumah sembari menahan air mata.

Setelah ia rasa sudah bisa menormalkan perasaan, Bian menunduk, menatap Joilin penuh kasih sayang.

"Jangan cepet besar, tetep jadi si kecil kesayangan Papabi." Katanya dengan mengusap halus kepala Joilin.

Anya yang melihat kedua adegan itu tersenyum haru.

Se brengsek-brengseknya Bian menjadi seorang lelaki, ia berhasil menjadi seorang Papa yang baik untuk anaknya.

"Oiya, besok kita ke rumah Mama kamu ya.. Minta ijin, biar Papabi di bolehin nikah."

Joilin seketika menegakkan badannya. Ia berseru senang sampai matanya menyipit.

"ACIKKK!! BESOK KE RLUMAH MAMAH!" Gadis itu bersorak.

Kepala Joilin menoleh pada Anya, "nyanya, becok beli bunga yang halum buat mama ya!"

"Oh iya! Joiyin mau pamel drless yang dali om Carga!"

"Eh, jangan yupa bawa king bob dan monyong!"

Joilin bergerak turun dari pangkuan Bian.

"Joiyin mau celita cama Mama, kalo Joiyin mau punya Mama balu yang kalo masak ayam gak perllu kacih kecap udah hitam cendiri!"

"Joiyin mau kacih tau mama juga, kalo mie gorleng buatan cayon mamah Joiyin ada kuahnya."

"Joiyin mau bicikin Mamah kayo Papa udah nggak jadi lifebuoy karlena Nyanya!!"

Sebenarnya Anya ingin kesal. Dalam kondisi seperti ini  Joilin dan julidnya nggak bisa di pisahkan.

Tapi lihatlah, wajah menggemaskan itu membuat Anya tidak tega.

Tapi lihatlah, wajah menggemaskan itu membuat Anya tidak tega

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🦛🦛🦛

Terimakasih sudah setia bersama mereka ya ges ya..

Kangen gak sama Joilin? Apa kangen sama Bian? Atau sama cici? Sksk

Jangan lupa follow ig @aloisiatherin biar dapet info lainnya!

Update lagi kalo komen capai 3K!

Spam next 500 disini!

Spam lanjut 500 disini!

Spam Bian 500 disini !

Spam Anya 500 disini!

Spam Joilin 500 disini!

Spam Jamal 500 disini !

Bad Duda [END]Where stories live. Discover now