❇ '𝐌𝐲 𝐒𝐨𝐧' ❇

4 1 0
                                    

.
.
.

Happy Reading

.
.
.

"Kita harus mikirin gimana caranya biar image Bulan bersih lagi?" kata Luna yang terus bergerak di ruangan itu.

Tapi perkataan Bintang langsung mematahkan semangat Bulan, "istana udah ngerilis pernyataan tentang mereka yang menghukum Bulan."

"Hah?" Luna langsung mengambil alih iPad ditangan Bintang tanpa aba-aba.

Artikel itu terpampang nyata di mata Luna. Ia melihat kebawah yang berisi komentar. Tak ada komentar yang baik bagi Bulan mereka mencemooh Bulan tanpa alasan dengan kata-kata yang sarkas dan kasar.

"Puas lo?" sarkas Surya setelah melihat IPad ditangan Luna.

Luna menatap Surya tajam, "Maksud lo?"

"Inikan yang lo mau? Duduk di tahta dan nyingkirin Bulan." Surya Berdiri, "selamat Tuan Putri! Anda berhasil," katanya dengan nada merendahkan.

Luna langsung meraih kerah kemeja Surya dan menariknya lalu menatapnya nyalang. "Shut the fuck up!"

"Penting kalian ribut sekarang?" gertak Galaksi menengahi.

Luna dan Surya kini kembali saling menatap sebelum akhirnya Luna juga melepaskan kerah Surya dan mundur menjauh.

Galaksi beranjak dari duduknya, "Biar gue yang ngomong sama Ratu Dahlia," katanya sebelum pergi darisana.

"Kak!" ucapan Luna terpotong kala Galaksi yang tanpa belas kasih menutup pintu kamar dengan cepat.

Kemudian Surya menatapnya dengan tatapan tajam sambil menyindir, "nggak tahu malu."

Luna yang kembali terbakar amarah hendak memukul Surya, tapi Bintang menahannya.

"Nggak usah perduliin dia," katanya.

Luna akhirnya meluruh dan mengangguk pelan.

"Biar gue yang urus mereka dulu, lo jaga disini. Jangan khawatir! Ok?" imbuh Bintang.

"Kenapa gue harus diem? Gue mau bantuin Bulan."

"Di keadaan kayak gini? Dimana orang-orang di istana lagi ngeraguin lo dan nyalahin lo," Bintang menghela napas, "Di media mungkin Bulan yang disalahin, tapi disini lo yang disalahin. Kalian berdua sebenernya ada di posisi yang sama. Jadi, lo jangan gegabah. Tapi lo perlu inget, kalo gue pasti nolongin lo. Ok?"

"Tapi Bin ... " ucapannya terpotong kala Bintang menepuk pundak Luna dan pergi begitu saja.

Luna berteriak frustasi kala pintu kembali ditutup dan di kamarnya itu dia ditinggalkan sendirian. Ia mengacak rambutnya kesal.

"Bangsat! Kenapa sih nggak ada yang mau dengerin gue? Gue tahu siapa pelakunya, anjing!" pekiknya yang sudah terlampau kesal.

❇❇❇

Bulan nampak berpikir keras setelah melihat foto itu. Tapi, jika ia terkurung di istana ini dia tidak bisa mencari informasi tentang foto itu. Apalagi handphone Bulan yang di sita sehingga ia tidak dapat menghubungi orang di luar paviliun.

Tapi, dia punya satu ide gila. Jika yang diperkirakannya benar. Malam ini Luna akan keluar dari istana dan pergi ke taman belakang yang tempatnya berhadapan langsung dengan jendela kamarnya.

Dan ternyata tebakannya tidak meleset. Itu benar. Luna benar-benar keluar ke taman belakang. Pasti konflik intern di Istana sangat besar.

I'M PRINCESS? IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang